Chapter 22

429 55 3
                                    

Hari ini adalah hari dimana SMA BIMA SAKTI melaksanakan ulangan terakhir, setelah itu sekolah akan di liburkan dan akan kembali masuk pada Januari mendatang.

5 menit lagi bel pulang sekolah akan berbunyi seluruh siswa yang berada di dalam kelas XI IPA 1 mulai mengumpulkan kertas ulangan mereka pada guru yang mengawas di depan.

Tak lama setelah itu bel pulang sekolah pun telah berbunyi, guru yangj mengawas di depan mulai membereskan meja nya kemudian keluar dari dalam kelas.

Rassya membereskan segala perlengkapan nya lalu memasukan barang-barang itu ke dalam tas. Sungguh ia ingin bertemu dengan Aqeela sekarang juga. Meskipun mereka bertemu hampir tiap hari di sekolah tetap saja ia akan merindukan si manis. Sejak berpacaran dengan Aqeela, Rassya mulai berubah menjadi sosok yang lebih manja dari yang sebelum nya. Jika pada awal nya ia hanyalah sosok pria yang dingin maka sekarang hanya ada Rassya yang hangat dengan segala tingkah laku lucunya.

Katakan jika Rassya bucin! Oh dia tidak perduli yang ia tau Aqeela adalah milik nya.

Membayangkan wajah Aqeela saja sudah mampu membuat tersenyum. Dengan cepat Rassya keluar dari kelas namun langkahnya terhenti, senyumannya pun menghilang saat tubuh nya di hadang oleh seseorang di depan pintu kelas nya. Jefan.

"Kayanya Lo udah menang" ucap Jefan dengan santai Rassya sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Jefan saat ini, dia hanya diam menunggu pria yang lebih sedikit tinggi darinya itu berbicara.

"Gue penasaran deh, masa ia gue yang di pukul tapi gue yang di pindahin" ucap nya lagi. Oke Rassya mengerti sekarang di mana letak pembicaraan mereka.

Rassya menepuk pelan pipi Jefan "bangun Jef, udah siang gak usah pura-pura gak tau apa pun" ucap nya tak kalah santai namun penuh penekanan di setiap katanya.

Rassya melipat kedua tangan nya di depan nya. Orang yang berdiri di depan nya ini sungguh bukanlah Jefan yang pertama kali ia temui, dia seperti orang yang berbeda namun sialnya dia adalah orang yang sama namun dengan 2 kepribadian yang berbeda. Bisa di bilang wajah bertopeng.

"Heran deh gue, sebenarnya Lo ini punya otak gak sih?" Rassya menepuk dahi nya lalu menatap Jefan dengan tatapan ejek "ups! Gue lupa kan Lo emang gak punya otak! Otak Lo udah habis di makan sama ulat" lanjut nya

Rahang Jefan mengeras, Rassya berhasil memancing emosinya keluar. Saat Jefan ingin mengatakan sebuah kata, suara seseorang menghentikan kegiatan nya.

"Sya, pulang yuk" ucap seseorang, Rassya mengalihkan pandangan nya pada sosok perempuan manis yang kini sudah berdiri di samping nya.

"Iyah, Saskia mana?" Tanya Rassya tanpa memperdulikan Jefan di depan nya

"Saskia udah di jemput sama papi nya" jawab Aqeela

"Ya udah kita pulang yuk" Rassya meraih tangan Aqeela untuk ia genggam kemudian ia menatap kembali Jefan yang masih berdiri di depan nya "gue harus pergi sekarang, pacar gue lebih penting" lanjut nya, Aqeela tersenyum malu saat Rassya berkata seperti itu. Kemudian kaki mereka melangkah meninggalkan Jefan dan keluar dari sekolah.

••••∆∆∆••••

Matahari sangat menyengat siang ini, cuaca sangat panas hingga rasanya seperti mau terbakar. Rassya dan Aqeela kini berada di dalam mobil menuju sebuah cafe terdekat. Rassya melihat sebentar ke samping lalu kembali fokus pada jalan di depan nya. Ia melihat Aqeela yang sudah berkeringat karena suhu udara yang panas.

Rassya meraih sebuah tisu lalu ia menepikan mobilnya di pinggir jalan. Aqeela menatap Rassya dengan bingung mengapa dia menghentikan mobilnya? Padahal mereka belum sampai pada tujuan mereka.

NOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang