Chapter 5

688 96 7
                                    

Langit sudah gelap, hari sudah malam. Waktu kini menunjukkan pukul 7.44, Aqeela sedang bersiap-siap entah kemana ia ingin pergi yang ia tahu ia hanya perlu menenangkan diri dan pikiran nya. Meskipun tadi siang ia sudah mengeluarkan semua perasaan nya tapi ia juga masih harus menenangkan diri nya untuk menghadapi 2 hari kedepan yang mungkin rintangan nya lebih berat lagi. 

Aqeela memakai pakaian yang terlihat sederhana namun elegan. Hanya dengan Hoodie berwarna abu-abu terang dengan celana jins hitam dan rambut yang di kuncir semua ke atas. Aqeela menuruni satu persatu anak tangga di dalam rumah nya. Terisa dua anak tangga lagi yang harus ia turuni tapi langkah nya ia hentikan sebentar saat melihat ayah nya duduk di sofa panjang. Pandangan nya kosong terlihat dia sedang stres sekarang.

Aqeela tau meskipun ayah nya sudah mengeluarkan semua emosi di dalam diri nya, masih ada rasa sedih dan khawatir di dalam dirinya. Sedih karena rumah tangga yang sebentar lagi akan terbelah. Dan khawatir karena memikirkan tentang hak asuh anak.

Anak kesayangan Mark itu pun akhirnya menghampiri Mark meminta ijin untuk keluar sebentar.

"Ayah.. Aqeela ijin keluar bentar yah mau ngumpul sama teman-teman" ijin Aqeela.

Mark menatap Aqeela dengan raut wajah bingung. Ini sangat aneh karena ia tau Aqeela bukan lah anak yang sering keluar rumah. Ia akan lebih memilih diam di dalam rumah berkutat dengan ponsel nya, membaca buku, belajar atau hal semacam nya.

Tapi sekarang Mark paham mengapa Aqeela meminta ijin untuk keluar. Ia juga butuh menangkan pikiran nya mungkin dengan cara berkumpul dengan teman-teman nya Aqeela bisa tersenyum lagi.

"Jangan malam-malam pulang nya"

"Siap" Aqeela membuat gerakan hormat pada ayah nya lalu memberikan senyuman manis untuk Mark. Melihat Aqeela yang tersenyum hangat seperti itu membuat hati Mark sedikit terobati setidaknya masih ada sebuah senyuman yang mampu mengobati luka di hati nya. Tapi ia juga berpikir apakah senyum itu masih bisa ia lihat besok lusa?

Perempuan yang berusia 16 tahun itu pun melangkahkan kaki nya keluar dari rumah. Menghentikan sebuah taksi lalu pergi ke tempat yang ingin ia kunjungi.

••••∆∆∆••••

Di sini Aqeela sekarang di sebuah cafe yang pernah ia kunjungi beberapa hari lalu. Ia sangat berharap bahwa ia bisa menenangkan diri nya di cafe ini.

Aqeela mendorong pintu kaca cafe itu lalu masuk ke dalam. Kondisi di dalam cafe saat ini sangat riuh banyak pengunjung yang datang saat ini. Ia mengedarkan pandangan nya ke segala arah mencari meja yang kosong.

Ia ingin duduk di meja yang berada di bagian paling ujung belakang atau sudut-sudut cafe tapi ternyata tempat itu sudah ada yang tempati. Hanya ada satu meja yang masih kosong dan itu berada di bagian paling depan.

Aqeela menghela nafas panjang mau tak mau ia harus duduk di meja paling depan. Ia tak menyangka cafe ini akan lebih ramai dari sebelumnya.

Pantas saja jika cafe ini ramai, penyanyi nya ternyata Rassya. Jika Rassya adalah penyanyi maka sudah dipastikan ia sangat terkenal. Hanya sekedar menyanyi di cafe saja sudah banyak orang yang menjadi fans nya apalagi kalau dia merilis lagu barunya sendiri?

Aqeela duduk memejamkan matanya menikmati indahnya alunan musik dan suara merdu Rassya ketika bernyanyi.

I cry when no one knows i'm crying
I love even though i'm scared
I smile 'cause everybody's smiling
I try so hard to just be like the rest

I live 'cause everybody's living
It's strange i don't feel home when i'm at home

I'm really scared to always keep on giving
My biggest fear ia to end up all alone

NOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang