Shin Ryujin
9 hari setelah absen"Beomgyu genit anjir!" teriak Winter begitu melihat Beomgyu yang masih berdiri disana. Meskipun sedikit orang yang berada di dekat kami, mereka tetap melihat ke arah Beomgyu. Dan kejadian ini tidak membuat Beomgyu tidak menatapi kami bertiga.
"Bisa jadi gue mati nih nyusul Seungchan kalau kaya gini jadinya," keluh Yuri dengan nada yang pelan. Aku yang juga ikut mendengar langsung berjalan meninggalkan Yuri dan Winter karena aku takut jika mereka jadi korban lagi. Namun, disaat aku berjalan, Yuri dan Winter mengikuti kemana aku pergi meninggalkan Beomgyu yang masih berdiri disana.
"Gak! Kalian disini aja, maaf banget gue ngasih tau semuanya ke kalian." cukup sudah, aku tidak bisa membahayakan orang lain lagi. Harus aku yang melawan lima iblis ini, tidak boleh mereka.
Tapi aku ingat bahwa kartu ku berkata aku dilindungi oleh seseorang untuk membantuku melawan para musuh jahat. Apakah mereka berdua orangnya? Jika iya, mengapa aku tidak yakin?
"Kami udah terlanjur tau, mau gimanapun Beomgyu udah catat nama kami," Winter berbicara kepadaku sedangkan Yuri melihat ke arah Beomgyu yang sudah pergi dari kamar mandi wanita.
"Ayo kami bantu..." tambah Winter yang mengulurkan tangannya kepadaku.
Baiklah, sepertinya aku tahu bagaimana peran mereka.
• Pilih Aku •
Aku menyuruh mereka pergi ke rumahku disaat aku sedang berjalan menuju ke rumah Beomgyu. Yang aku bawa kali ini berbeda, bukan papan ouija dan juga bukan penangkap mimpi.
Aku membawa pisau. Hanya satu pisau yang mungkin akan berguna nantinya, dan juga obat tidur. Aku membutuhkan suntikan obat tidur.
Meskipun peramal itu mengatakan sesuatu yang benar-benar terjadi, bisa saja aku bisa mengubah takdir bukan? Meskipun ujung-ujungnya rencanaku berhasil, setidaknya aku tidak ingin mengubah ujung ramalan yang indah.
Aku hanya tidak percaya bahwa aku dibantu oleh orang, aku harus menyelamatkan Beomgyu sendirian. Sudah menjadi tanggung jawabku. Memanjat kamar Beomgyu tidaklah menjadi penghalang bagiku untuk menolong Beomgyu.
Hari ini akan ku akhiri semuanya, tidak ada lagi dari kami yang menderita dari pengejaran iblis di mimpi. Akan kubunuh semua iblis itu, Beomgyu, kita akan membunuh semua iblis itu.
Kaca jendela yang ku pecahkan masih belum diganti oleh Ibu Beomgyu. Aku jadi berterimakasih kepadanya karena aku tidak perlu melempar batu bahkan tidak perlu menggoreskan tanganku lagi meskipun waktu itu tidak disengaja.
Aku langsung masuk ke kamar Beomgyu. Saat ini dia tidak berada di kamarnya, dan biasanya jam delapan malam memang waktunya untuk makan malam bersama keluarga. Dan aku harus bersembunyi di balik pintu agar aku bisa menyerangnya dengan tenang.
"Ma, Beomgyu ngerjain pr dulu ya," Beomgyu berteriak kepada Ibunya lalu dia memasuki kamarnya. Aku sudah mengeluarkan suntik yang berisi dengan obat tidur. Ketika dia membuka pintunya, dia berhenti sejenak lalu berbicara disaat aku pertama kali menyusup di kamar Beomgyu.
Namun perbedaannya kali ini aku tidak takut.
"Mau sampai kapan lagi kamu begini Shin, kalau kamu menyerah, semua yang kamu alami ini akan berhenti. Kamu aman dan saya juga aman, kita sama-sama diuntungkan Shin," Beomgyu menutup pintunya. Disaat itu aku langsung mengayunkan tanganku untuk menancap suntik itu disekitar tubuh Beomgyu.
Namun Beomgyu berbalik arah menghadapku sehingga dia bisa menangkis tanganku dengan tangannya. "Saya suka dengan pejuang, kalian berdua berjuang untuk satu sama lain, saya jadi tersentuh." tenaganya begitu kuat bahkan dia bisa membuat tanganku lemas seketika.
Namun, tidak hanya tanganku saja yang bisa menjadi penyerang. Kaki yang sudah kugunakan selama aku hidup juga menjadi penyerang. Oleh karena itu, aku menendang lutut Beomgyu dengan kuat.
"Argh..." ketika Beomgyu kesakitan, aku menendang kaki itu untuk kedua kalinya. Lalu tangannya melemah, ku dorong Beomgyu menuju tempat tidurnya disaat dia sedang menahan rasa sakit.
Aku tidak boleh menjedanya, aku menendangnya berkali-kali sama seperti Seungchan yang menendangnya diwaktu dia menyelematkanku. Tidak hanya menyelamatkan Beomgyu, aku juga ingin membalas dendamku demi Seungchan. Jadi iblis, rasakanlah tendanganku yang kuat ini.
Bughh...
"Jiwa lo boleh orang lain, tapi kalau badan lo masih Beomgyu juga percuma karena dia paling sakit ditendang di kaki." jelasku. "Makanya milih orang itu kaya The Rock aja biar lo bisa nguasai dunia, bukan kami berdua," ucapku sebelum menancapkan suntikan itu di leher Beomgyu.
Beomgyu dengan reflek menendangku sehingga aku terpental. Dilepasnya suntikannya lalu dia menatapku. Dia berjalan, namun tiap langkah semakin pelan dan lemah.
Aku yang berusaha bangkit dari jatuhku kini tertindih oleh Beomgyu yang pingsan. Karena badannya berat, aku jadi susah untuk bergerak. Namun aku sadar, bahwa posisi kami ini menyerupai posisi yang bagus untuk masuk ke dalam dunia lain.
Dosis yang kugunakan untuk membius Beomgyu sudah habis kupakai. Jadi tidak ada dosis untukku agar aku tertidur. Namun tenang saja, Shin Ryujin pasti akan tertidur jika dia ingin tertidur. Karena Beomgyu, aku bisa tidur sepuasku dan saat ini aku juga bisa tertidur tanpa menggunakan obat tidur.
Beomgyu, tunggu aku disana.
Kalian kira tahun depan lagi kan updatenya...hehehe, kalian salah. Ini update
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilih Aku Beomgyu = War For The Pigs ✔️
HorrorBeomgyu si cowok populer mengejar si cewek yang selalu di bilang "pick me girl" oleh teman-temannya. Cewek itu terganggu akibat rayuan Beomgyu sampai Beomgyu tidak hadir ke sekolah. Rasa ingin tahu cewek tersebut menuntunnya mencari tahu alasan kena...