Chapter 23

410 60 4
                                    

Rassya berjalan dengan cepat menuju kamar nya, otak nya sama sekali tidak bisa berpikir saat ini. Setelah kejadian tadi di mana Bulan yang entah muncul darimana dan langsung memeluknya membuat Rassya mematung sejenak karena tidak percaya bahwa Bulan telah kembali.

Rassya melepaskan Bulan dari pelukan nya, lalu meminta satpam untuk memasukan motor nya ke dalam bagasi. Ia bahkan meminta satpam untuk mengusir Bulan dengan alasan ia tidak mengenal nya.

Kini Rassya duduk di tepi ranjang pandangan nya tampak kosong, otak nya sedang berpikir kenapa Bulan harus kembali.

Lelaki tampan itu melirik laci meja yang berada tak jauh dari nya. Ia membuka laci itu lalu meraih sebuah surat yang tertera nama Bulan di sana. Rassya mulai membaca isi surat itu untuk ke dua kali nya. Sejak Bulan memberikan surat itu ia hanya melihat nya sekali dan tidak pernah lagi melihat nya.

Aku pergi, makasih buat semua yang kamu kasih buat aku, kasih sayang, cinta, kebahagiaan tapi sekarang aku harus pergi dan jangan cari aku lagi..

BULAN:)

Kenapa dia harus kembali? Bukankah dia yang ingin pergi? Lalu kenapa dia harus datang di saat hati nya sudah di miliki oleh orang lain?

Dulu Rassya pernah berharap bahwa Bulan pasti akan kembali untuk nya, kembali untuk mengobati luka yang ia beri. Tapi ternyata tidak 3 tahun Rassya menunggu semua itu tidak ada hasil nya sama sekali. Semenjak itu Rassya mulai tak percaya akan kata cinta seperti orang lain. Ia tak pernah peduli pada perempuan-perempuan di sekolah yang menyatakan cinta untuk nya. Karena bagi Rassya cinta itu menyakitkan!

Tapi tidak untuk sekarang Rassya sudah kembali percaya akan cinta dan semua karena Aqeela bukan karena orang lain. Karena Aqeela juga ia bisa kembali tersenyum dan merasakan apa itu bahagia. Di hatinya hanya akan ada nama Aqeela tak ada ruang untuk orang lain lagi.

Rassya merobek kertas surat itu hingga hancur menjadi beberapa bagian kecil yang tak berbentuk. Ia memasukan tangan nya ke dalam saku celana meraih sebuah benda tipis itu lalu mencari nomor Aqeela untuk ia telfon.

Ia membaringkan tubuh nya di atas kasur empuk itu kemudian menunggu Aqeela untuk mengangkat telepon nya. Tak selang beberapa detik Aqeela pun mengangkat telfon Rassya.

"Hallo Sya?"

"Kamu udah tidur Qeel?"

"Belum aku baru habis cuci muka..."

"Oh aku pikir kamu udah tidur"

"Kamu kenapa telfon jam segini biasanya juga enggak?"

Rassya sama sekali tidak pernah menelfon Aqeela di atas jam 9 malam, biasanya ia hanya akan mengirim pesan untuk nya. Karena Rassya tau menelfon seorang perempuan di atas jam 9 malam adalah hal yang mungkin bisa di katakan tidak sopan.

"Gak apa-apa cuman mau nelfon aja" jawab Rassya dari sini

"Kamu kenapa sih?" Tanya Aqeela dari seberang sana, seperti nya ia yakin bahwa ada sesuatu yang terjadi

Rassya tersenyum tipis yang entah untuk siap karena di dalam kamar hanya ia sendiri "aku kangen sama kamu" ucap nya lembut

Terdengar suara kekehan dari seberang sana "Kita berdua baru aja ketemu 1 jam yang lalu Sya"

"Ya emang gak boleh kangen sama pacar sendiri?" Rassya mencibik bibirnya dan memasang wajah cemberut meski ia tau Aqeela pasti tidak akan melihat nya.

"Boleh kok boleh... Aku mau tidur Sya, kamu tidur juga yah"

"Jangan matiin telfon nya"

NOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang