"ah.. ternyata kau juga yang tanding. Tidak akan bilang apapun hm? Aku yakin kau belum lupa kejadian itu Na Jaemin"
Jaemin tersenyum kecil, menatap pria didepannya dengan santai. "Tidak ada. Kau memang pantas mendapatkan nya""Benar kan? Kelakuan mu masih sama saja setelah tertabrak. Kau membuatku harus berada dirumah sakit, harusnya kau tidak hidup lagi saat itu"
"Permisi?"Daehyun mencebik, bisa-bisanya ada yang memotong pembicaraannya. Tubuhnya mematung begitu berbalik, "maaf? Bisa ulangi apa yang kamu katakan tadi?"
"B-bagaimana.. bagaimana.."
Jaemin tersenyum, mendorong Daehyun dengan bahunya agar tidak menghalangi jalan. "Papa.. dia yang ejek papa waktu itu""Benarkah?"
Jeno menatap anak didepannya, membungkukkan tubuhnya sedikit agar wajahnya sejajar dengan Daehyun. "Perkenalkan, saya ayahnya Na Jaemin. Jadi kalau kamu macam-macam sama anak saya, kamu juga macam-macam sama saya. Paham?"Jeno menyunggingkan senyumnya lalu merangkul anaknya, meninggalkan Daehyun yang masih mematung. "Jadi dia ya yang waktu itu kamu pukul? Harusnya jangan kasih ampun sekalian.."
"Keburu ada guru, niatnya juga gitu"
Jaemin menatap Jeno, ini lah papanya yang sebenarnya. Orang pertama yang akan marah jika anaknya diganggu. "Aku harus bersiap.. papa tidak akan kemana-mana kan?"
"Tentunya.. ini impian papa untuk lihat anak papa bermain di lapangan"
Kedua tangannya mengusap bahu Jaemin pelan, senyum lebarnya buat Jaemin ikut tersenyum. "Gak usah takut, papa yakin kamu bisa. Tenang dan anggap ini seperti waktu kamu latihan. Walaupun kamu udah lama gak berlatih tapi papa yakin kamu pasti bisa pegang semuanya ya?Papa pengen lihat piala nya, bisa kan dapetin itu untuk papa?"
Jaemin mengangguk, tatapan Jeno penuh harap padanya jadi dia tidak mau mengecewakan ayahnya. Jeno mengambil topi ditangan Jaemin dan memakai kan nya, "waktu papa pakein topi kayak gini kamu masih kecil, kamu pasti bisa. Papa yakin itu, nama Na Jaemin akan terpampang jelas di koran nanti dan akan semakin terkenal"
"Anaknya Lee Jeno, Na Jaemin si penakluk dunia"
***
"Tunggu? Aku belum pernah melihat dia.. apa dia pemain baru?"
"Tidak, dia memang di tim ini. Hanya dia baru muncul karena insiden itu, kau ingat yang dokter Lee itu kan?"
"Ah iya.. anaknya itu kan? Kasihan ya ditinggal ayahnya"
Jeno tersenyum tipis mendengar pembicaraan orang yang duduk didepannya. Dia menatap Jaemin yang tampak gugup. Untuk lemparan pertama meleset, Jaemin gagal memukulnya. Tangannya menjadi lebih dingin karena itu, dia takut.
Lemparan kedua juga tidak berhasil. Kesempatan nya tinggal sekali. Tangannya menggenggam tongkat semakin erat, matanya benar-benar fokus pada bola sekarang.Sorakan dari penonton langsung menyapa telinga begitu Jaemin berhasil memukul bola nya cukup jauh. Bahkan larinya sangat cepat, Jeno sampai gemas sendiri karena itu. Sorakan semakin ramai begitu Jaemin akhirnya sampai, mendapatkan poin untuk tim nya. "Dia anakku!!"
Beberapa orang menoleh, terkejut melihat Jeno yang berdiri sembari bersorak.Bayangkan saja, Lee Jeno yang disiarkan di berita telah meninggal sekarang berdiri di tengah-tengah mereka sambil bersorak senang.
Sungchan yang melihat Jaemin pun ikut bersorak, memeluk Jaemin yang berlari menghampirinya. "Kau membuat sejarah lagi Na Jaemin!"Jaemin tersenyum lebar, kepalanya kini menoleh menatap banyaknya penonton. Hanya satu orang yang dicarinya sekarang. Begitu melihatnya Jaemin tersenyum, melambaikan tangannya.
"Siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Him Nana vol.2
FanficKembalinya Jeno, mungkin karena Jaemin benar-benar harus bahagia. [diharapkan baca Call Him Nana yang satu nya dulu sebelum kesini, terimakasih]