Bab 5 = Beomgyu dan Peramal

411 123 5
                                    

Shin Ryujin
3 hari setelah absen

"Masuk!" Sungchan menjemputku memakai mobilnya. Aku harus masuk sebelum aku terlihat oleh Somi, Soojin dan terutama

Choi Beomgyu.

Pilih Aku

"Kita mau kemana?" tanyaku sembari meminum air mineral. Sungchan mengendarai mobilnya tanpa menjawab pertanyaan dariku. Tidak, seharusnya dia menjawab karena jika dirinya beralasan untuk tetap fokus dalam menyetir, bukankah seharusnya dia lakukan hal itu disaat dia menjemputku di rumah Beomgyu agar tidak terlihat curiga saat ini.

"Sungchan?" panggilku kembali. Sungchan masih berfokus kepada kemudinya. Mungkin mood nya lagi buruk mengingat temannya bukanlah temannya saat ini. Jika aku melihat Nako (temanku) seperti ini mungkin reaksi ku sama seperti Sungchan selain aku tidak bisa membawa mobil seperti dirinya.

"Bentar lagi sampai," ucapnya tiba-tiba.

"Maksudnya,"

Mobil pun berhenti. Aku melihat dari kaca sembari membaca judul toko yang tertera di atas gedung kecil tersebut.

"Propecy, hah? Maksudnya kita ke tempat peramal?" wajahku mengarah kepada Sungchan yang sudah melepas safety beltnya. Anak itu tidak menjawab pertanyaanku ini, dia lebih memilih untuk keluar meninggalkanku sendirian di mobil  brengsek ini. Lebih baik aku ikut dengan Sungchan daripada mematung diri dan kehabisan nafas di mobil.

Aku membuka pintu mobil. Ku tutup kembali setelah aku keluar dari mobil. Sungchan masih tidak menungguiku, lebih tepatnya dia langsung masuk ke tempat peramal yang sepertinya sudah diliriknya sebelum dia memutuskan membawaku ke tempat ini.

"Sungchan, tunggu." aku berlari pelan menghampiri bocah brengsek itu. Dia sudah masuk yang artinya aku harus masuk ke tempat itu. Ku tarik kenop pintunya dan ku dorong pintu itu. Kemudian terpampanglah isi toko dengan lampu kerlap-kerlip mengelilingi dinding.

Lampu itu hidup dan mati seketika aku masuk, dengan campuran warna hijau, kuning, biru, dan merah, warna itu bercampur dari ungu. Aneh sekali karena warna murni seperti merah, biru, dan kuning jika dicampurkan menjadi coklat.

Apakah kuning tidak mendominasi dari para warna murni? Karena merah campur biru lah yang menyebabkan warna ungu. Dan bagaimana kabar warna hijau? Apa gunanya warna hijau?

Ah brengsek! Aku harus mencari Sungchan dibandingkan penasaran dengan lampu kerlap-kerlip ini. Ku temukan Sungchan sedang berbicara dengan lelaki yang berperawakan lebih tua dari kami. Wajahnya terbilang imut namun aku tahu dia lebih tua dari kami.

Aku berjalan menuju ke arah Sungchan dan orang itu. Sejenak aku mendengar pembicaraan singkat dari mereka.

"Om Benji ada kan bang?" tanya Sungchan. Aku melirik orang yang dipanggil Bang oleh Sungchan.

"Om Benji, Om Dabin, Om Giri juga ada. Kalau lu perlunya Om Benji bentar ya gua panggilin," dia berbalik arah membelakangi kami.

"Tunggu!" sahutku.

Pria itu berbalik arah menghadap ke arah kami lagi. "Nama kakak siapa? Mana tau gua butuh lu tanpa Sungchan kak," tanyaku.

"Noel, panggil ajalah Noel." ucapnya. Jika orang ini memperkenalkan namanya Noel, maka akan kupanggil dia Noel. Sembari aku mengangguk dengan senandung kata-kata Noel dengan pelan, Noel menatap kami berdua.

"Bentar gua panggilin Om Benji, coba cerita dulu inti masalahnya apa,"

"Teman kami di rasuki bang," jawab Sungchan langsung tanpa jeda. Aku mengangguk sebagai saksi kedua, begitu Noel mengerti jawaban dari Sungchan, dia masuk ke dalam pintu berwarna ungu tua tidak seperti lampu yang warnanya ungu muda.

Pilih Aku Beomgyu = War For The Pigs ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang