Chapter 12

536 73 4
                                    

Sepulang sekolah, Aqeela berencana untuk pergi ke toko buku membeli beberapa buku cerita dan beberapa buku pelajaran juga.

Dan di sini dia sekarang berada di sebuah toko buku. Ia berjalan melihat-lihat buku yang di atur rapih di atas rak buku. Ia hanya perlu memilih buku mana yang akan dia beli.

Setelah ia mendapatkan buku yang dia inginkan Aqeela pun langsung keluar dari toko buku. Ia berniat untuk mencari restoran terdekat karena sungguh! Dia sangat lapar saat ini.

Aqeela berjalan ke sekeliling mencari tempat untuk ia makan ia menghembuskan nafas lega ketika melihat sebuah restoran di seberang jalan sana.

Aqeela memperhatikan ke arah kanan dan kiri jalan memastikan tidak ada kendaraan yang lewat agar ia bisa menyebrang jalan dengan aman.

Segera ia melangkahkan kaki nya untuk menyeberang jalan namun saat ia sudah berada di tengah-tengah jalan sebuah motor melaju dengan kencang ke arah Aqeela.

Aqeela menjadi panik ia terlalu takut sehingga tidak tau harus berbuat apa, ia memejamkan mata nya ketika motor itu semakin dekat dengan nya.

Sebuah tangan meraih lengan Aqeela. Aqeela tidak tau apa yang terjadi namun ia bisa merasakan jika tubuh nya saat ini telah jatuh. Apa dia tertabrak? Tapi ia tidak merasa sakit sama sekali mungkin hanya rasa pusing di kepala nya.

Aqeela membuka mata nya pelan, ia menyadari bahwa ia berada di dalam pelukan seseorang. Ia mendongak ke atas melihat siapa yang menolong nya tadi.

Betapa kaget nya dia saat tau orang yang menolong nya adalah Rassya. Segera Aqeela berdiri dan membantu Rassya untuk bangun.

"Om! Kalau bawa motor itu pelan-pelan dong jangan ngebut. Ini jalan bukan bukan om yang buat! Kalau tadi teman saya kenapa-kenapa gimana? Emang om mau masuk penjara?" Rassya langsung saja menyembur orang yang membawa motor itu dengan ucapan nya tak peduli jika ada luka pada tubuh nya. Ia khawatir Aqeela kenapa-napa.

"Maaf dek!" Ucap orang itu pada Rassya lalu ia kembali menatap Aqeela "Ade gak apa-apa?" Tanyanya pada Aqeela

Aqeela mengangguk dan tersenyum kecil "saya gak apa-apa kok" jawab nya lalu pengemudi motor itu pun pergi menjauh dari mereka.

Perempuan manis itu pun kembali memandangi Rassya yang berada di sebelah nya.

"Rassya dahi kamu berdarah" ucap Aqeela dengan panik sambil menunjuk dahi Rassya.

Rassya melihat pantulan diri nya pada layar ponsel dan bisa ia lihat dahi nya memang berdarah. Karena menolong Aqeela tadi dari Rassya terkena jalan aspal. Luka nya tidak cukup parah hanya luka kecil biasa.

"Gak apa-apa cuman luka kecil biasa bentar lagi sembuh kok" ucap nya yakin. 

"Di obati yah.." ucap nya dengan nada khawatir lalu tanpa menunggu jawaban dari Rassya, Aqeela menarik lembut tangan nya ke restoran ia menyuruh nya untuk tunggu sebentar lalu ia pergi. Tak lama kemudian Aqeela kembali dengan membawa sebuah tas plastik hitam kecil yang Rassya tidak tau apa isi nya.

Aqeela menundukkan diri nya di samping Rassya mengambil sebuah kapas dan obat merah. Sebelum ia memberi obat pada luka nya ia juga membersihkan luka itu dengan alkohol.  Setelah itu ia menempelkan sebuah plester berwarna biru langit pada luka Rassya.

Rassya hanya terdiam dia membiarkan Aqeela melakukan hal yang ingin dia lakukan. Rassya memperhatikan seluk beluk wajah Aqeela. Mata nya yang indah, alis nya yang tidak terlalu tebal, bibir tebal berwarna pink alami, dan hidung yang tidak terlalu tinggi. Seluruh wajah nya terlihat begitu sempurna bagi Rassya. Hanya ada dua kata yang ada di dalam pikiran Rassya saat ini 'manis dan cantik'.

NOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang