The Prince and ...?

5.6K 400 49
                                    

2500 words, jadi siapkan diri karena cerita ini lumayan panjang.

Notes: Ini bukan Beomgyu harem ya, hehehe. Masih dalam proses kalau yang itu~

🐋

"Pangeran Choi!"

Brak!

Pintu itu terbuka kasar, setelahnya oknum yang membuka pintu tersadar dan membungkuk 90 derajat.

"M-maafkan saya-"

"Tidak apa-apa. Kenapa, Kai?"

"Maaf menggangu waktunya, Pangeran Choi-"

"Sudah aku katakan, untuk panggil saja Beomgyu, bukan?" ucapan Kai, atau Hueningkai terpotong karena sang Pangeran yang memintanya untuk menyebut namanya.

"A-ah maaf. D-diluar ada sosok lelaki dengan wajah yang sangat pucat, B-beomgyu. Jadi kami ingin meminta izin untuk-"

"Lelaki? Di tengah badai salju seperti ini?" tanya Beomgyu kebingungan.

"Iya, Pangeran"

"Hey!"

"M-maaf" Hueningkai lagi-lagi menundukan wajahnya.

Keduanya memang sudah berteman sedari kecil. Tetapi semenjak Beomgyu di nobatkan sebagai pangeran, Hueningkai memutuskan untuk menjaga jarak diantara mereka, itulah kenapa ia merasa sungkan untuk memanggil Beomgyu dengan namanya.

Beomgyu bangun dari duduk nya dan berjalan menuju Hueningkai. Ia menyentuh bahu teman kecilnya itu sembari berucap "Antarkan aku kesana"

 Ia menyentuh bahu teman kecilnya itu sembari berucap "Antarkan aku kesana"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lelaki yang malang"

"Bagaimana dia bisa bertahan di tengah badai salju seperti ini?"

"Entahlah, tapi karena kemurahan hati sang pangeran, lelaki itu bisa selamat"

"Benar sekali, Pangeran Choi memang sangat baik"

Lelaki yang digosipkan itu sedang berada di kamar tamu. Itu adalah perintah Beomgyu sendiri. Seharusnya sang ayah, Raja Choi lah yang memerintah. Dikarenakan sang Raja sedang berada di negara lain, Beomgyu lah yang mengambil alih.

Sosok Beomgyu sedang berada di dalam kamar itu, hanya berdua dengan lelaki yang masih tertidur -entah pingsan- Tadi saat para tabib kerajaannya memeriksa lelaki itu, mereka mengatakan kalau lelaki itu hampir saja terserang hipotermia. Suhu tubuhnya sangat dingin, juga tangan-tangannya sudah kaku membeku. Itulah mengapa Beomgyu menaruh lelaki ini di kamar tamu.

Ia maju selangkah untuk mendekati sang lelaki yang masih tertidur itu. Tatapannya terarah pada wajah sepucat kertas itu dengan surai pirang nya. Wajahnya sangat mempesona, walau ia sedang tertidur.

Korte Verhalen | TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang