e n a m

3K 276 30
                                    

JANGAN LUPA VOTE SEBELUM MEMBACA, BIAR AUTHORNYA CEPET UPDATE. KOMEN BIAR RAME👌


***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lana, mau ikut gak? " 

"Kemana? "

"Ke rumah Karina, bosen gue di rumah terus."

"Kuy lah. Gue juga bosen, mau kesana jamber? "

"45 menit lagi gue udah di rumah lo, kita kesana bareng."

"Okey,"

Tut tut...

Sambungn tertutup, Lana segera berdiri dari rebahannya di ruang keluarga untuk mandi lalu menunggu Letta menjemputnya. Bisa saja dia bawa mobil sendiri tapi dia terlalu mager.

20 menit berlalu, kini Lana sedang memoleskan lipstik di bibirnya.

Tring

Lana segera membuka ponselnya, mungkin saja Letta sudah sampai. Itu yang ada dipikirannya. Ternyata Lana salah.

Mark😈

Ak d dpn rmh km.

11:20

Singkat. Itulah Mark, kadang Lana salah mengartikan gara-gara pesan Mark yang suka di singkat-singkat.

Tanpa menjawab Lana segera ke bawah. Dan benar saja ada Mark sedang duduk di sofa, tadi katanya di depan tapi ini?

"Mark, kamu ngapain kesini? "

Mark memperhatikan penampilan Lana, berdiri mengitari Lana penuh selidik. "Mau kemana? "  tanya Mark datar.

Lana terdiam memikirkan, antara jujur atau harus bohong.

Mark maju dan memegang kedua pundak Lana, mengarahkan wajah Lana agar bersitatap dengan dia.

"Jawab Lana!"  bentak Mark.

Lana menunduk. "Letta ngajak main ke rumah Karina, aku iyain. Dan kayaknya Letta udah di jalan mau kesini."

"Kamu gak bilang ke aku? Atau ijin gitu? " sorot mata Mark tiba-tiba saja menajam.

"Bukannya aku gak mau bilang atau ijin, aku rasa hal itu gak perlu. Lagian aku cuma main ke rumah Karina,"  ucap Lana jujur.

Tapi ucapan Lana barusan membuat Mark tambah menatapnya tajam, bahkan Mark memaksa Lana untuk menatapnya. Lana takut, tentu saja. Tapi Lana disini merasa dia tidak salah, jadi buat apa takut?

"Gak perlu?  Kamu bilang! Lana, aku pacar kamu. Aku berhak tau kamu kemana, sama siapa. AKU BERHAK! " tanpa sadar Mark membentak Lana.

Lana menduduk takut. "Iya, aku salah." lirihnya.

Mark menjauh dan duduk kembali sembari meredakan emosinya.

Beberapa menit kemudian Mark mendekati Lana yang sedari tadi menduduk dan badannya bergetar tanda cewek itu menangis.

"Maaf, aku kelepasan." Mark menarik Lana ke pelukannya.

"Aku takut kamu kaya gitu," ucap Lana sesenggukan.

"Maaf, sayang. Tadi aku emosi, kamu tau kan kalo hari libur gini aku pengin berduaan sama kamu. Dan tadi aku percepat urusan keosisan di sekolah cuma buat bisa quaty time sama kamu. Tapi kamu malah mau ke rumah Karina, " 

Kini Lana yang jadi merasa bersalah. "Maafin aku yang gak tau soal itu."

Mark mengangguk dan mengusap kepala Lana. "Gak pa'pa, lain kali ijin atau enggak ngomong sama aku yaa? "

"Iya, "

Mark melepaskan pelukanya. "Kamu jadi ke rumah Karina? "

Lana terdiam sambil berfikir. "Emang kamu bakal ngijinin? "

Mark langsung menggeleng. Lana mendengus. "Terus kamu tanya itu buat apa? "

"Pengin aja. Udah ya gak usah pergi, di rumah aja."

"Tapi Mark, Letta pasti udah mau sampe kesini."

Mark mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu.

Letta

Lo lngsng ke rmh Karina aja,

Lana sm gw.

11:35


Bgst! 🖕

11:35

"Ada apa? "  tanya Lana bingung melihat Mark yang tertawa.

"Enggak sayang. Letta gak masalah kalo kamu enggak ikut,"

"Yakin? " tanya Lana tidak yakin. Masalahnya Letta bukan orang seperti itu, pasti dia bakal misuh-misuh kalo dia tidak ikut, padahal sudah membuat janji.

"Iya, sayang." 

"Kok aku gak percaya ya? " gumam Lana yang masih bisa di dengar Mark.

Mark menarik tangan Lana menuju dapur. "Masakin dong, aku laper." ucap Mark manja.

Lana menghela nafas tetapi tak urung dia membuka kulkas mencari bahan yang pas untuk membuatkan Mark makan siang.

Kebetulan Lina-Mama Lana sedang pergi bersama Papanya, dan asisten rumah tangganya yang sedang balik kampung, jadi mau tidak mau Lana harus memasak untuk Mark.

"Mau aku masakin apa? "  tanya Lana yang sudah mulai mengeluarkan bahan-bahan.

"Apa aja. Asal kamu yang masak, "

"Kalo gitu aku masakin kamu batu, kamu makan? " tanya Lana becanda.

"Emang aku apaan." kesal Mark.

Lana tertawa melihat wajah Mark yang kesal, tapi entah kenapa hatinya sedikit menghangat jika ada Mark di sampingnya. Atau mungkin dia mulai cinta ke Mark? Entahlah Lana belum yakin soal itu.

"Masak ayam mentega, sup jamur tiram, sama tumis buncis aja gimana?"

"Terserah, apa aja aku makan asal jangan yang ada udangnya. Alergi udang aku tuh,"

"Kalo gitu kamu bantu cuci sayurnya terus ambil ayam di kulkas cuci juga yaa,"  

Chup

Mark mencuri kecupan ke pipi Lana sebelum melakukan yang Lana katakan.

Lana memegang pipinya yang tiba-tiba memanas dan juga debaran jantungnya. Sial! Jika terus begini, bisa-bisa Lana benar-benar jatuh cinta ke Mark.

"Udah, mana lagi yang bisa aku bantu? " tanya Mark meletakan sayuran tadi di samping Lana.

"Kamu tunggu aja depan tv, aku bisa selesaiin ini sendiri."

"Enggak, aku mau kaya gini."  jawab Mark berdiri di belakang Lana dan memeluk Lana dari belakang.

"Mark ih, ini malah kamu bikin kerjaan aku makin lama."

"Enggak sayang, justru aku bakal nyemangatin kamu dari belakang."  balas Mark tak mau kalah, dan terkadang mencuri kecupan di pipi tembem Lana. Bahkan sesekali mengigit leher jenjang Lana.

Lana sebenarnya merasa geli tapi dia juga tidak bisa menghentikan itu, percuma saja. Mark tetaplah Mark.



***

𝐏𝐎𝐒𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄 | 𝐌𝐚𝐫𝐤 𝐋𝐞𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang