Bab 13 = Ryujin dan Ouija

305 110 7
                                    

Shin Ryujin
8 menuju 9 hari setelah absen

"Kak, ini berapa harganya?" tanyaku kepada Noel yang sedang melihat kotak yang kupegang.

"Gratis,"

Pilih Aku Beomgyu

Jam dua belas malam aku akan menyelinap ke rumah Beomgyu. Tidak tahu pasti tapi aku akan membawa papan ouija yang aku ambil dari toko supernaturalnya Noel, tak perlu bayar orang itu mengerti situasiku.

Rencana untuk keluar dari jebakan ini memang satu yaitu membunuh Beomgyu, tapi dia hanyalah pria yang kerasukan meskipun aku membencinya setengah mati tapi pria itu mempunyai masa depan yang cerah melebihi diriku.

Melihat Beomgyu seakan dirinya berperan menjadi tokoh utama di setiap film, hal itu membuatku iri terlebih lagi pastinya pria ini akan menyelesaikan ulangan matematika dengan mudah, untuk apa aku membunuh seseorang dengan masa depan yang cerah? Mungkin aku bisa kabur darinya tapi saat ini aku tidak tahu kemana tujuanku.

Beomgyu yang palsu tahu aku berteman dengan Jaehyuk, Asahi, Winter, dan Yuri. Dahulunya aku ditemani Seungchan tapi pria itu menjadi korban dari kejadian ini. Aku tidak perlu mengorbankan seseorang lagi.

Noel dan kelompok cenayangnya? Dia sudah banyak membantuku. Jika mereka menganggapku beban, mungkin saja mereka tidak akan membantuku lagi.

Bagaimana dengan paranormal? Apakah aku harus menelfon paranormal? Tapi masalahnya aku bukanlah orang yang religius. Aku saja masih tidak mempercayai setan bisa menampakkan diri sampai saat ini. (Kalau kerasukan aku sudah pernah lihat)

Hanya satu orang yang tersisa untuk menjawab serta membantuku menyelesaikan masalah ini.

Orang itu adalah Choi Beomgyu. Dan aku butuh Ouija untuk memanggil Beomgyu di alam lain.

Apakah berhasil? Entahlah kita lihat saja. Namun pertama-tama, aku harus berdoa sampai ke tujuan tanpa halangan apapun, dan yang kedua aku harus berdoa agar tidak jatuh saat memanjat pohon yang mendekati jendela rumah Beomgyu. Tentunya aku mengambil dua peniti serta batu, jika peniti tidak cukup untuk membuka kunci jendela, maka akan kugunakan batu sebagai senjata alternatif membuka jendela.

•••

Prang!

Batu yang kulempar tadi akhirnya mengenai jendela Beomgyu. Tentunya suara ricuh terjadi namun rumah Beomgyu tidak banyak tetangga. Suara kaca pecah begini pasti tidak akan didengar oleh para tetangga.

Aku dengan perlahan memecahkan kaca tanpa melukai tanganku meskipun jari telunjukku sedikit tergores ke bagian ujung kaca yang pecah. Rasanya sakit seperti disuntik, namun rasa itu hilang seketika aku melihat ada lampu yang menyala. Hal yang pertama aku lirik adalah peletakan sepedaku.

Aku meletaknya di belakang pohon besar ini dengan keadaan tertidur karena jika aku memarkirkan sepedanya dalam keadaan normal, bisa saja orang tua Beomgyu tahu aku ada disini dan aku harus berpikir jernih bagaimana cara menghindari orang tua Beomgyu.

Dengan menentukan waktu yang tepat.

Tentunya aku memanjat pohon itu untuk yang kedua kalinya. Dengan cara yang sama aku memanjat pohon itu. Barang yang kubawa tidak perlu dikhawatirkan karena aku sudah memasukannya ke dalam tas dengan aman.

Ranting ke ranting aku panjati pohon sialan ini sampai akhirnya aku berada di samping jendela kamar Beomgyu. Aku harus mengintip apakah ada Beomgyu di kamarnya.

Tidak ada sama sekali.

Karena rasa curigaku kepada kamar ini, aku mengeluarkan dengan satu tanganku barang yang ku ambil di tas. Hal yang pertama kukeluarkan adalah penangkap mimpi yang aku ambil dari toko Noel. Karena katanya penangkap mimpi ini gratis, aku ambil sembari mendengar penjelasan dari Noel.

Pilih Aku Beomgyu = War For The Pigs ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang