♡´・ᴗ・'♡
{========}Sudah seminggu berlalu, tidak ada pertanda untuk mentari bangun. Dia masih setia memejamkan matanya, masih tenang di alam tidur nya. Tante dian terus menemani nya tanpa henti, selalu berdoa agar mentari cepat bangun dan sehat kembali. Lain dengan arga, dia sudah bangun tiga hari yang lalu. Kini arga sedang bersama mentari, lelaki jangkung itu duduk di kursi roda karna kesehatannya belum sepenuh nya stabil. Arga menggenggam tangan mentari menyalurkan rasa kuat untuk mentari dia menatap gadis itu yang masih saja memejamkan matanya.
"Tari, bangunn gue mohon. Gue gamau terjadi apa apa sama lo, jadi lo harus bangun sekarang juga pleasee"
"Arga saatnya istirahat dulu nak, kamu hari tidur setelah minum obat"-Itu tante maya menghampiri Arga yang masih setia di samping mentari
"Nanti aja mah, mau di sini dulu sebentar"-Sahut Arga menolak ajakan mamah nya
"Mamah tau sayang, tapi kamu juga harus istirahat dan sembuh biar bisa nemenin mentari lagi. "-Sahut tante mata membujuk secara halus
"Gitu ya, yaudahh "-Sahut Arga dan tante maya hanya mengangguk
Tante maya mendorong kursi roda yang di duduki Arga. Kedua nya keluar dari ruangan mentari, mentari sendirian di sana yang masih saja setia memejamkan matanya tanpa ingin membuka nya. Sedangkan tante dian sedang keluar sebentar menebus obat untuk mentari, om hasan dia kembali ke kantor tidak mungkin juga kantor harus ditinggal kan, jika sudah pulang maka om hasan akan kerumah sakit menjenguk mentari.
Selang beberapa saat, ada yang bergerak di tubuh mentari. Yah jari mentari sedikit sedikit ia gerakan, hingga mata nya langsung terbuka dengan sekali cekatan menatap langit langit kamar yang bernuansa putih itu. Mentari menggerakan tangannya menyentuh hidung nya yang ada selang oksigen untuk nya, ia mencabut nya dari hidung nya. Ia melirik kiri dan kanan terlihat sangat sepi tidak ada orang.
"Ayok bangun.. Kita bermain di atas"
Mentari melirikkan lagi matanya sinis, ia perlahan bangun tanpa mengeluarkan suara apapun, bisikan itu terdengar jelas di telinga mentari. Ia sendiri seperti tidak merasakan apapun di tubuh nya, padahal kepala nya masih di perban dan punggung nya masih terluka bekas operasi. Mentari melepaskan infusan di tangannya dengan sekali cabutan membuat tanganya sedikit keluar darah. Ia berjalan pelan menuju pintu.
"Iyaaa ayokk kemarilaahh"
Tanpa sadar, mentari terus berjalan dengan pelan menatap kosong kedepan. Yang terus saja mengikuti suara bisikan tersebut. Entah apa yang terjadi jelas jelas mentari tidak sadar diri, mata nya memang terbuka tapi jiwa nya seakan hilang. Orang orang di sana bahkan tidak tau, yang mereka tau dia itu terlihat seperti sudah sembuh padahal dirinya di bawa oleh suara yang membisikan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Itu Suamiku[ Slow update ]
Roman pour AdolescentsMentari salsabila yang di kerap dengan sebutan mentari, terus harus menikah dengan Jason william winata anak teman dari kedua orang tua nya. Keduanya terpaut umur cukup jauh dan mentari harus melerakan dirinya demi perjodohan ini denga Jason, sebuah...