Chaos -3

2.2K 258 18
                                        

Hari kelima dan Yeonjun belum sadar. Taehyun sudah gusar, ia ingin segera menyelamatkan Beomgyu tetapi fisiknya masih lemah. Saat ini ia berada di dalam ruangan pribadi milik Taehyung. Barusan Taehyung menyuruhnya untuk datang ke kantor miliknya.

"Ada apa, Taehyung hyung?" tanya Taehyun tanpa basa-basi setibanya ia diruangan itu.

"Kemari lah" pinta nya. Saat Taehyun sudah berada disampingnya, Taehyung segera menjelaskan sesuatu yang berhasil ia temukan.

"Aku berhasil menemukan sinyal terakhir kali Beomgyu berada. Earpiece yang terpasang ditelinganya masih mengantarkan sinyal hingga sehari yang lalu, lihat"

Taehyun menarik sebuah kursi mendekat dan melihat dengan seksama.

"Itu, titik merah itu adalah titik terakhir kali earpiece Beomgyu berfungsi. Saat aku melacak tempatnya, itu berada di Latina, Italy" jelas Taehyung. "Dan jika aku mengikuti pola yang mereka buat, maka prediksi ku adalah mereka akan berada di Taranto"

"Sial, sejauh itu?"

"Aku tau. Aku sudah menyiapkan pesawat pribadi. Kita akan segera berangkat saat Yeonjun sadar dan memulihkan diri"

"Hyung!"

Pintu itu terbuka kasar. Dari arah sana munculah si pemuda Jeon.

"Kenapa, Kook?" tanya Taehyung.

"Yeonjun! Dia sudah sadar!"

Beomgyu membuka matanya yang terasa sangat berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beomgyu membuka matanya yang terasa sangat berat. Ia memegang kepalanya yang berdenyut kencang. Perlahan ia terduduk dan berusaha untuk mengingat apa yang sebelumnya terjadi.

"A-aku dimana?"

Dirinya mulai panik saat melihat ruangan yang terasa asing baginya. Ini bukan tempat ia disekap, ini lebih mirip dengan sebuah kamar dengan ranjang besar yang sedang ia duduki sekarang. Ada sebuah lemari besar dengan meja juga sofa di ujung kamar. Dan di kamar ini tidak ada jendela. Hanya ada dua buah pintu dengan warna berbeda.

Beomgyu memaksakan dirinya untuk terbangun dan menyeret kaki kanannya. Pahanya masih berdenyut nyeri, dan Beomgyu bisa merasakan paha kanannya yang mulai mati rasa.

"Pintunya terkunci"

Beomgyu bergerak perlahan untuk menghampiri pintu yang satu lagi. Saat pintu berwarna putih itu terbuka, ia hanya melihat kamar mandi berada di dalamnya.

"Mencari tempat untuk kabur?"

Beomgyu segera membalikan tubuhnya dan merapatkan punggung pada dinding saat melihat sosok Daniel yang berdiri dihadapan pintu yang sebelumnya terkunci itu.

Itu dia satu-satunya jalan keluar, batin nya.

"Kamar mandi yang bagus bukan? Ingin mandi bersama denganku?" ajak Daniel.

"Bahkan tidak dalam mimpi mu!" teriak Beomgyu.

"Well..."

Daniel melangkahkan kakinya menuju hadapan Beomgyu. Tangan Beomgyu berusaha meraih vas bunga disampingnya. Sebelum tangannya mendapatkan itu, gerakan Daniel lebih cepat darinya. Daniel segera mengangkat kedua tangannya di atas kepala dan menguncinya.

Korte Verhalen | TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang