14.Hands

175 22 1
                                    

Jangan lupa vote sayang

-
-

*:..。o○ ○o。..:*




Hari semakin gelap, jam sudah menunjukan pukul 12 malam. Semua anak anak sudah beristirahat setelah melakukan penerbangan lampion sebagai akhir perkemahan mereka malam ini. Tidak dengan brian yang masih terjaga malam nya, dia belum tidur sama sekali dan bahkan masih duduk bersama api unggun yang masih menyala, dia menatap api unggun itu dengan tatapan kosong tanpa berkedip, meski dia rasakan mata nya yang panas hati nya yang menusuk begitu sakit. Pikirannya berkecamuk entah apa yang dia pikirkan.

Dengan sekali kedipan likuid bening di kelopak matanya itu jatuh membasahi pipi, dengan cekatan ia mengusap nya seolah dia sedang kelilipan. Brian mengeratkan jaket nya tapi masih duduk di tempat yang sama tidak bergeming sama sekali, yang dia rasakan hanya kecemburuan untuk saat ini, cemburu terhadap mentari yang berada di dalam tenda sana bersama Jason. Yah, brian akui dia cemburu melihat mentari dekat dengan Jason, padahal jauh lebih dekat hanyalah dia dengan mentari. Dia sakit ketika melihat Jason berhasil menemukan mentari dalam gendongannya, membawa nya ke tenda dan menemani gadis itu tanpa beranjak atau pamit.

Brian semakin yakin, Jason sedikit memiliki rasa pada mentari. Apalagi mentari sekarang tinggal bersama mereka,Brian tau gerak gerik Jason yang seolah olah sedang melindungi mentari dari bahaya apapun, Brian di sini merasa tidak becus menjaga sahabat nya itu yang dimana dia sudah memiliki rasa suka terhadap mentari sudah lama, namun gadis itu seolah olah tidak tau dan berpura pura dia tidak pernah di sukai oleh siapapun.

"Ngelamun terus kenapa bro? "-Itu Reno dia keluar dari tenda karna kebelet kencing

"Gapapa, ga bisa tidur aja gue"-Sahut brian sebenarnya dia mengelak

"Serius men? "-tanya Reno balik, dia duduk di samping Brian merangkul pundak lelaki itu

"Gue tau apa yang lo pikirin, lo mikirin mentari kan? "-Tebak Reno dengan suara tawa renyah nya

"Kalo suka kejar men, ungkapin langsung jangan seolah olah lo nunggu dia peka. Cewe itu mudah peka cuman dia pengen nunggu ungkapan dari orang itu langsung"-Sambung Reno, membuat Brian mendelik selalu saja begitu 

"Udah di kode juga, tapi dia gamau ren, masa gue harus perkosa dulu biar jadi"-Sahut Brian dengan ceplosan enteng nya

"Gila lo, ga gitu juga kali anak orang itu"-Damprat Reno

"Yakali anak monyet"-Sarkas Brian Reno memukul pundak Brian

"Makanya gosah diem dieman kaya anak kucing. Ungkapin langsung to the poin, udah lah gue mo kencing tadi nya"-Reno memperingati lalu dia beranjak pergi

"Dikira gampang, di tolak juga gue yang sakit hati.. Goblok lu"-Dumel Brian, ia ikut berdiri untuk masuk ke tenda

Perkataan Reno memang benar, hanya saja Brian dengan nyali nya yang kurang berani. Entah sampai kapan Brian akan memendam rasanya atau mungkin dia akan benar benar mengungkapkan di hari yang tepat, entah lah Brian pusing memikirkan hal begitu dia juga sekarang memiliki saingan meski itu om Brian sendiri.

Om Itu Suamiku[ Slow update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang