Chapter 33

384 53 5
                                    

Aqeela baru saja selesai membersihkan diri di bantu oleh angel, sekarang angel sedang menyisir pelan rambut tebal Aqeela. Kondisi Aqeela saat ini sudah jauh lebih baik dari pada kemarin. Kiesha? Dia sedang berada di rumah mungkin sedang istirahat karena semalaman ia begadang untuk menemani Aqeela. Sebenarnya Kiesha tidak mau pulang ia masih mau menemani Aqeela namun dengan seribu macam rayuan akhirnya Kiesha mengiyakan permintaan Aqeela karena kalau tidak Aqeela tidak mau makan.

Pintu ruangan Aqeela berbunyi ada yang mengetok dari luar, setelah itu ia melihat pintu yang terbuka dan menampilkan Rassya di sana. Aqeela tersenyum senang saat melihatnya ah kekasihnya itu sangat tampan. Hanya dengan baju kaos putih polos dari dalam dan jaket kulit dari luar membuatnya terlihat sangat keren.

"Assalamualaikum tante" sapa Rassya ketika masuk ke dalam ruangan Aqeela.

"Wa'alaikumsalam nak" balas Angel

"Pagi Qeel" sapa nya pada Aqeela lalu tangannya bergerak untuk mengelus Surai hitam milik Aqeela.

"Pagi Sya" balas Aqeela dengan senyuman manis di wajahnya. Rassya tersenyum lalu menaruh paper bag itu di atas meja dekat ranjang Aqeela.

"Nah karena udah ada Rassya di sini, Tante balik ke rumah dulu yah, tante mau ganti baju dulu udah lengket banget ini badan Tante" ucap Angel.

"Oh Iyah Tante biar Aqeela aku yang jagain" ucap Rassya antusias.

"Ya sudah tante pamit dulu yah, Rassya tolong jagain Aqeela yah"

"Siap Tante"

"Bye ma" kata Aqeela.

Angel pun mengambil tasnya yang berada di atas meja lalu keluar dari dalam ruangan menyisakan Aqeela dan Rassya berdua.

Keduanya memandangi punggung Angel yang sudah menghilang di balik pintu, Rassya kini mengalihkan pandangan nya pada Aqeela. Ia terkekeh kecil saat melihat perempuan manis itu sudah keliatan lebih sehat dari kemarin.

Lelaki yang memiliki nama Rassya itu duduk di tepi ranjang dengan posisi saling berhadapan dengan Aqeela. Mata keduanya bertemu satu sama lain sejenak mereka terikat dalam satu pandangan yang begitu dalam. Mata itu...ia sangat merindukan mata indah itu mata yang selalu memancarkan kebahagiaan.

Aqeela meraih tangan Rassya yang berada di atas pahanya, ia menggenggam erat tangan itu, hangat tangan Rassya membuatnya lebih nyaman saat ini lelaki itu juga ikut mengeratkan genggaman nya.

"Masih ada yang sakit gak?" Tanya Rassya

"Um, luka-luka nya masih sakit" jawab Aqeela ia menunjuk di beberapa tempat yang luka. Dahinya yang di tutupi oleh perban juga sikunya yang di balut perban. Rassya merasa bersalah atas semua yang menimpa Aqeela seharusnya ia yang sekarang kesakitan bukan Aqeela.

Melihat Rassya yang melamun Aqeela pun melambaikan tangan didepan wajah Rassya berharap lelaki itu sadar dari lamunan nya "Sya? Kenapa?" Tanya Aqeela

"Hah? Ah-iyah itu gak apa-apa kok" jawab nya gelagapan.

"Lagi mikirin apa sih?"

"Nggak lagi mikirin apa-apa kok"

"Bener?" Tanya Aqeela ia memicingkan matanya menatap Rassya dengan tatapan tak percaya

"Beneran" jawabnya "mana yang masih sakit?" Tanyanya lagi untuk mengalihkan pembicaraan mereka.

"Ini" ia menunjuk dahinya "sama ini" jawabnya sambil menunjuk luka pada sikunya.

Rassya bergeser sedikit ia mengikis jarak di antara keduanya, ia meraih tangan kanan Aqeela yang terdapat sebuah perban yang menggulung di area sikunya ia menunduk perlahan lalu memberikan satu kecupan lembut itu si atas perban yang menutupi luka Aqeela, ia juga memberi satu kecupan pada luka Aqeela yang berada di dahinya.

NOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang