Chapter 31

478 54 5
                                    

Dunia seakan berhenti berputar, waktu terhenti, semua orang yang berjalan mendadak tidak bisa bergerak hanya ada Rassya dan Aqeela yang mampu bergerak di kala itu. Rassya merasakan jantung nya pun ikut berhenti berdetak, saat dengan mata kepalanya sendiri ia melihat kekasih hatinya itu terhantam kuat oleh mobil yang melaju. Seharusnya Aqeela tidak menolong nya, seharusnya ia saja yang sekarang sedang sekarat di bawah deras nya air hujan.

Rassya berdiri sekuat tenaga ia merasa ngilu pada kakinya yang terkilir karena dorongan Aqeela yang begitu kuat. Namun sakit pada kaki nya tak seberapa ketika ia mendekati Aqeela memangku kepalanya. Dahi nya sobek dan terus mengeluarkan darah, pipi mulusnya lecet karena tersarut aspal, siku dan telapak tangannya juga ikut berdarah.

Dia sangat panik sekarang ia takut terjadi sesuatu pada Aqeela, Rassya berteriak meminta tolong pada orang-orang di sekitar untuk memanggil ambulance. Beberapa orang di sama terlihat mengotak-atik ponsel mereka membantu Rassya untuk segera membawa Aqeela ke rumah sakit.

Tak selang beberapa lama mobil ambulance datang ke tempat kejadian, beberapa petugas kesehatan turun dari mobil dan mengangkat tubuh Aqeela yang sudah di penuhi darah, begitu pun dengan Rassya yang juga ikut serta. Beberapa bagian tubuh Rassya terdapat luka ringan tapi tak separah Aqeela.

Ia menatap penuh khawatir pada kekasihnya yang terbaring di atas brankar rumah sakit, di wajah nya terpasang oksigen yang membantunya untuk bernapas, terlihat ada beberapa medis yang sedang berusaha menghentikan darah yang keluar dari dahi nya. 

Tangan Aqeela yang berada di sisi tubuhnya di raih oleh Rassya. Lelaki tampan itu menggenggam erat tangan nya, dengan setetes air mata yang sudah jatuh membasahi pipinya. Ia akan menyalahkan dirinya sendiri jika sesuatu yang buruk terjadi pada kekasihnya. Sedari tadi ia tak henti-hentinya merapalkan doa agar Aqeela baik-baik saja.

Rassya membuka mata perlahan. Sungguh melihat Aqeela terbaring lemah seperti ini membuatnya ikut sakit. "Maaf ya Qeel, gara-gara aku, kamu jadi kaya gini" lirih nya...

"Bangun sayang..." Lirih nya hampir berbisik ia mencium lembut punggung tangan Aqeela, berharap perempuan manis itu membuka matanya untuk Rassya.

Ambulance berhenti di sebuah rumah sakit, dengan cepat para petugas kesehatan turun dari mobil dan membawa Aqeela masuk ke dalam. Seorang petugas pria berlari masuk duluan ke dalam rumah sakit untuk memanggil dokter. Ketika dokter datang ia langsung menyuruh mereka untuk membawanya ke dalam UGD.

Rassya ingin masuk ke dalam juga, ia ingin menemani kekasihnya namun dokter mencegahnya, ia hanya bisa menunggu di depan ruang UGD. Dengan gelisah dan air mata yang tidak mau berhenti Rassya terus mondar-mandir di depan UGD. Ia meremas kuat jemari nya, mengatakan pada Tuhan untuk memberikan keselamatan bagi Aqeela.

Tiba-tiba Rassya mengingat kejadian saat kecelakaan tadi. Dimana sebuah mobil berwarna hitam melaju dengan kecepatan penuh dan menabrak Aqeela. Mobil itu berhenti sejenak, Rassya juga sempat melihat plat nomor mobil itu.

Begitu mengingat angka plat nomornya, Rassya langsung menelfon seorang bodyguard di rumahnya untuk mencari mobil yang menabrak Aqeela. Tak selang beberapa menit kemudian Kiesha serta ibunya datang ke rumah sakit, wajah mereka benar-benar terlihat khawatir tapi Kiesha wajah nya benar-benar merah seperti menahan amarah di barengi dengan rasa khawatir di matanya.

Bugh!

Satu pukulan keras mendarat di wajah Rassya, pukulan itu begitu kuat hingga sudut bibir Rassya sobek dan mengeluarkan darah.

"Apa yang udah Lo lakuin sama Ade gua hah!!" Roni mencekam kuat baju Rassya, ia memandang tepat di mata lelaki itu. Bisa Rassya lihat ada kekhawatiran di sana.

NOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang