Author PoV
Ketika pagi berganti malam, Rana tak kunjung beranjak dari rumah Pak Sakti dan Jo. Dia justru semakin sibuk dengan mengurus dua bayi dadakan.
Bagaimana tidak?
Jo tidak berhenti rewel sedari tadi dan terus menempelinya. Bahkan saat Rana akan izin ke kamar mandi Jo justru memegangi kakinya seakan-akan mau ditinggal minggat.
"Jo, Mama cuma mau ke kamar mandi," kata Rana sambil mencoba melepaskan belitan Jo pada kaki kanannya.
"Ikuuut," rengeknya manja.
"Lho, ke kamar mandi kok ikut?"
Jo cemberut. Dia kemudian mengeluarkan jurus jitunya. Merengek sambil menangis.
"Huaaaaaaaaa, Mama ikut Mama!!"
"Huaaaaa, Paaaaa."
Pak Sakti yang sebelumnya terfokus pada laptopnya menjadi menoleh.
"Jo. Jangan rewel!" tegur Pak Sakti yang membuat Jo cemberut tetapi tak ayal dia jadi berlari ke arah sofa bed dan langsung menelungkup wajahnya di bantal.
Ngambek.
Lagi-lagi Rana hanya bisa menghela nafas lelah.
Dia bukan tidak menyukai hal seperti ini, namun dia juga harus mengajari Jo untuk tidak selalu bersikap manja. Mempersiapkan masa depan anak itu memang harus ditanamkan sejak dini, bukan?
"Ran, gimana Minggu ini lancar kan?" tanya Pak Sakti saat Rana sudah bergabung bersama mereka.
Rana yang barusaja duduk di sofa bed mengerutkan keningnya, "lancar apa?"
"Cafe."
Dia menggelengkan kepala.
"sempat-sempatnya mikirin usaha, nih Pak Bos," gumam Rana dalam hati.
"Iya aman kok. Cafe juga Minggu ini rame terus. Jumlah pelanggan juga bertambah."
"Kamu pantau terus ya. Oh ya jangan lupa, itu tolong tegur kaptennya. Dia sempat beberapa kali telat restock kan? yang akhirnya selalu aja ada beberapa menu andalan yang habis duluan padahal masih dicari-cari pelanggan."
"Iya, Pak."
"Ok. Saya tau kamu pasti paham dan udah mikirin hal ini. Saya cuma bantu ingatkan. Lain kali kalau ada masalah langsung lapor saja. Biar cepat clear. Pihak kantor juga jadi sering telat rekap."
"Iya, saya juga udah mikirin solusinya. Gimana kalau kita ganti kaptennya aja? dia juga kemarin kelihatan keberatan ditunjuk kapten, Pak."
"Yaudah gapapa, kalau itu yang terbaik saya ACC. Yang penting, usaha ini lancar."
"Ya semuanya juga pengennya gitu, Pak..."
"Iya," jawab Pak Sakti kalem sambil menggendong Jo yang justru tertidur duluan sejak kepalanya nemplok bantal tadi.
"Kepalanya awas!" tegur Rana pada Pak Sakti yang salah posisi.
"Eh---"
Setelah itu, mereka berdua sibuk dengan Jo. Mulai dari membopongnya sampai kamar, menyelimutinya dan menyalakan AC kamarnya. Rana yang berdiri di samping kasur berkata, "Saya temenin tidur aja Pak."
Pak Sakti menoleh cepat.
"Jangan sekarang, Ran. Saya takut kebablasan," jawabnya pelan dengan telinga yang tiba-tiba memerah.
"Hah?"
"Kamu agresif banget ternyata," katanya lagi.
"Lah? agresif apaan?"
"Itu tadi."
"Apa Pak?"
"Kamu mau nemenin saya tidur kan?"
Rana melongo. "Siapa yang siapa???"
Pak Sakti berdecak kesal, "kamu tadi."
"Ya ampun, apaansih Pak. Kamu salah nangkap kalimantnya tauk!" jawab Rana terkekeh geli saat tahu Pak Sakti ternyata salah pengertian dari maksud ucapannya.
"Masa sih? enggak ah."
Rana mencibir dalam hati.
"Ngomong-ngomong, saya senang hari ini."
"Senang kenapa?"
"Berasa cosplay rumah tangga sama kamu, Ran," ungkapnya sambil nyengir yang seketika membuatku lumer kayak keju leleh.
-
Semalam adalah hal yang baru bagi Rana. Terlepas dari keanehan Pak Sakti yang kadang manja, kadang membahas pekerjaan dan yang lain. Sudut hati Rana bahagia saat bisa mengikuti dan melewati satu hari penuh di samping si kecil menggemaskan, Jovano.
Pria kecil itu selalu bisa menarik perhatian Rana yang menyebabkan dia susah jauh-jauh darinya. Walau ada hal yang akan selalu mengikuti jika dia semakin dekat dengan Jovano.
Ayahnya.
Pak Sakti memang menyebalkan tapi manis disaat yang bersamaan. Rana jadi bingung menanggapi pria semacam itu dengan bagaimana.
"Gue salah ga sih kebawa baper sama bokapnya Jo?" ungkapnya pada Brina.
Setelah pulang dari rumah Jo, Rana memang sudah kedatangan tamu pagi buta sekali. Ya siapa lagi kalau bukan sahabatnya yang lagi numpang ngambek ke rumahnya.
"Ga ada yang salah suka sama orang."
"Terus gue harus gimana? gue aja masih bingung status asli Pak Sakti. Katanya duda lah, katanya cuma pisah bentar sama istri."
"Emangnya setelah lo tau status asli dia, lo bakal ngejar? enggak kan? gue tau Lo tipe orang gengsian kalau udah suka sama orang."
Rana mengumpat, "gue benci deh suka baper kalau Deket bentar sama cowok!"
Brina yang melihat temannya frustasi jadi meringis, "udahlah Lo nikmati dulu jalannya. Gue yakin cuma waktu yang bakal jawab semua kegusaran Lo ini."
👼
authornya lagi potek guyss 😭
baru aja sadar kalau suka sama dia, eh udah keburu dapet kabar doi dipindah tugas ke jkt 😭 bakal ketemu lagi ga ya sama dia?
nyeseknya diam diam suka kamu:(14 Juni 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Jo And His Papa
ChickLitDi tengah malam yang mencekam karena hujan turun lebat tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara tangisan anak kecil dari arah teras. Dan karena itu pula aku mendadak memiliki gelar 'Mama' padahal masih perawan! "Mama? huaaaa," tangis anak laki-laki itu...