~21~

80 19 2
                                    

-Di tinggal Kenzie~

Selfi menangis sesenggukan, memeluk lutut dan menenggelam kan wajah nya di sana. Beberapa saat lalu nahas saja Selfi akan luka parah atau bahkan nyawa nya melayang. Tadi, saat Kenzie pergi begitu saja, Selfi mengejar Kenzie. Memanggil-manggil cowok itu namun tidak Kenzie hiraukan.

Berlari terus berlari mengejar Kenzie yang sudah melaju dengan motor nya sampai Selfi tidak melihat kalau mobil dengan kecepatan kencang sedang melaju. Satu detik saja terlambat, mungkin tubuh Selfi akan tertabrak dan melayang ke udara mendarat ke jalan dengan berdarah-darah.

"Berhenti nangis," ucap seseorang di samping Selfi terdengar datar namun hangat.

Selfi terisak, mulai mengangkat kepala, menoleh ke samping dan menatap seseorang di samping nya itu. Selfi merasa bersyukur dan sempat terkejut untuk beberapa saat. Seseorang itu adalah laki-laki yang belakangan ini membuat Selfi sedikit penasaran.

Laki-laki yang ada di samping Selfi ini adalah cowok bandana yang pertama kali bertemu Selfi di kantin, kemudian beberapa hari lalu menabrak sepeda Selfi, dan beberapa saat lalu Selfi melihatnya di jembatan alun-alun, dan sekarang, cowok bandana itu yang menyelamatkan nya dari ancaman maut.

Selfi menatap cowok itu, matanya, mata itu selalu membuat detak jantung Selfi berpacu sangat cepat.

"Ma-makasih." Selfi berterimakasih, suaranya bergetar, tangisan nya mulai mereda.

"Sama-sama," balas cowok itu menatap Selfi.

"I-ini dimana ya?" Tanya Selfi, matanya melihat sekeliling. Ini di luar ruangan, tempat nya seperti taman, tidak ada kursi, bahkan Selfi pun terduduk di rumput hijau.

"Ini taman belakang rumah gue," jawab cowok itu, masih menatap Selfi.

Mata Selfi membelalak. "Hah? Taman rumah kamu? Kenapa kamu bawa aku ke sini?"

"Karena rumah gue deket sama lokasi nyawa lo hampir melayang di terjang mobil," kata cowok itu.

Bibir Selfi terkatup. "I-iya."

Selfi menelan saliva, perlahan ia mulai berdiri, bangkit dari duduknya. Cowok itu mendongak memandang Selfi, "Kemana?" Tanya nya.

"Aku mau pulang," jawab Selfi.

"Ini udah malem banget, pasti Bunda, Ayah, sama Kak Jeje khawatir dan nyariin aku," tambahnya.

Cowok itu ikut bangkit dan berdiri di hadapan Selfi. Sedikit menunduk untuk menatap Selfi karena perbedaan tinggi badan, "Gue anter."

"E-enggak usah, aku pesen ojek online aja."

Selfi teringat sesuatu, ia harus berkenalan. Dengan ragu-ragu Selfi mengulurkan tanganya, "Kita belum kenalan, aku gak mungkin lupain orang yang udah menyelamatkan nyawa aku. Aku, Selfi."

"Kita udah beberapa kali ketemu, inget?" Cakap Selfi.

Cowok itu mengangguk dan menjabat tangan Selfi, "Leon."

"Leon." Selfi mengulang nama cowok bandana yang ternyata bernama Leon.

"Mau pulang kan? Gue anter, ini udah malem, jangan nolak, ayok!" Leon bukan memaksa, ia hanya khawatir pada cewek bernama Selfi yang sudah beberapa hari ini ia pantau di sekolah.

SELFI ▪SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang