29. Truth

4.6K 872 247
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ˎˊ-

Hana dan anak buahnya kemudian diseret paksa oleh polisi. Wanita itu menatap tajam Jake dan beberapa orang lainnya di sana.

Iya, Jake enggak datang sendiri. Ada Aa Yeonjun, Beby— atau Sabrina, sama aja, dan... Heeseung. Dia yang selama ini disebut sama Sabrina itu Jake, sementara Yeonjun selama ini yang selalu bantuin.

Jake langsung nolongin Taehyun, sementara Heeseung sama Yeonjun nolongin Gyura.

Jadi gini...

Sabrina kaget waktu ngeliat siapa yang nabrak dia di toko buku tadi. Kata Jake pokoknya dia, sebagai Beby, harus punya image menyebalkan di depan Gyura biar cewek itu ga curiga dan tau kalau dia sama Jake yang ngawasin Heeseung selama ini.

Begitu Gyura sama Taehyun pergi, dia juga buru-buru balik nemuin seseorang yang dia ajak kesini. Sabrina datang sama Heeseung.

"Kak tadi aku ketemu Kak Gyura," katanya ke Heeseung yang masih milih-milih buku.

Cowok itu noleh. "Dimana?"

"Tadi ketemu di bagian sana," jawab Sabrina sambil nunjuk ke arah dia datang tadi. "Aku sempet kaget tau, soalnya dia dateng bareng cowok, mirip sama kakak," lanjutnya.

Heeseung agak kaget. "Kamu tau dia siapa?" balas Heeseung.

"Enggak."

"Gyura ke mana?"

Sabrina menggeleng. "Gak tau, mungkin pulang?"

"Ayo cari," ujar Heeseung.

"Eh?" Gyura bingung tapi kemudian ngikutin Heeseung dari belakang.

Sementara Heeseung penasaran sama seseorang yang dibilang Sabrina tadi.

Dua orang itu jalan cepet-cepet sambil celingak-celinguk sana-sini buat cari Gyura.

Abaikan saja kata Jake. Toh suatu saat juga nanti Gyura tau kalau Beby = Sabrina.

Mereka ngejar sampai parkiran karena mikir dua orang itu langsung pulang. "Itu, Kak," ucap Gyura, nunjuk Gyura sama Taehyun, yang saat itu lagi ngebingungin karcis parkir ilang.

Mereka berdua baru aja mau nyamperin, tapi saat itu bertepatan dengan beberapa orang yang tiba-tiba nyerang Gyura sama Taehyun.

Heeseung yang liat itu langsung mau lari, tapi malah ditahan sama Sabrina.

"Jangan, bahaya," katanya sambil narik Heeseung buat sembunyi.

"Sab? Mereka—"

"Biar aku bilang ke Kak Jake. Dia ga jauh dari sini, kok," kata Sabrina, ngambil hpnya buat foto plat mobil dan apapun buat bukti, jujur dia juga panik. Tapi untungnya kalau dia sama Heeseung pergi, Jake selalu ngikutin dan mantau diem-diem.

Setelah panggilan tersambung ke Jake, cewek itu buru-buru ngejelasin apa yang terjadi. Sementara Heeseung udah panik banget.

Dia takut kalau dia gagal ngelindungin Gyura buat yang kedua kalinya...

"Sab, gimana?" ujarnya panik.

Panggilan Sabrina sama Jake udah selesai. "Kak Jake udah ngehubungin polisi dan ngejar mereka, kita di sini aja soalnya Kak Yeonjun bakalan nyusul," kata Sabrina.

Heeseung menghela napas, masih belum tenang. Semoga Jake dan polisi ga telat.

Gyura... Jangan terluka lagi, ya, ucapnya dalam hati.

-ˋˏ ༻❁༺ˎˊ-

Lelaki itu terduduk di samping ranjang tempat di mana Gyura terbaring tidak sadarkan diri. Tadi begitu Heeseung datang, Gyura langsung pingsan, mungkin karena masih shock.

Heeseung memandangi wajah gadis itu lamat-lamat.

Masih tetap cantik, batinnya.

Heeseung cuma berdua sama Gyura di ruangan, yang lain ada di luar. Tangannya bergerak perlahan menyentuh tangan Gyura, menggenggamya pelan. Lelaki itu belum berbicara sepatah katapun.

Cuma ada suara detik jam yang memenuhi ruangan. Tetapi kemudian Heeseung merasakan ada pergerakan dari tangan yang digenggamnya.

Gyura mengerjap perlahan. Kesadarannya terkumpul sedikit demi sedikit.

"Heeseung," panggilnya pelan menyadari ada sosok laki-laki itu di sampingnya, seseorang yang sangat ia rindukan.

"Gyura, kamu butuh sesuatu?"

Gyura menggeleng pelan. "Belum ada," jawabnya.

Tangan Gyura masih berada di genggaman Heeseung, sebelum akhirnya gadis itu mengangkat tangannya. Mengusap pelan rambut hitam Heeseung, membuat lelaki itu menatapnya lekat.

"Kamu makin ganteng," ujar Gyura.

Heeseung tersenyum sedikit, menunduk sebentar kemudian menatap Gyura lagi. "Kamu juga, jadi lebih cantik," balasnya.

Gyura menarik tangannya, mencoba untuk duduk, Heeseung bangun dan mendekat untuk membantu. Jarak wajah mereka lumayan dekat, membuat mereka terdiam sebentar memandangi satu sama lain.

Hingga kemudian Heeseung menarik diri dan kembali duduk di samping ranjang.

"Sebenernya, Seung, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan ke kamu," ujar Gyura.

Heeseung menoleh, memperhatikan wajah Gyura. "Apa?" balasnya.

"Salah gak kalau aku masih suka sama kamu?"

-ˋˏ ༻❁༺ˎˊ-

"Iced vanilla latte, your order," ujar Jake menghampiri Sabrina yang sedang duduk sembari menyodorkan segelas minuman.

"Thanks," balas Sabrina menerima minuman itu.

"Anytime," ujar Jake, mendudukkan dirinya di sebelah Sabrina kemudian meminum vanilla latte miliknya yang sama dengan Sabrina.

Jake berdeham sebentar. "Ngomong-ngomong, makasih juga," katanya.

Sabrina mengernyit. "Buat?"

"Semuanya. Makasih udah mau gue repotin," jawab Jake.

Sabrina cuma tersenyum. "Itu gak repot buat aku, kok, Kak. Tapi ini semua... Udah selesai atau masih lanjut?"

"Gak tau, ayah sama Om bilang cuma biar gue ngejagain Heeseung dari ibunya. Dan sekarang... udah tau lah, Heeseung udah ketemu sama Gyura lagi juga, tinggal liat ke depannya aja nanti Heeseung maunya gimana," jawab Jake. Selama ini pula dia disuruh ngawasin Heeseung sama ayahnya. Lumayan rumit tapi kan tetep harus nurut sama orang tua.

Sabrina ngangguk. "Oh, oke."

Jake menarik napas panjang kemudian menyesap lagi minumannya. "Btw tentang perjodohan kita berdua—"

"Aku ga masalah sama sekali kalau Kakak enggak setuju, kok," potong Sabrina sebelum Jake menyelesaikan kalimatnya. "Aku bantu Kakak bukan biar Kakak nerima perjodohan ini, aku emang cuma mau bantu," lanjutnya.

Jake tersenyum, menggeleng. "Gue ga bakal nolak lagi," ujarnya.

Perempuan itu sedikit terkejut. "Eh?"

"Dari awal gue ga ada niatan buat nolak kok, cuma minta waktu ngeyakinin diri gue dulu. Dan sekarang gue udah yakin, I think I already love you," ujar Jake lagi, menatap ke mata Sabrina.

Sial. Sial. Sial.

Sabrina gak bisa nahan senyumnya, tapi kemudian menunduk dan menutup mulutnya dengan tangan. Jake yang juga ikut tersenyum melihat cewek di sebelahnya salah tingkah.

"Kalau kamu?" tanya Jake, gaya bahasanya berubah jadi lebih lembut.

"Apa?"

"Suka gak ke Kakak?"

Cewek itu memalingkan wajahnya sebentar, kemudian menatap Jake lagi. "Suka, dari awal kita ketemu," jawabnya.

Giliran Jake yang ga bisa nahan senyum, tapi kemudian cowok itu berujar lagi.

"Jadi, Sabrina mau gak jadi pacar Kakak?"

-ˋˏ ༻❁༺ˎˊ-

temporary discontinued, aku ga tau bakal balik apa engga :p

I'm Fine | Lee Heeseung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang