🌼 29 🌼

987 102 1
                                    

"KAMU 'KAN ORANGNYA?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAMU 'KAN ORANGNYA?!"

Dada Daisy kembang-kempis menahan gejolak emosi. Matanya yang merah menatap nyalang pada Akas yang mematung. Jelas sekali dia sangat kebingungan meladeni rekasi Daisy yang tidak biasanya.

"Jawab, Akas, kamu 'kan pelakunya?!" tanya Daisy menjerit meluapkan kesakitan. Dia mendekati Akas yang masih bungkam. Lalu mengguncang lengan kiri cowok jangkung itu dengan lontaran pertanyaan yang sama.

Akas kewalahan. Matanya melirik Irena yang membisu di lawang pintu. Melempar tatapan bertanya yang dibalas dengan sorot nelangsa.

Ada apa sebenarnya?

Menarik dan mengempaskan napas, Akas mencoba lepas dari cengkeraman Daisy. Ia kemudian menunduk mempertemukan mata mereka.

Akas sempat tertegun karena beragam emosi terpantul dalam manik redup Daisy. Dan yang membuat napasnya tercekat adalah, terbayang tatapan penuh kecewa di sana.

Apa yang salah?

"Lo ngomong apa, Sy? Gue ngelakuin apa?" tanya Akas memelankan suara disambung pekikan halilintar. Membuat Daisy kontan terperanjat dan menjerit sekali lagi.

Akas sudah menjulurkan tangan bermaksud menenangkan gadis itu. Namun rekasi Daisy yang menjauhkan diri sontak membungkam Akas dengan serbuan pertanyaan mendesak kepala.

"Sy?"

Lama jeda itu dibiarkan merekah. Hingga Daisy mendongak. Membalas tatapan Akas dingin. "Selama ini aku pasti kelihatan bego banget di mata kamu 'kan?"

Kening Akas mengernyit. "Lo ngomong apa sih?"

"Harusnya aku mundur aja sejak kamu nolak mentah-mentah ajakan kolab aku. Padahal kamu udah kelihatan nggak bersahabat saat itu. Aku punya catatan buruk 'kan di hidup kamu?"

Akas membuka mulut ingin mengatakan sesuatu. Namun kalimat-kalimatnya hanya timbul-tenggelam dalam kepala. Tak satu pun tersuarakan.

"Kamu benci banget 'kan sama cewek kayak aku? Mana aku juga jadi salah satu penyebab kakak kamu meninggal. Kamu nyimpan banyak kemarahan 'kan buat aku? Sampai hal itu berubah jadi dendam?"

Buku-buku tangan Akas mengepal. Dia masih tidak paham ke mana arah pembicaraan di ujung petang yang mendung ini. Namun satu hal, Daisy seperti menyimpan kekecewaan untuknya. Tapi karena apa?

"Jujur gue nggak ngerti ke mana arah omongan lo," ucap Akas setelah memastikan Daisy selesai dengan ocehannya. "Gue ke sini cuma mau nganterin titipan bunda. Dia sengaja masak banyak biar bisa buat lo sekalian."

Akas mengulurkan rantang plastik kecil pada Daisy. Dia tidak punya fantasi apa-apa sebelumnya selain raut bahagia Daisy saat dia membawakan masakan bunda. Hingga tepisan tangan gadis itu disusul suara debuman lirih sontak membuat Akas kehilangan fungsi indra selama beberapa jenak. Menatap kosong rantang yang dia bawa berserakan di lantai.

Daisy [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang