"Papa gak boleh pergi.."
"Enggak, papa gak akan pergi. Papa bakal sama Nana kok"
"Selamanya?"
"Huum.. selamanya, papa bakal sama Nana seumur hidup kamu"
Jeno menyunggingkan senyum tipisnya, menatap anaknya yang tertidur. Sudah lima belas menit mereka di dalam mobil. Hari ini Jaemin bisa pulang, butuh sejam lebih hanya untuk meyakinkan jika tidak akan terjadi apa-apa saat naik mobil nanti. Tidak mungkin Jeno membawa Jaemin naik bis, jalanan saja macet tadi. Jaemin dibiarkan untuk tidur di mobil, tidak enak jika harus membangunkannya. Hanya menatap Jaemin tanpa melakukan apapun, menemani anaknya sampai bangun nanti. "Padahal dulu yang duduk di situ anak kecil yang minta buat makan tiap pulang sekolah"
"Sekarang.. kenapa cepat sekali kamu besar sih.. papa masih ingin mendengar rengekan mu kalau tidak dibelikan permen"
Sungguh, Jeno rindu malaikat kecil yang selalu menangis karena harus ditinggal bekerja setiap harinya. Yang tertawa terbahak-bahak saat Jeno menggelitiknya sampai wajahnya memerah. Anaknya tumbuh terlalu cepat.
***
"Mau kemana sih.."
"Ikut aja ayo"Jaemin mendengus tetapi tetap naik mobil. Entahlah, dia juga bingung dengan ayahnya yang tiba-tiba memintanya untuk ikut pagi-pagi seperti ini.
"Mau kemana sih... Harusnya jam segini aku masih tidur""Udah gak usah bawel ikut aja ayo"
Mobil Jeno mulai melaju meninggalkan rumah, membiarkan anaknya terus mengomel sepanjang jalan karena tidurnya terganggu. Tidak sampai lima belas menit Jaemin berhenti bicaranya, jarinya hanya mengetuk-ngetuk kaca mobil. Ajaib memang, Jeno yang ada disampingnya selalu mampu membuatnya tenang walaupun dirinya juga harus bergelut dengan isi kepalanya. "Kenapa tiba-tiba diam?"
Jaemin tidak menjawab bahkan tidak menoleh, masih asik mengetukkan jarinya. Jeno yang melihatnya pun membiarkan hal itu, dia tau anaknya masih ada rasa takut. Mobil yang kini terparkir di parkiran tempat yang terlihat ramai membuat Jaemin menegakkan hukum lalu menatap Jeno. "Dulu, paman mu ingin sekali kesini. Papa tidak bisa membawanya kesini karena pasti akan memakan waktu lama dan papa tidak punya banyak waktu sebelum kakek pulang"
"Jadi.. hari ini papa mengajakmu kesini. Tidak apa-apa kan?"
Melihat sorot mata Jeno membuat Jaemin langsung mengangguk dan turun dari mobil. Setidaknya dia juga bisa menaiki beberapa wahana disini.
"Mau naik apa dulu?"Jaemin terlihat berpikir lalu menunjuk ke salah satu wahana. "Ayo!"
Keduanya benar-benar menghabiskan waktu bersama menaiki berbagai wahana sampai suara mereka serak karena berteriak ketika naik rollercoaster. Setelah cukup puas mereka memilih istirahat, ditemani popcorn dan soda sembari menatapi orang-orang.
"Harusnya kita ajak mama juga ya""Mama mana mau naik kayak gitu, yang ada ngambek dia nanti"
Jaemin tertawa, pandangannya mengikuti arah pandang Jeno. "Kenapa?""Naik itu ya?"
"Komedi putar? Ayolah aku sudah dewasa masa naik begitu"
"Ayo.. sekali saja ya? Papa ingat paman mu"
Jaemin mencebik begitu tangannya ditarik oleh Jeno dan dibawa ke wahana itu. Mau tidak mau Jaemin harus duduk di salah satu kuda, anehnya dia tetap menurut walau mengomel tidak mau naik. Wahana itu mulai berjalan, berputar secara perlahan dengan iringan lagu yang disediakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Him Nana vol.2
FanfictionKembalinya Jeno, mungkin karena Jaemin benar-benar harus bahagia. [diharapkan baca Call Him Nana yang satu nya dulu sebelum kesini, terimakasih]