Dua hari telah berlalu sejak pernyataan 'sayang' dari Pak Sakti, mereka belum sempat kembali lagi. Pak Sakti dengan kesibukannya di kantor sedangkan Rana yang bekerja dan harus lembur karena ada job translator. Tetapi rutinitas baru mereka kini adalah saling memberi kabar minimal sehari 3 kali. Seperti minum obat.
Pak Bos
Sayang, makan malam bareng enak kali ya?Sedangkan Rana yang menerima pesan dari Pak Sakti jadi senyum-senyum sendiri. Dia masih tidak terbiasa dengan sebutan baru yang menurutnya manis itu.
Me
Boleh.
Jo ikut yaPak Bos
Iya, nanti abis kerja saya jemput kamu di cafe
Nanti makan yg all you can eat aja biar Jo bisa milihMe
Iya gapapa sekalian nanti ajak Jo jalan-jalanPak Bos
Ok sayangSetelah percakapan singkat mereka itu Rana seperti mendapat suntikan semangat. Rasanya seperti ada kupu-kupu yang melayang di dalam perutnya. Sampai ketika dering ponselnya kembali dan terpampang notifikasi terbaru dari Pak Sakti membuatnya mendengus.
Pak Bos
Semangat kerja, laporannya tetap saya tunggu ya 😘"Nih, orang romantisnya semenit doang ya ternyata!" gerutunya kesal.
Me
Iya, Pak SaktiiiSedangkan di sebrang sana, Pak Sakti yang mendapat balasan dari kekasihnya itu terbahak. Niat menjahili Rana sepertinya berhasil. Pak Sakti sudah membayangkan ekspresi kesal di wajah Rana yang khas. Rasanya dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Rana lagi. Dua hari tak bertatap muka, seperti ada yang kosong di hatinya.
-
Selepas jam kerja Rana selesai, dia langsung bergegas touch up make up dan mengganti pakaiannya. Tak lupa dia menyemprot parfum untuk mengurangi bau badannya karena seharian bekerja.
"Eh, eh tumben banget nih mau pulang pake touch up dulu.." goda Hisyam yang barusaja masuk ke dalam ruang karyawan. Dia tersenyum geli ketika melihat manajernya ini memerah malu hanya dia goda seperti itu.
"Mau kemana mbaknya?" tanyanya sambil terkekeh.
"Hustttt, anak muda dilarang kepo!" sahutnya.
"Waduhh, roman-romannya ada yang mau ngedate, nih. Sama Pak Bos, ya?" tanyanya to the point sekali. Walau Hisyam seratus persen yakin.
"Tau aja, Lo!"
Hisyam seketika tertawa kencang dan tawanya itu mengundang Dini si Ratu Jahil datang menghampiri mereka.
"Ih curang! seru-seruan tapi nggak ngajakin gue!"
"Yeee, si Dini. Bosen kali sama lo terus!"
"Oh, asem ya lu!"
Keduanya malah saling perang ejekan yang membuat Rana memutar bola matanya malas. Tingkah teman-temannya ini ada saja.
"Yaudah ya, kalian puasin dulu debatnya! gue mau berangkat dulu! Bye!!!!"
Dia segera keluar dari ruangan itu lalu berjalan menuju mobil Pak Sakti yang sudah terparkir rapi di depan Cafe miliknya sendiri.
"Halo, Mama!"
"Sore, Sayang!"
Sapa mereka berdua kompak begitu Rana mendudukkan diri sambil memangku Jo di samping kursi kemudi Pak Sakti.
"Sore semuanya," sapanya balik dengan senyuman. Dia juga memberi Jo bonus kecupan di pipinya.
"Pipi saya nggak dikasih kiss sekalian?" tanya Pak Sakti yang tiba-tiba cemberut melihat Rana yang mengecupi pipi anaknya tapi dirinya tidak.
![](https://img.wattpad.com/cover/243402144-288-k417153.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Jo And His Papa
ChickLitDi tengah malam yang mencekam karena hujan turun lebat tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara tangisan anak kecil dari arah teras. Dan karena itu pula aku mendadak memiliki gelar 'Mama' padahal masih perawan! "Mama? huaaaa," tangis anak laki-laki itu...