Shin Ryujin
6 hari setelah absenSatu hari Beomgyu, Ryujin, dan Soojin tidak datang ke sekolah membuat diriku entah kenapa lebih nyaman sekarang. Apalagi hari ini juga tidak ada tanda-tanda Beomgyu datang.
Aku yang capek ini memutuskan untuk tidur terdahulu sebelum belajar Matematika karena besok kami ulangan.
• Pilih Aku Beomgyu •
Aku berlari menuju semak-semak untuk berlindung dari pria lentera itu. Warna hijau dan kuning selalu mengelilingi kemana aku bersembunyi, warna ini menuntunku bertemu dengan pria lentera brengsek itu.
Dan lentera yang dibawanya berwarna hijau dan merah.
"Ryujin!" Asahi memukul mejaku sehingga aku terbangun dari kejutan. Aku mengucek mataku terdahulu sebelum menelaah apa yang dibilang Asahi saat ini.
Asahi sedari tadi menjelaskan hal yang belum aku tangkap bahkan dia menggoyangkan bahuku untuk membuatku sadar, sepertinya satu-satunya cara untuk membuatku sadar adalah...
"Ter, coba tampar Ryujin dulu, gua cowok jadi ga bisa nampar dia," Winter meliha ke arah Asahi dengan tatapan aneh. "Emang boleh sama Ryujin?"
"Boleh lah," jawab Asahi. Winter ragu-ragu ingin menamparku, konflik kami tidak ada (mungkin sedikit karena aku sibuk menanyakan dirinya akibat suruhan Jaehyuk). Untuk apa Winter menampar-
PLAK!
Kepalaku jadi miring menghadap ke arah jendela, kurasa pipiku akan merah akibat bekas tamparan kuat dari Winter.
"Anjing!"
"Akhirnya sadar, makasih ya ter," Asahi mendorong Winter untuk menjauh darinya. Padahal Winter mungkin ingin meminta maaf kepadaku tapi tidak masalah, aku akan memaafkannya.
Aku mengelus pipi bekas tamparan Winter, ku tatap Asahi dengan tatapan tajam karena pertama, dia menamparku melalui Winter dan yang kedua, dia mengganggu tidurku.
"Beomgyu, Soojin, Somi, sama Seungchan kaga datang hari ini, mereka absen bareng ya?" tanya Asahi kepadaku. "Elu kan putrinya Beomgyu sama pacar Seungchan, gua penasaran kenapa mereka absen bareng," sambungnya lagi.
"Hi, gua juga penasaran kenapa mereka absen bareng," gumamku yang di dengar oleh Asahi. Pria itu menghela nafasnya, mungkin kesal karena tidak dapat jawaban dariku. "Okelah, jangan lupa besok ulangan matematika, mau gua ajarin sekarang ga? Numpung jamkos nih," ajaknya. Tentu saja aku mengangguk, sehari tanpa ada kegiatan paranormal membuatku menjadi normal.
Aku harus mempertahankan ini.
"Bentar ya Hi, ambil buku coret-coret di loker," Asahi mengangguk. Akupun beranjak dari kursi menuju lokerku, kubuka dengan passwordku dan lokerku akhirnya terbuka. Disana aku melihat buku coret-coret yang sering kugunakan untuk menjawab pertanyaan matematika serta...
Kertas hijau?
Aku mengambil dua kertas tersebut. Sebelumnya aku melirik ke arah Asahi, melihat apakah anak itu penasaran atau tidak. Ternyata dia bermain game di ponselnya, kulihat lagi orang-orang yang ada di kelasku.
Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Aku langsung membaca isi kertas hijau tersebut. Melihat kata pertama, aku baru sadar bahwa Seungchan menyebutkan dia merevisi surat dari Somi dan Soojin. Aku tidak tahu bagaimana nasib mereka tapi aku mencoba untuk tenang dan merasa bahwa mereka berempat sedang mengerjaiku.
Setidaknya pemikiranku yang ini lebih baik daripada menyatakan Somi ataupun Soojin mati di tangan Beomgyu yang bermata ungu. Kenapa matanya berwarna ungu?
Ah perduli setan, aku membaca isi dari surat tersebut.
Kepada YTH Hanada Asahi,
Silahkan ke labor kimiaSurat singkat tanpa anagram atau berangram aku tidak tahu, tapi tulisan Beomgyu disini rapi sekali layaknya tulisan wanita. Tulisan Beomgyu tidak pernah rapi meskipun dia pintar.
Aku mencoba baca surat yang kedua.
Kepada YTH brengsek kalian semua
Soojin dan Somi 'dia' simpan di gudang alat olahraga, jika ada darah disana, sudah pasti itu ulah darinya.
Aku meremukam kertas tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Stigma ku kembali menyerang seketika pikiran tentang labor kimia dan kenapa suratnya ditujukan untuk Asahi.
Sebelum Asahi melihat, maka aku akan melihatnya terdahulu.
Aku berjalan keluar meninggalkan Asahi yang masih sibuk dengan gamenya, aku berjalan menuju ruang labor kimia dimana kain jendelanya masih ditutup, seketika aku gerakan kenop pintunya, pintu itu tidak terkunci sama sekali. Kubuka pintunya dan melihat sesuatu yang tak seharusnya kulihat. Mungkin tidak seharusnya aku melihat ini.
Tidak ada yang bisa kulakukan selain berteriak kencang,
"ASTAGA! TURUNIN DIA!" teriak kakak kelas yang lari pertama ke arahku. Semua yang ada di sana bergotongan menurunkan orang yang baru saja menggantungkan dirinya.
Seungchan! Kenapa harus gantung diri brengsek!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilih Aku Beomgyu = War For The Pigs ✔️
HorrorBeomgyu si cowok populer mengejar si cewek yang selalu di bilang "pick me girl" oleh teman-temannya. Cewek itu terganggu akibat rayuan Beomgyu sampai Beomgyu tidak hadir ke sekolah. Rasa ingin tahu cewek tersebut menuntunnya mencari tahu alasan kena...