Bab 9 = Beomgyu dan Kabarnya

311 107 2
                                    

Shin Ryujin
7 hari setelah absen

Sebelum ulangan matematika, aku memutuskan untuk tidak belajar karena aku menghadiri upacara pemakaman Seungchan. Aku ditemani oleh semua teman kelasku apalagi nasib Somi dan Soojin belum ada yang tahu.

Yang aku ketahui hanyalah Beomgyu menyaksikan pemakaman temannya bersama kami.

• Pilih Aku Beomgyu •

8 Hari setelah Absen

You know he can't save you, ucapan itu selalu terbenak di batinku. Entah kenapa yang dibilang Beomgyu itu benar, buktinya Seungchan tidak bisa menolongku saat ini. Siapa yang akan menjadi pengganti Seungchan? Atau apakah aku berjuang sendiri?

Aku mengambil buku matematika hanya untuk meletakannya di laci bawah mejaku agar aku bisa mencontek rumus aljabar atau yang lain, aneh bahkan aku lupa apa yang mau aku pelajari. Untungnya setelah aku meletakan buku Matematika itu, Pak Sungcheol datang tepat waktu dengan manik wajah yang susah ditebak.

Tidak ada membawa kertas sama sekali. Bahkan emosinya serasa kehilangan sesuatu yang berharga.

"Maaf kita tunda lagi ulangannya, teman kalian Somi dan Soojin ditemukan di hutan bersama orang lain berjenis kelamin berbeda. Kata polisi, mereka bertiga korban dari pembunuh," jelas Pak Sungcheol, jantungku berdegub kencang mendengar berita itu. Apalagi suara Pak Suncgheol bergetar yang membuatku percaya bahwa mereka menjadi korban Choi Beomgyu.

Dimana orang itu sekarang?

"Katanya salah satu diantara mereka masih selamat, kalian doakan aja itu teman kalian ya,"

"Beomgyu kok gak datang?" Gumamku sembari mendengar ucapan Pak Sungcheol, rasa panik ku terpenuhi karena mendengar korban satunya berjenis kelamin berbeda. Bisa saja orang yang berjenis kelamin berbeda itu Beomgyu. Jangankan bisa saja, sudah pasti dia adalah Beomgyu.

Dan aku tidak bisa memberi tahu hal ini kepada siapa-siapa lagi, artinya aku harus berjuang sendiri.

"Saya kembali ke kantor untuk dapat penjelasan lebih rinci, oh iya sabtu depan kita bakal ada kelas tambahan, jangan lupa datang ya..."

"Iya pak," sahut teman kelasku semua.

"Oh iya Winter atau Mashiho bisa bawa catatan ke rumah Beomgyu, kemarin kan Ryujin udah nganter..."

"Saya bisa kok pak," aku mengangkat tanganku setinggi mungkin agar Pak Sungcheol melihatku atau setidaknya dia melirikku saat ini.

Pak Seungcheol memberikan tatapan heran kepadaku seakan aku kesurupan, "Yakin kamu?" tanya Pak Sungcheol. Tentunya aku mengangguk sebagai jawaban, aku harus yakin akan hal ini kalau tidak aku tidak akan mendapat pertanyaan terlebih lagi tidak ada bantuan Sungchan sama sekali.

"Yakin banget pak,"

"Okelah bentar saya ke kantor kasih buku-buku untuk Beomgyu biar bisa dipelajari," ujarnya. Aku menurunkan tanganku sembari mengangguk, karena anak itu pintar dan selalu mewakilkan sekolah, aku rasa memang sebenarnya sikap guru terhadapnya seperti itu. Dia selalu mendapatkan nilai tinggi, guru akan memberi keringanan kepadanya, tidak seperti aku yang memisuh terhadap ulangan Matematika.

Pak Suncheol keluar dengan langkah yang cepat membuat kami semua berbicara tentang kasus Somi, Soojin, dan kemungkinan dia Beomgyu terutama Winter yang ada di depanku sedang berbicara dengan Yuri si anggota anak band di sekolah.

"Yur, kok bisa ya?" tanya Winter, sembari mencatat sesuatu, aku mendengar percakapan mereka meskipun aku bosan mendengar nama Somi dan Soojin.

"Entahlah, tapi memang mereka itu terlalu idealis banget gak sih sebagai cewek, memang derajat kita bisa rendah tapi jangan jadi rendahan juga sampai mudah di bunuh gitu," jelas Yuri, aku setuju sekali dengan pendapat temanku yang realistis ini.

"Gue rasa sih Beomgyu yang bunuh," potongku. Mereka berdua langsung melihat ke arahku dengan tatapan terkejut, karena itu aku menggeserkan bangku menuju ke meja mereka berdiskusi tentang kasus ini.

"Gak gitu jugalah Ryu, sementang Beomgyu suka sama lo belum tentu lah dia yang bunuh," bela Winter. "Lagian siapa sih yang tega bunuh temannya sendiri?"

"Entahlah mungkin Beomgyu?" ucap Yuri. Tatapan Winter semakin terkejut setelah mendengar nama Beomgyu terucap dari suara Yuri. "Bisa jadi loh Nter, buktinya Ryujin sering ditindas sama Somi Soojin, Beomgyu udah ga ada cara lagi buat berhentiin mereka, bisa aja nyawa mereka diberhentiin Beomgyu karena cuma itu satu-satunya cara," jelas Yuri.

Winter menggelengkan kepalanya, "engga mungkin, meskipun begitu Beomgyu kan sakit, buktinya aja tulisannya sampai beda tuh sama yang dulu, ga usah suudzon Yur, ga mungkin lah dia yang bunuh."

"Yaelah disitulah letak salahnya, jelas banget ini suspect pertama itu Beomgyu," ucapnya. Yuri ingin menjadi detektif, tapi orang tuanya mengatakan hal itu mungkin atau tidak bisa terjadi karena dia selalu menonton film detektif terutama Law&Order. Bahkan dulunya sebelum kami naik kelas, dia berinteraksi dengan kakak kelas kami hanya membicarakan tentang kasus yang hangat.

Maka dari itu aku butuh jawaban dari Yuri. Namun kata-kata itu selalu terbenak di kepalaku.

"You know he can't save you,"

"Kenapa Ryujin?" tanya Winter saat aku tak sengaja mengucapkan kata-kata itu. Aku menggelengkan kepalaku, tidak bisa. Aku tidak bisa mengharapkan bantuan mereka atau mereka akan bernasib sama seperti Seungchan.

"Gak ada, gua mau ketoliet dulu. Bilangin ya sama Pak Sungcheol kalau gua belum balik," aku berdiri tanpa menggeser kursiku kembali ketempatnya, namun mereka tidak terbebani.

"Oke Ryujin," kata Yuri seraya mengacungkan jari jempolnya. Karena sudah diwakilkan oleh Yuri, aku dengan cepat keluar dari kelas merefresh diriku sendiri.

Jika dia mengejarku maka kejar saja aku brengsek. Tidak perlu tambahan orang lain. Aku akan bersedia memperhatankan diriku agar tidak dibunuh olehmu Beomgyu, jika kau ingin membunuhku maka aku harus terpaksa membunuhmu terdahulu sebelum kau berancang-ancang melayangkan pisaumu kepadaku.

Pilih Aku Beomgyu = War For The Pigs ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang