~Flashback Leon Dan
Sedikit Cerita~"Terimakasih lho Halim kamu sudah repot-repot jenguk, padahal saya sudah baik-baik aja lho ini hahaha."
Seperti hal tak asing lagi kalau sedang mengobrol santai hendak menjawab, pastilah terkekeh atau tertawa renyah, itulah yang di lakukan Halim.
"Enggak atuh gak ngerepotin Dinu, kan gak normal kalau teman sakit kita gak ngejenguk, haduh, bagaimana sih kamu ini," kata Halim.
Dinu dan Halim asik bercengkrama, ngobrol ngalor-ngidul di iringi kekehan khas Bapak-bapak setelah Halim yang datang beberapa menit yang lalu.
Sedangkan Selfi dan Sekar sedang membuat minuman untuk mereka, tapi Ariana memaksa ikutan untuk membuat minuman, padahal untuk dia sendiri nantinya. Kini ketiga perempuan yang satu nya beda usia itu malah asik di dapur bahkan sampai lupa diri untuk menyajikan makanan dan minuman untuk Halim di ruang tamu.
"Nih-nih sayang, tante bikinin Seblak buat kamu lho..." Sekar membawa semangkuk penuh Seblak buatan nya dengan Selfi dan niat untuk di makan sama-sama dengan Ariana.
Ariana menatap Seblak di mangkuk itu dengan mulut menganga dan mata berbinar. "Waaaahh... padahal niat nya mau jenguk Om Dinu, eh saya malah nyasar ke warung Seblak yah!"
Selfi terenyum dan Sekar terkikik. "Yaudah ayok kita makan Seblaknya!!!" Semangat Sekar untuk makan Seblak sampai kembali pada semangat nya saat usia belasan tahun.
"Tap---"
"Am nyam nyam nyam, umhh, enak pisan ini mah atuh euy... ngalahin Seblak pesugihan ini mah! Hayuk atuh tante kita bikin warung Seblak," beo Ariana sambil menyantap Seblak.
Sekar menepuk pundak Ariana. "Ah kamu mah bisa aja ya."
Selfi kembali membuka mulutnya setelah tadi ia mau bicara tapi Ariana memotong tanpa sadar. "Tap---"
"Ini mah enak pasti gara-gara masak nya di niatin buat saya tante, kalo di niatin buat emm-- Kak Jehan mah moal kayak gini rasanya, mwehehe!" Cakap Ariana, lagi-lagi tak sadar telah memotong Selfi yang bahkan belum menyelesaikan satu kata.
"Ta--- akh!"
Sekar menepuk paha Selfi cukup keras sebab ia tertawa karena ucapan Ariana, Selfi merintih pelan, Sekar tak peduli, ia tidak dengar, suara tawa nya lebih menggema seisi dapur.
"Kamu ini bisa aja ya Ariana! Kalo Jehan denger pasti di telen hidup-hidup kamu sama dia," ucap Sekar, mulai meredakan tawa nya.
Tangan Selfi terkepal, ia menarik napas dalam, dan--- Brak! Selfi memukul meja keras. "Maaf tapi kita belum buatin minuman buat Pak Halim di ruang tamu."
"Astagfirullahal'adzim iya Bunda lupa nak, astaga..." Sekar bangkit dari kursi dan berjalan mengambil nampan yang sudah berisi dua gelas kopi dan camilan, lalu Sekar membawa nya ke ruang tamu.
Sekar belum kembali ke dapur, Ariana masih anteng memakan Seblak begitupun Selfi yang baru saja menyuapkan beberapa sendok ke mulut nya. Ariana bersendawa, lalu terkekeh sendiri, Seblak nya sudah habis, dia menghabiskan semangkuk penuh Seblak tanpa rasa kekenyangan, malah kurang.
"Sering-sering ah saya teh main ke rumah kamu, biar di bikinin Seblak maknyus semangkuk metung ini lagi, hehe." Ariana masih saja menyendok sisa air Seblak yang menggenang kecil di mangkuk.
Selfi tersenyum tipis. "Iya harus, kamu harus sering-sering main ke sini."
"Wis pasti itu mah!"
Ariana menengok kanan-kiri. "Kemana Kakak kamu yang judes itu?"
"Kak Jeje belum pulang dari habis pulang sekolah tadi sore, katanya ada urusan sama temen nya," balas Selfi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELFI ▪Selesai
Novela JuvenilTerbangun dari koma dalam satu tahun ternyata membuat Selfi kehilangan sosok yang selama ini selalu berada di sisinya. Banyak yang mengatakan bahwa sosok yang hilang dan di cari Selfi telah tiada, tapi Selfi yakin seseorang itu masih hidup dan tak j...