t i g a

4.1K 429 28
                                    

JANGAN LUPA VOTE SEBELUM MEMBACA, BIAR AUTHORNYA CEPET UPDATE. KOMEN BIAR RAME☺👌

 KOMEN BIAR RAME☺👌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***

Lana berjalan pelan menuju meja makan, dia masih belum puas nonton drakor tadi malam dan Mama tercinta memergokinya sekaligus menyuruhnya untuk langsung tidur. Jika tidak ancamannya adalah uang jajannya, Lana tidak mau itu terjadi.

Kenapa?  Karna Lana lagi proses menabung buat beli album nct dream yang baru. Ingat masih proses.

"Lana, cepetin sarapannya nak. Kasian cowok kamu nunggu."  suruh Lina-Mama Lana.

Lana yang sedang mengolesi roti tawarnya menatap Lina bingung.

"Cowok? Perasaan Lana ga—"

"Eh, Mark sini ikut sarapan sama kita." ucapan Lana terpotong saat Mama Lina tiba-tiba menyuruh seorang remaja laki-laki duduk di sebelah Lana. Lana langsung melotot keara Mark yang dibalas senyum kecil dari Mark.

"Makasih tante." balas Mark sopan. Lana langsung menatap Mamanya akan protes, tapi Lina justru berbicara dengan Mark.

"Panggil Mama aja Mark." Lana langsung melotot tak percaya ke arah Mamanya.

"Maaa—"

"Oh iya Mark, gimana kabar Mama kamu sehat kan? "

"Alhamdulillah sehat ta—eh Ma."

Lana yang tidak dianggap pun mengunyah rotinya dengan cepat.

"Aku udah selesai Mah." Lana berdiri dari duduknya setelah meneguk habis satu gelas susu coklat.

"Eh Lana, kamu tunggu Mark selesai. Kan Mark kesini mau njemput kamu buat berangkat bareng. Iya kan Mark? " cegah Lina, dan Lana cuma bisa mendengus kesal.

"Iya Mah. Aku tunggu di luar." setelah itu Lana menunggu Mark di depan rumah.

Cukup lama Lana berdiri di samping mobil cowok itu, sebenarnya apa saja yang dibicarakan Mamanya dengan Mark sampai selama ini. Lana yang bosan pun memutuskan untuk membuka ponselnya lalu melanjutkan setreaming mv hot sauce nct dream yang baru rilis kemarin.

Ketika akan sampai di bagian Jeno, tiba-tiba seseorang mengangkat ponselnya. Lana yang kaget langsung menatap kesal pelaku.

"Mark, kembaliin ponsel aku!"  Lana berjinjit berharap bisa menggapai ponsel yang ada di tangan Mark.

Mark menggeleng, lalu memasukan ponsel Lana ke dalam saku celana. Kalo sudah begini Lana tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

Mark dengan tanpa dosanya membuka pintu mobil penumpang untuk Lana, Lana langsung menatap bengis kearah Mark. Kesal. Tentu saja.

"Gak usah gitu mukanya, nanti kalo udah nyampe aku balikin ponsel kamu." Mark mengelus pipi Lana dan langsung di tepis kasar oleh Lana.

"Apaan sih! "  Mark menghela nafas sabar, setelah itu Mark pun masuk ke dalam mobil.

Di sepanjang jalan mereka berdua saling diam, Lana yang kesal masih setia menyenderkan kepalanya menatap samping. Dia malas menatap Mark.

Mark melirik ke arah Lana, tanpa bicara lebih dahulu Mark menggenggam tangan kanan Lana.

Lana menatap kearah tangannya dan Mark bergantian. "Apasih!  Lepas enggak!? "

Mark menggeleng dan tambah mengeratkan genggamannya.

"Serah deh. Gue males sama lo!" jawab Lana yang membuat Mark langsung memberhentikan mobil dan menatap tajam Lana.

Lana menatap Mark berani. "Ap..apa liat-liat?!"

"Lana, aku-kamu."

"Apasih Mark! "

Mark menatap tajam kearah Lana, bahkan genggaman tangannya makin mengerat membuat Lana mencoba melepaskan tapi percuma saja tenaganya tidak sebanding dengan Mark.

"LANA! " bentak Mark.

Lana menatap Mark tidak percaya, bahkan Papanya tidak pernah membentak dia seperti ini. Mata Lana langsung merah, dia takut kepada Mark yang sedang menatap tajam kearahnya bahkan membentaknya.

"Mark aku bingung sama kamu. Kamu akhir-akhir ini ngatur-ngatur aku dan tadi kamu rebut ponsel aku bahkan ngebentak juga. Kamu mau apa sih sebenarnya?" tanya Lana  bahkan air matanya sudah menetes. Sebegitu lemahnya dia.

Tatapan Mark kini berubah menjadi lembut, dan Mark menghadap kearah Lana menggenggam kedua tangan cewek itu.

"Kamu lupa? Aku pacar kamu sekarang."

"Tapi Mark kita bahkan waktu itu baru pertama ketemu." 

"Kita sering ketemu bahkan aku udah suka sama kamu dari 3 bulan lalu." jawaban Mark membuat Lana menatap Mark heran sekaligus bingung.

"Maksudnya? "

Mark langsung menunjukkan sebuah foto yang ada di galerinya. Seketika itu Lana langsung menutup mulutnya kaget, pantas saja Mamanya dan Mark terlihat akrab.

Di foto itu terlihat ibu-ibu sosialita selfi bersama dan jangan lupakan ada Mark juga di tengah-tengah ibu-ibu itu. Dan yang membuat Lana kaget adalah, penampakan dirinya yang sedang main ponsel.

"Jadi kamu pernah ikut arisan waktu itu? " tanpa ragu Mark mengangguk.

"Bahkan sering. Kamu tau alasan aku sering ikut Mama arisan? " Lana menggeleng.

Mark mendekat kearah Lana. "Itu karna aku suka liat wajah lucu kamu main ponsel."

Lana langsung melotot jadi selama ini yang sering memperhatikan dia saat main ponsel di acara arisan Mama dan teman-temannya itu Mark. Lana kira itu perasaannya saja saat ada yang memperhatikan eh ternyata beneran.

Dan kenapa harus Mark?  Ah sial Lana jadi menyesal telah sering mengikuti ajakan Mamanya yang arisan tiap bulan itu, dan Lana main ponsel itu untuk membuang rasa bosannya dan Lana tidak pernah tahu jika ada Mark waktu itu. Bahkan sudah beberapa kali. Dan Lana mulai hari ini harus mengurangi keseriusan bermain ponsel.

"Mark jangan bilang kamu udah sering liat aku ikut arisan dan aku serius sendiri main ponsel? "

Mark membelai rambut Lana dan mengangguk singkat. "Bahkan udah 3 kali. Dan mulai sekarang kamu gak boleh main ponsel kalo lagi sama aku, kamu cuma boleh serius sama aku."

"Eh tap—" Mark segera memotong protes yang akan Lana layangkan.

"Kamu tau satu hal lagi enggak?" walaupun kesal Lana tetap menjawab dengan menggeleng.

Mark mendekatkan wajahnya kearah Lana. "Kamu kelihatan cantik kalo lagi serius gitu. Tapi aku juga gak suka kalo kamu lebih serius sama ponsel daripada aku."

"Mark kamu—" ucapan Lana terpotong saat tiba-tiba Mark mencium pipi kanan Lana. Lana kaget bukan main masalahnya Mark langsung senyum-senyum kearahnya setelah itu, dan mungkin ekspresinya sudah terlihat aneh di mata Mark sangking kagetnya.

"Aku suka sama kamu sejak itu. Dan soal hukuman di gerbang itu cuma alibi aku aja biar bisa milikin kamu."

Lana terdiam mencerna semua yang dimaksud Mark. Mark kembali berbisik di telinga Lana, yang membuat Lana harus senang atau malah sebaliknya.

"Dan karna kamu udah tau itu, jadi gak ada alasan buat kamu nolak aku. Kita pacaran mulai 2 hari lalu, dan kamu harus ingat itu."


𝐏𝐎𝐒𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄 | 𝐌𝐚𝐫𝐤 𝐋𝐞𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang