Chapter 20

496 77 2
                                    

Di kelas X IPA 3 kini sedang tidak ada guru atau bisa di bilang jam kosong? Karena guru mata pelajaran saat ini tidak masuk sekolah karena sakit. Beberapa siswa lain duduk berkelompok hanya untuk bercerita ada juga yang mengerjakan tugas dan sebagainya.

"Gue bosan banget Sas" ucap Aqeela lalu ia menempelkan pipi nya pada meja.

"Gue juga bosan" Saskia melirik jam yang menempel pada dinding kelas "jam istirahat masih lama lagi" lanjut nya, ia menopang dagu pada tangan nya.

"Gue punya tebakan buat Lo" ucap Aqeela dengan semangat. Mungkin anak ini ingin main tebak-tebakan hanya untuk menghilangkan rasa bosan nya saja..

"Apa?"

"Di sebuah pohon ada 12 burung, terus tiba-tiba ada pemburu yang nembak 1 burung, nah 5 burung lainya pada lari sisa berapa burung di pohon itu?"

Saskia berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Aqeela "tinggal 6, kan 1 mati terus 5 nya lari berarti tinggal 6 burung di atas pohon" jawaban nya sambil mengangkat 6 jari pada Aqeela

"Salah"

"Kok salah?" Tanya Saskia perasaan ia sudah menghitungnya dengan benar bagaimana mungkin menjadi salah?

"Gak ada burung yang lari,kan burung terbang Saskia"  ucap nya di ikuti tawa renyah.

Saskia menggeleng melihat tingkah temannya yang satu ini. Sepertinya ia pernah berbuat kesalahan terbesar di jaman dulu hingga akhirnya di jaman sekarang ia harus menebusnya dengan memiliki teman seperti Aqeela nan polos tapi menyebalkan ini.

"Katanya Rassya gak masuk sekolah yah hari ini?" Tanya Saskia ia mendengar hal itu dari anak-anak yang membicarakan Rassya tadi

"Iyah... Di keluarkan selama tiga hari habis itu baru balik lagi ke sekolah" jawab Aqeela. Saat Saskia menanyakan perihal Rassya, Aqeela jadi teringat akan sesuatu.

"Sas, nanti pas bel istirahat temenin gue ke ruangan nya pak Iwan yah"

"Buat apa ke sana?"

"Udah temenin aja dulu, nanti baru gue jelasin oke"

"Oke"

•••••°°°°°•••••

Bel istirahat telah berbunyi seperti apa yang di katakan mereka tadi kini Aqeela dan Saskia sedang berjalan menuju ruangan pak Iwan.

Tok tok tok

Aqeela mengetuk pintu ruangan pak Iwan dengan sopan tak beberapa lama kemudian pintu terbuka menampilkan pak Iwan dengan kacamata yang bertengger di hidung nya.

"Permisi pak" Ucap Aqeela sopan

"Ada apa kalian kemari?" Tanya pak Iwan

"Ini loh pak soal... Rassya sama kak Jefan yang berantem kemarin" jawab nya

"Memang nya ada apa?"

"Jadi gini loh pak, Rassya itu sebenarnya gak salah... Yah mungkin dia memang salah sih karna mukul Jefan tapi di sini dia korban pak" jelas Aqeela pada pak Iwan

"Korban? Memang nya kamu punya bukti apa?"

"Ini pak" Aqeela membuka layar ponsel nya mencari sesuatu di dalam ponsel untuk ia tunjukan pada pak Iwan.

Aqeela memutar sebuah rekaman kepada pak Iwan pada rekaman suara itu terdengar jelas kalau itu suara Jefan dan Zahra yang berbicara tentang Rassya begitu pun dengan cara mereka berteman dengan Rassya hanya untuk menguras habis uang yang ia miliki.

Setelah rekaman itu selesai di putar Aqeela mulai berbicara kembali "jadi please lah pak, hukuman buat Rassya nya di tarik aja yah, di sini yang salah itu kak Jefan sama kak Zahra bukan Rassya, kalau saya jadi Rassya pasti saya juga ngelakuin hal yang sama. Mereka berdua menghabiskan uang Rassya sebanyak 56 juta dan itu gak sedikit pak" jelas nya lagi.

NOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang