Bab 16

87 5 0
                                    

"Sudah menentukan hari pernikahan," tanya Azzam.

"Sudah, seminggu setelah lebaran," jawab Keysa begitu antusias.

"Baik, semoga lancar hingga hari H nanti," ucap Azzam tersenyum kepada Keysa, yang dibalas juga oleh wanita itu.

Mereka berdua begitu bahagia, dan beberapa kali mengukir Senyuman di sekitar wajahnya. Namun mereka berdua tidak menyadari, bahwa yang dibincangkan, ternyata didengar oleh seorang wanita mengenakan gamis biru tosca dengan hijab senada, tak jauh dari Azzam dan Keysa.

Tubuh wanita itu mendadak lemas, ketika apa yang baru saja didengarkannya. Kedua tangan meremas gamis yang dikenakan itu, terlebih dada wanita tersebut terasa panas sekaligus sesak. Dia berusaha menghilangkan pikiran negatif yang terus berkecamuk dalam pikirannya dengan terus beristighfar. Namun kenyataan harus memaksa dia merasakan kepahitan, ketika mendengarkan Azzam mengatakan Keysa akan bahagia nanti saat menikah.

Nadhira mundur beberapa langkah, agar keberadaannya tidak diketahui oleh Azzam. Dia berusaha menahan air mata yang sudah memenuhi kedua kelopak matanya. Namun usaha itu, sia-sia cairan bening itu akhirnya jatuh membasahi pipi wanita berparas cantik itu.

Dengan cepat langkahnya menulusuri lorong masjid, dia tidak peduli dengan beberapa orang yang memperhatikannya, Nadhira segera menuju ke tempat wudu, dia kesitu bukan untuk berwudu, melainkan untuk membasuh mukanya agar tidak satupun orang termasuk teman-temannya, mengetahui dia habis menangis.

Sesuai itu dia keluar dari tempat wudu dan mengambil ponsel yang ditaruh didalam tas. Nadhira membuka aplikasi ojol berlogo helm untuk memesan taksi online. Dia menunggu di pelataran masjid, setelah menunggu beberapa lama, taksi online yang sudah dipesan datang juga, Nadhira segera bergegas menuju ke taksi online tersebut.

"Mbak Nad, mau kemana," tanya Adinda, tapi tidak ada jawaban dari wanita itu. Membuat Adinda mengenyerit keheranan.

"Eh loe, tadi darimana? Sini dulu lah sama- teman-teman." Fani memegang pergelangan tangan Nadhira. Namun langsung dilepaskan oleh wanita tersebut.

"Teh mau kemana?" Kini Maya giliran bertanya, karena dia merasa ada hal sesuatu telah terjadinya, hingga membuat Nadhira mendadak diam.

"Kamu ada masalah Nad?" Tanya Kaffa.

Baru Nadhira menghentikan langkahnya, kemudian menoleh kebelakang kearah teman-temannya.

"Aku baik-baik kok, aku ingin pulang dulu ya, taksi online sudah menungguku disana," katanya mempercepat langkah menuju mobil berwana hitam itu.

"Eh loe, gak bareng saja sama gue Nad." Fani mengerut bingung, melihat sikap temannya yang mendadak berubah.

Lagi air mata kembali mengaliri kedua pipinya, ia harus merasakan kenyataan yang begitu menyakitkan. Pria yang sudah beberapa Minggu ini yang telah membuatnya menjatuhkan hati kepadanya, ternyata tanpa disangka akan menjadi menjadi milik orang lain.

"Kenapa neng kok menangis begitu," tanya driver taksi online, saat mengetahui dirinya sedang menangis.

"Gak ada apa-apa kok pak, ayo pak jalan sesuai yang tertera di aplikasi," ucap Nadhira sembari menyeka air matanya, kemudian dijawab oleh driver dengan anggukan. Nadhira menyandarkan kepalanya di kaca mobil, sembari memandangi lampu jalan yang mulai satu persatu menyinari jalanan ibukota yang mulai gelap.

🌙🌙🌙

Canda Azzam mendadak berhenti, setelah mendapati wanita mirip Nadhira, berjalan terburu-buru masuk kedalam mobil. Wanita itu terus menyeka kedua pipinya.

Nadhira? Ada apa dia sedang terburu-buru, batinnya.

Keysa yang disampingnya, tapi tidak terlalu dekat mengerut bingung, ketika pria yang menjadi lawan bicaranya itu, mendadak diam. Terlebih wajah terlihat datar.

Jodoh Sebelum HilalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang