~Apartemen Aroon~
Selfi berdiri di ambang pintu kelas, menunggu Jehan, untuk pulang. Ariana sedang duduk di atas meja sambil mengulum permen yang ia beli saat jam kosong tadi, niatnya mau beli permen karet gagal, Ariana lebih tergoda pada permen rasa soda yang di gantung di warung kantin.
"Mana Kakak kamu? Kok belum datang yah, tumben, biasanya cepet pisan kesini nya." Itu suara Ariana yang sedari tadi memang menunggu Selfi di jemput Jehan ke kelas.
Selfi mmemutar badan, berjalan kembali menuju kursi nya dan duduk di sana. "Iya, tumben."
"Nih." Ariana menyodorkan permen yang masih dalam kemasan pada Selfi.
Selfi menerima nya sambil tersenyum. "Makasih."
Selfi menatap Ariana yang nampak anteng duduk di atas meja, mengayun-ayunkan kaki nya dan terlihat sangat menikmati permen di mulutnya itu. Melihat Ariana, Selfi jadi ingat sesuatu, Selfi ingin menanyakan satu hal pada Ariana, dan sepertinya ini waktu yang tepat.
Di dalam kelas hanya ada dirinya, Ariana,Kribo, Botak, dan... Kenzie yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Ariana?" Panggil Selfi.
"Euy?"
"Aku boleh tanya gak?"
"Tanya apa atuh, sok tanya weh!" Ariana memang sangat hangat bawaan nya kalau kepada Selfi.
"Apa yang terjadi sampai Kak Jeje sekarang bolehin kamu deket sama aku? Setau aku, Kak Jeje itu gak suka kamu deket-deket sama aku, meskipun dia diem, tapi aku tau, Kak Jeje suka ngegerutu liat kamu," cakap Selfi.
Ariana terdiam menatap Selfi, kemudian menggigit permen nya yang sudah mengecil sebab ia hisap, mengeluarkan gagang permen yang sudah tak ada permen nya lalu membuang nya asal.
"A-- mana saya tau, ahaha, mungkin Kakak kamu yang judes itu kesambet jurig tobat," balas Ariana asal.
Selfi menatap Ariana. "Kamu gak pinter bohong Ariana."
"Aku tau mata kamu. Waktu masalah Kak Ariana, yang kamu di rundung sama dia. Kamu bilang kamu gak apa-apa, tapi faktanya?" Lanjut Selfi.
Ariana membuang muka, menghindari Selfi yang menatap nya. Pikiranya bilang kalau tidak apa-apa kalau ia cerita yang sebenarnya pada Selfi. Tapi, Ariana tidak mau membuat Selfi memikirkan hal ini, hal yang terjadi padanya.
Selfi mencekal tangan Ariana. "Kata kamu kita ini bestie kan?"
Ariana menatap Selfi lalu mengangguk. "Iya."
"Kalau gitu, sebagai bestie, kamu harus terbuka sama aku. Kalau kamu ada masalah, dan aku tanya sesuatu, kamu harus cerita."
Ariana menggigit bibir bawah nya, ia menunduk menatap tangan nya yang di tangkup tangan Selfi.
Ariana membuka mulut, kembali mendongak menatap Selfi. "Kamu tau?"
"Aku gak tau, tapi aku harus tau."
"Saya teh hampir di perkosa sama orang," ungkap Ariana, suaranya pelan.
Pupil mata Selfi membesar seketika. "Apa?!"
Ariana mengangguk. "Iya, hampir. Untung nya, ada Kak Aroon yang datang nyelametin saya dari orang bejat suruhan entah siapa."
"Suruhan? Jadi orang yang hampir macem-macemin kamu itu orang suruhan?"
"Iya. Entah siapa yang nyuruh dia. Tapi saya jadi mikir. Saya salah apa sampai ada orang yang mau jahatin saya segitunya. Perasaan, saya teh cuma rada nakal di sekolah. Di lingkungan lainya, malah saya pendiem dan jaga sikap. Saya juga gak pernah jahat sama orang, adek kelas yang jadi korban palak saya aja, ujung-ujung nya malah akrab sama saya," tutur Ariana menyurahkan isi hati dan pikiranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELFI ▪Selesai
Teen FictionTerbangun dari koma dalam satu tahun ternyata membuat Selfi kehilangan sosok yang selama ini selalu berada di sisinya. Banyak yang mengatakan bahwa sosok yang hilang dan di cari Selfi telah tiada, tapi Selfi yakin seseorang itu masih hidup dan tak j...