🌼 Extra Part 🌼

1.9K 110 33
                                    

Yuk bund mleyot dulu sebelum baca😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuk bund mleyot dulu sebelum baca😂

🌼🌼🌼🌼

Matahari bersinar terik siang ini saat segerombolan manusia bertampang kusut keluar dari ruang-ruang kelas di sebuah universitas. Panas yang garang, membuat mereka yang baru saja memerah isi kepala itu tambah kuyu. Ngeri membayangkan pulang di bawah bayang-bayang sang rasa raja siang saat kepala rasanya mau pecah.

Tapi apa boleh buat pikir mereka semua. Kasur menjadi destinasi yang paling ingin mereka tuju.

Termasuk Akas. Cowok jangkung itu melangkah lebar menuju parkiran yang terasa sangat jauh. Keringatnya seakan mengucur dua kali lipat. Sementara penampilannya sudah tidak serapi pagi tadi.

Getar halus tanpa jeda terasa dari balik saku celana bahannya. Decakannya terdengar. Entah siapa yang menelepon gerutu Akas dalam hati. Mengurangi kecepatan jalannya, Akas pun meraih ponsel lalu menggeser ikon jawab tanpa melihat id caller. Lagi pula layar ponselnya tidak kelihatan apa-apa di bawah matahari begini.

"Hallo?" sapa Akas ketus. Suasana hatinya sedang tidak baik setelah ujian yang dia lakukan beberapa saat lalu. Lelah sekali otaknya mengerjakan soal-soal yang lebih susah dari susah.

"Akas!"

Ternyata dia, batin Akas. Harusnya tidak perlu heran. Cowok itu menarik dan mengembuskan napas beberapa kali. "Hmm?"

"Lihat ke arah pukul dua deh."

Kening Akas mengernyit. Namun tak pelak memutar kepala ke arah yang dikatakan Daisy. Kelopak mata Akas menyipit karena silau. Tatapannya mencari-cari di antara lalu-lalang orang-orang. Dan ... ketemu!

Tanpa bisa dicegah, sudut bibir Akas tertarik tipis melihat gadis itu berdiri di bawah pohon ketapang yang rimbun. Sebelah tangannya yang bebas melambai-lambai kelewat semangat.

Seakan sudah tersistem, langkah Akas melenceng dari arah seharusnya. Dia berjalan menghampiri Daisy tanpa menurunkan ponsel. Kekehan renyah gadis bersweater biru itu terdengar. Dan anehnya, suasana hati Akas ikut membaik. Seperti magic yang mampu menghilangkan keruwetan pikiran Akas beberapa saat lalu. Serta membuatnya tidak sadar makin mempercepat langkah.

"Kaget gak aku dateng?" tanya Daisy semringah begitu Akas sudah berdiri di hadapannya.

Ada jeda selama beberapa detik.

"Enggak sih. Biasa aja," balas Akas acuh tak acuh seraya menyimpan ponselnya. Daisy mencibir.

Daisy kemudian memberikan Akas susu pisang kesukaan cowok itu yang sengaja dia beli sebelum ke sana. Yang kemudian diterima Akas tanpa gengsi. Daisy pun terkekeh. Menatap hangat cowok jangkung di hadapannya yang seperti sebulan tidak diberi minum.

Daisy [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang