✏️ 22 TANPA JUDUL [DYLM]

10K 599 53
                                    

25-juni-2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

25-juni-2021

Debli keluar dari kamar dan langsung menghampiri dua wanita yang sedang asik mengobrol.

"Em, Li gue mau pergi bentar. Lo nggak apa-apakan  disini dulu sama bunda" ucap Debli

Rara menengok menatap Debli, sebenarnya ia ingin bertanya mengapa pemuda itu ingin pergi dan dimana ia akan pergi.

Tapi Rara urungkan, lagi pula ia lebih senang di sini bersama Vanes mereka bisa melakukan banyak hal seperti memasak sambil mengobrol.

"Iya gakpapa" jawab Rara.

"udah sana kamu pergi aja, biar Lia sama bunda. Kita mau masak-masak di dapur"ucap Vanes dan Rara tersenyum mengiyakan.

"Yaudah Bun, aku pergi dulu. Jagain mantu bunda baik-baik yahh" ucap Debli sebelum akhirnya pergi keluar.

Rara yang mendengar itu langsung merasa malu, dengan kedua pipi yang sudah memera.

"Haduh anak itu" guman Vanes sambil geleng-geleng kepala.

✏️✏️✏️

Debli pergi ke tempat yang Azzel maksud, sesampai disana Debli mengira jika Azzel membawa anggota Zervanos sehingga ia juga membawa anggotanya.

Ternyata dugaannya salah, Azzel datang seorang diri tanpa satu pun orang teman. Namun ia tetap waspada jadilah banyak teman-teman Debli yang datang ditempat itu.

Azzel menggeram marah, apakah Debli se lemah itu sehingga membawa pasukannya.

"Maksud lo apa datang bareng mereka?!" Tanya Azzel menatap tajam ke arah Debli.

"Kan gue kira lo bakal ngeroyokin gue. jadi gue waspadalah" jawab Debli dengan santai.

Azzel yang mendengar itu langsung maju mendekati Debli dan menonjok wajahnya.

Bukhh!

Bukhhh

Teman-teman Debli yang melihat itu tak terimah dan langsung saja menarik Azzel, dua orang memegang tangan pemuda itu. Kemudian satu orang lainnya memukul perut dan wajah Azzel habis-habissan.

"Gue nggak akan biarin Lia ke siksa lagi sama lo Zel" guman Debli yang hanya didengar olehnya.

Karena melihat Azzel sudah mulai melemah, Debli segera mengirimkan pesan pada Khanza untuk menjemput Azzel. Dan menyuruh anak buahnya berhenti.

Debli kembali ke rumahnya, sedangkan Azzel langsung di bawa oleh Khanza dan Nathan ke rumah pemuda itu.

Rumah Azzel

"Kenapa lo bisa kaya gini sih" kata Nathan yang berada di kamar Azzel dengan pemuda itu yang terbaring lemah di atas kasur.

"Diam, gue males ngomong" ucap Azzel dengan nada dingin.

Nathan hanya memutar bola matanya malas melihat tingkah keras kepala Azzel, lalu keluar. Tersisa lah Imel dan Azzel di dalam kamar.

"Zel, lo kenapa berani sih ngajak Debli ketemu seorang diri. Lo tau kan, Debli itu licik. Gue tau ini semua gara-gara cewek lo itu kan!" Marah Imel  yang duduk di samping Azzel.

"Mel, gue lagi sakit. Lo boleh ngebacot kalo gue udah sembu" jawab Azzel dengan suara sebelembut mungkin.

Imel yang mendengar itu langsung berjalan ke arah pintu hendak keluar, namun terhenti mendengar Azzel kembali berbicara.

"Gue minta tolong, suruh Khanza jemput Lia di rumah Debli . Apa pun caranya suru dia ke sini" pinta Azzel

"Lia mana? Lia anak lo atau Lia-"

"Lia cewek gue"

Imel hanya berdehem lalu keluar menyampaikan pada Khanza yang ada di ruang tengah bersama Nathan dan Rofli tentang permintaan Azzel.

✏️✏️✏️

Setelah segala usaha untuk menjemput  Rara, akhirnya Khanza membawa gadis itu sampai ke rumah Azzel

Rara menatap Azzel sambil meringis, melihat wajah tamvan milik pacarnya yang dipenuhi lebam dan luka. Belum lagi saat ini Azzel tidak menggunakan kaos jadi terlihat jelas bagaiman kondisi perutnya yang juga tak kalah mengenaskan.

"Lukanya udah diobatin?" Tanya Rara berjalan mendekat.

"Nggak" balas Azzel singkat

"Ih diobatin dulu, Azzel" gemas Rara lalu mencari kota P3K

Ia berjalan mendekati Azzel setelah mendapatkan kotak yang ia maksud, ia mulai mengobati luka-luka yang bisa ia obati dengan obat-obattan yang ada.

"Ko bisa kaya gini, kamu tawuran lagi yah" tebak Rara

"Bukan, ini semua gara-gara lo" jawab Azzel datar

"Ko gara-gara aku" balas Rara dengan wajah cemberut

"Lo udah ingkarin janji buat gak dekat-dekat Debli, dan tadi apa? Lo bahkan pergi ke rumahnya kan" jelas Azzel dengan raut wajah kesal

"Iy-iya tapi ka-kamu- nggak harus berantem juga" ucap Rara merasa bersalah

Azzel tidak menjawab, kemudian Rara mengobati wajahnya hingga selesai.

"Aku pulang yah, udah mau magrib." Pamit Rara.

"Gak usah pulang, lo nginep disini" balas Azzel.

"Tapikan"

"Di rumah masih ada Bita sama ayahnya, kalau mau pulang silahkan" ucap  Azzel lagi.

Rara terdiam, dia tidak ingin bertemu dengan dua orang itu. Dan akhirnya ia mengalah untuk menginap saja di rumah Azzel.

Rara berbaring di samping Azzel, dan pemuda itu langsung memeluknya dari samping.

"Gue sayang lo Ra" ucap Azzel, sayangnya Rara tidak mendengar karena ia hanya menghayal menatap langit-langit kamar

"Jauhin Debli" ucap Azzel yang kali ini di dengar oleh Rara

"Jauhin Bita" balas Rara
Dan Azzel tidak menanggapinya lagi .

Rara tersenyum kecut

"Aku tau sekarang bukan imel aja sainganku tapi Bita juga, miris banget" batin Rara.

Tbc

✏️✏️✏️

Aku mau nanya nih, kalian suka cerita ini...

Happy end or sad end?

Dijawab yah! 🥰

DYLM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang