Chapter 14

508 67 3
                                    

Matahari kini mulai terbit dari barat, cahaya matahari memasuki gorden kamar, mengusik tidur nyenyak seorang pria bernama Rassya itu. Ia melenguh pelan sebelum bangun dari kasur. Ia duduk sedikit hanya untuk mengumpulkan kesadaran yang belum terkumpul sepenuh nya.

Setelahnya ia mengambil handuk dan bergegas untuk mandi. Tak butuh waktu lama kini Rassya keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil yang ia gosok di kepala untuk mengeringkan rambut nya, juga handuk yang melilit di pinggang nya.

Lelaki tampan itu membuka lemari dan mengambil baju batik sekolah dari dalam lemari nya. Karena ini hari Rabu  jadi ia harus memakai baju batik.

Setelah bersiap-siap Rassya langsung keluar dari kamar nya menuju dapur. Bukan untuk sarapan tapi hanya untuk minum teh putih. Untuk sarapan ia bisa sarapan di sekolah nanti.

Saat berada di dalam dapur ia melihat Amanda yang sedang berusaha untuk mengambil sesuatu dari dalam lemari kaca. Tapi lemari itu terlalu tinggi untuk dia gapai Rassya tidak peduli ia hanya ingin minum teh putih dan selanjutnya berangkat ke sekolah.

"Heh! Kamu.. tolong bantu saya ambil toples gula pasir di dalam lemari itu" ucap Amanda saat ia melihat Rassya yang sedang minum teh.

Rassya menatap Amanda sebentar lalu ia kembali meminum air putih. Seolah ia tuli dan tidak dengar apa yang di katakan oleh Amanda.

"Apa kamu tuli?" Tanya nya lagi dengan suara yang mulai meninggi

"Masih punya tangan kan? Kenapa gak di ambil aja sendiri?" Bukan nya membantu Rassya malah balik bertanya dan membuat Amanda merasa kesal.

"Itu terlalu tinggi"

"Oh tinggi yah?"

"Iyah jadi tolong ambilkan untuk saya"

Rassya berjalan mendekat ke arah Amanda. Tangan nya ia angkat untuk meraih toples gula itu, namun siapa yang menyangka. Rassya tidak mengambil toples itu tapi ia mendorong toples itu semakin dalam dan ia yakin Amanda akan kesulitan untuk mengambil nya.

"Silahkan ambil sendiri. Saya bukan pembantu anda" ucap Rassya santai lalu pergi meninggalkan Amanda tanpa rasa bersalah sedikit pun.

•••∆∆∆•••

Mengawali pagi dengan drama seperti tadi membuat Rassya kehilangan semangat nya. Ia cuman bisa berharap agar Amanda keluar dari kehidupan keluarga nya. Caranya berbicara dengan Rassya sudah jelas bahwa ada maksud lain di balik hubungan nya dengan Marsel ayah nya.

Rassya turun dari sebuah taksi yang ia tumpangi. Ia pagi ini ia memilih pergi dengan taksi dari pada dengan mobil milik nya.

Lelaki tampan itu melihat jam yang melingkar pada tangan nya menunjukkan pukul 6.37, dan dia harus segera masuk ke dalam sekolah.

Dari kejauhan seorang perempuan kini tersenyum manis saat ia melihat Rassya yang berdiri dengan gagah di sana. Orang itu tak lain adalah Bulan.

Ia telah kembali dari Inggris beberapa waktu lalu. Ia ingin sekali berlari dan memeluk Rassya saat ini juga, namun niatnya ia kurung karena melihat seorang perempuan yang mungkin seumuran dengan nya, berjalan mendekat ke arah Rassya.

Ia lebih kesal lagi karena senyum manis Rassya yang dulu hanya untuk nya kini beralih kepada perempuan yang bernama Aqeela itu. Bulan dendam? Tentu saja ia yakin bahwa Aqeela lah yang telah merebut Rassya dari nya saat ini. Tanpa ia ketahui jika ialah yang membuat Rassya tak percaya akan kata cinta.

Bulan mengetahui Aqeela dari saat di mana ia melihat Rassya dan Aqeela keluar dari sebuah mall, kemudian Rassya yang memakaikan sebuah kalung pada nya. Bulan sengaja mengambil foto Aqeela dan meminta bantuan kakak sepupu nya untuk mencari tau tentang nya. Kakak sepupu Bulan adalah adalah seorang polisi jadi mudah bagi nya untuk tau tentang Aqeela.

NOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang