38. Terpublikasi

202 14 6
                                    

Gimana sama cover nya? Cocok gaa? Cocokin kalo engga hehe..

So, kuy lah baca dlu..
Jan lupa VOTE!

-

-


-

-

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

Turun dari mobil, mentari langsung berjalan lebih dulu mendahului jason yang masih di dalam mobil. Banyak pasang mata yang menatap mentari setelah ia masuk ke koridor kantor. Mungkin karna paras nya atau karna penampilan nya.

Tapi mentari tidak peduli, toh ini kantor suami nya, ehhh.. Ya iya si suami nya meskipun belum ada rasa suka and sayang sama tuh om om.

Di ikuti oleh jason di belakang, dia melihat pandangan para karyawan pada mentari. Dia mengerti ada yang belum kenal dengannya ya karna baru datang lagi kemari. Pernah sekali hanya mengantarkan makanan.

Jason melanjutkan jalan nya, menaiki lif bersama mentari menuju lantai dua, dimana ruangan kerja nya berada. Di sini mentari merasa senang sedari tadi senyuman nya tidak luntur, bahkan di ruangan lif itu ia memandangi nya terus mengedarkan pandangannya.

Setelah lif terbuka, kedua nya keluar jason jalan lebih dulu meninggalkan mentari. Tidak tau saja jika mentari tidak mengikuti nya, dia malah jalan ke arah lain dengan senang nya. Dia mendekat ke jendela menatap luar yang begitu ramai, gedung gedung tinggi terlihat dari sana.

"Waahhhh~" dirinya berwah menatap kebawah

"Aku tinggi! Waahhh! Heyy, aku di sini! Kalian dengar akuuuu!" teriak nya, melambaikan ke bawah jelas jelas tidak akan yang mendengar

Jason yang mendengar nya, langsung keluar dengan panik. Ceroboh sekali dia, untung tidak ada orang. Jason langsung menghampiri mentari dan menarik tangan gadis nya itu, membawa nya masuk kedalam ruangannya.

"Apa apaan? Kenapa teriak teriak?" tanya Jason, setelah mendudukan mentari di sofa

"Uhm, kenapa? Ga boleh?" tanya mentari balik, ia menatap Jason

"Ini kantor, bukan taman bermain. Kalo mau teriak di luar aja" ujar nya, lalu duduk kembali di kursi kerja nya

"Tapi ini menurut aliya, taman bermain. Wahana tinggi yang aliya injak, di bawah sana banyak manusia kecil.. Haha" girang nya, kembali melihat ke jendela di ruangan itu

Jari Jason berhenti sejenak, ia mencerna perkataan mentari barusan. Tidak dia tidak menyebutkan nama nya melainkan nama aliya yang dia sebut. Jason ingat sekarang, aliya yang dulu pernah ingin terjun di atap rumah sakit, aliya yang sudah menjadi teman mentari.

Om Itu Suamiku[ Slow update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang