t i g a p u l u h t i g a

1.3K 99 11
                                        

Mau cek ombak dulu👇👇


Mau cek ombak dulu👇👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Satu jam berlalu, kedua lelaki berbeda usia itu tetap diam enggan membuka percakapan. Lana menghela nafas, setelah selesai mengobati keduanya, kini gadis itu harus terjebak diantara dua laki-laki yang saling bertatapan dengan wajah tidak bersahabat.

“Kak Al, Mark, mau sampai kapan kalian diem-dieman gini?”

“Sampai pacar lo minta maaf sama gue.”

“Gak tau.”

Balas Alvaro dan Mark.

“Mark,”

Lana mengkode Mark untuk sedikit menurunkan egonya, biar bagaimana pun Mark yang memulai.

Mark yang peka pun, menghela nafas.

Sorry, gue terbawa suasana.”

“Iya,”

Balas singkat Alvaro sebelum melenggang pergi ke kamarnya, sepertinya Alvaro masih kesal, Lana dapat merasakan itu. Dan Lana membiarkan Kakaknya itu untuk ke kamar, mungkin saja Alvaro lelah sehabis kuliah setelah itu menjemput Lana yang jarak kampus dan sekolah Lana bisa dikatakan jauh.

“Lana,”

Lana menoleh saat Mark memanggil namanya dan menggenggam kedua tangannya.

“Aku kangen.” Mark langsung memeluk Lana erat.

Lana menerima pelukan, biar bagaimana pun dia juga kangen.

“Kamu kok gak ngabarin mau kesini hari ini, bukannya sabtu ya?”

“Nunggu besok kelamaan,”

Lana melotot tak percaya, hari jumat ke sabtu kan tidak lama.

“Tap—”

“Sstt, aku kangen banget sama kamu.” Mark kembali memeluk Lana, kali ini ditambah kecupan penuh sayang di puncak kepala Lana.

“Kamu mau disini berapa hari?”

Mark tampak berfikir setelah pelukan keduanya terlepas.

“Sampai tamat.”

“Jangan bilang ka—” Lana menatap curiga kearah pacarnya.

“Ya, aku pindah kesini. Satu sekolah sama kamu.”

“Apa kamu pindah karena aku? ”  Lana bertanya takut dugaanya benar.

Mark mengangguk dan mendekati Lana.

“Because I can't be away from you and remember, you are mine, Lana.”


****

“Pacar lo gak pulang?” tanya Alvaro ketika ketiganya diruang makan.

Lana yang sedang menyiapkan lauk di atas meja menoleh kepada Alvaro.

“Kak Al, Mark dari Jakarta belum makan. Gue gak mungkin tega biarin pacar gue kelaparan.”

Alvaro mendengus sebal, melirik Mark yang terlihat tersenyum penuh kemenangan.

“Tapi dia pergi kan sehabis ini?”

“Lo tenang aja, walaupun gue pengin nginep terus tidur bareng Lana, tapi gue harus pulang ke Apartement baru gue.”

Lana mencegah Alvaro yang bersiap berdiri menghampiri Mark yang duduk di depannya. Mark benar-benar, batin Lana.

“Kak Al, udah ya. Kita makan dulu, Mark cuma bercanda. Iya kan, Mark?”  Mark bergumam membuat emosi Alvaro perlahan hilang.

“Awas aja kalo sampai gue tau lo tidur bareng adik gue!” ancam Alvaro mengangkat pisau di udara sembari menatap Mark tajam.

Mark hanya mengangguk saja, matanya mengedipkan mata sembari tersenyum kepada Lana yang menggeleng, meminta Mark untuk tidak menjahili Kakaknya itu.

“Padahal kan kita pernah tidur bareng, iya kan Lana sayang?” ucap Mark tanpa suara sembari menggoda Lana yang terlihat kesal.

Lana melirik Alvaro, untung saja Kakaknya itu sedang serius makan tidak melihat gerakan mulut Mark yang sangat meresahkan.

“Mark,” gumam Lana memperingati Mark.

“Apa sayang? Kamu mau aku nina boboin, hm?”

Saat itu juga, Lana ingin mengubur pacarnya itu yang telah bersuara dengan begitu kerasnya. Sampai membuat Alvaro yang sedang minum menatap nyalang Mark.

“MARK!”

“Iya, Kakak ipar? Gue ada salahkah?” tanya Mark dengan tampang sok polosnya, yang justru membuat Alvaro melangkah menghampiri Mark.

“Berani lo gituin Lana sebelum sah, gue gibeng lo!”

Mark tertawa melihat ekspresi Alvaro.

“Bercanda Kakak ipar,”

“Gue bukan Kakak ipar lo!”

Lana mengusap wajahnya frustrasi, entah setan apa yang merasuki Mark pacarnya yang terkenal cool kini menyebalkan seperti itu, terlebih kepada Alvaro yang tidak suka bercanda apalagi itu menyangkut Lana.

“Kak Al, Mark, udah. Ini udah malam, jangan buat keributan.” mohon Lana ketika keduanya sudah bersitegang.

“Awas aja lo!”

“Awas apa Kakak ipar?”

“Suka-suka lo lah!” kesal Alvaro yang kembali duduk, meminum satu gelas air putih dengan mata memicing kepada Mark yang senyam-senyum kepada adiknya Lana.

“Bocah sinting.”



****





Iya tau sedikit, ini sesuai janji diawal klo book ini setiap partnya emng sedikit, tolong jgn protes😌🙏

Up sedikit demi sedikit gpp kan ya😀 daripada ga up sama sekali, ygy

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian klo perlu petuah kalian buat gue, gue orangnya suka di petuahi🙂😌

𝐏𝐎𝐒𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄 | 𝐌𝐚𝐫𝐤 𝐋𝐞𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang