KETIKA jam istirahat telah tiba, Andra mengajak Elina untuk menemui Pak Kepsek di ruangannya. Melaporkan hasil proposal yang sudah mereka susun selama berhari-hari tersebut. Untung saja hari ini beliau sedang tidak ada jadwal pertemuan di luar sekolah.
Beberapa menit setelah menunggu, akhirnya Bapak Kepala Sekolah mengizinkan mereka untuk masuk ke ruangannya.
Elina menyodorkan proposal yang ada di genggaman tangannya kepada Pak Kepsek.
"Sebelumnya kami mohon maaf kalau sudah menganggu waktu bapak. Begini pak, kami dari OSIS sudah menyusun proposal untuk acara hari jadinya SMA Pancasila yang ke 25. Semua sudah kami susun dalam proposal tersebut, Bapak bisa mengoreksinya." Tutur dengan Andra sopan, berharap tidak ada yang salah dalam ucapannya.
"Oke sebentar, saya baca dulu." Membaca dan membolak-balikkan lembar demi lembar hingga selesai, sambil sesekali berekspresi menganggukkan kepala.
"Sudah saya baca, saya setuju dengan konsep kalian. Konsepnya sudah bagus sekali. Tinggal eksekusinya. Tapi boleh saya mengajukan sesuatu ?"
"Boleh sekali Pak. Silahkan." Jawab Andra santun.
"Bagaimana kalau kepanitiaan kalian digabungkan menjadi satu dengan ROHIS ?" Elina dan Andra saling pandang untuk beberapa saat setelah mendengar perkataan Pak Kepsek.
"Tapi Pak, selama ini tidak pernah ada penggabungan panitia dalam acara hari jadi SMAPAN." SMAPAN adalah singkatan dari SMA Pancasila.
"Nah, justru itu. Karena belum pernah makanya kita bikin supaya jadi pernah." Pak Kepsek berpendapat.
"Apa tidak terlalu banyak jumlah kepanitiannya nanti, Pak ?" Tanya Andra.
"Bisa kamu ambil setengahnya, OSIS 50%, ROHIS 50%."
"Tidak bisa seperti itu Pak. Nanti anggota OSIS yang lain bisa kecewa. Acara ini adalah acara tahunan yang selalu ditunggu-tunggu oleh semua anak OSIS. Kalau bapak menyuruh untuk 50/50 dengan anak ROHIS, maaf, saya kurang setuju." Entah keberanian macam apa yang di miliki oleh Andra, hingga dia berani berbicara seperti ini kepada bapak Sekolah SMA Pancasila yang terkenal dengan kumis tipisnya.
"Iya benar Pak kata Andra. Apa tidak sebaiknya hanya anak OSIS saja yang meng-handle acara ini Pak ? Kita yakin kita mampu memberikan kinerja yang terbaik buat Sekolah SMA Pancasila." Elina bersuara.
Pak Kepsek berfikir sejenak sebelum akhirnya memberikan keputusan.
"Begini saja, ambil beberapa anggota ROHIS, sekitar 7 anak. OSIS semua anggota. Bagaimana ?""Kenapa harus dengan anak ROHIS pak ?" Elina tidak terima dengan keputusan Kepala Sekolah yang selalu menyangkut pautkan ROHIS.
"Kinerja mereka sangat bagus, jadi apa salanya mereka turut andil dalam acara ini ?"
Melihat suasana semakin menegang, membuat Andra bersuara.
"Baik pak, kami setuju." Andra berusaha untuk tidak memperpanjang permasalahan ini."Nah, gitu dong. Saya Kepala Sekolah, seharusnya kalian bisa menghargai keputusan saya tanpa harus mendebat saya seperti tadi."
"Sekali lagi kami minta maaf pak atas ketidaksopanan kami terhadap bapak. Kami hanya kaget saja dengan keputusan bapak tadi." Andra menoleh ke arah Elina, nampaknya Elina sedikit marah dengan keputusan Andra yang menyetujui kemauan Pak Kepsek.
"Apa ada koreksi untuk hal yang lain lagi Pak ?" Lanjut Andra.
"Tidak ada, hanya itu saja. Tolong kamu bicarakan dengan Ara secepatnya."
"Baik, Pak. Kalau begitu kami permisi. Sekali lagi terimakasih atas ketersediaan bapak untuk menemui kami."
"Oke, saya tidak keberatan jika itu berhubungan untuk kebaikan sekolah."
Mereka berdua mencium tangan Pak Kepsek sebelum akhirnya keluar ruangan.
Dengan emosi yang meluap-luap, Elina berkata. "Lo ingat ya Andra, misi lo harus berhasil. Gue nggak suka kalau Pak Kepsek selalu memandang OSIS sebelah mata kayak gini." Elina mengingatkan misi yang harus Andra jalani.
"Hhhmm." Andra berusaha untuk membuat suasan tidak semakin kacau. Meskipun Andra juga tidak yakin bahwa dia bisa menyelesaikan misinya.
Saat semua siswa-siswi bergegas untuk pulang setelah mendengar bel, Andra memilih untuk melangkahkan kakinya menuju kelas XI IPS 1.
Ketika berada di depan pintu XI IPS 1, dilihatnya kelas lumayan sepi, hanya ada beberapa siswa yang sedang melaksanakan piket termasuk Ara. Andra mendapati Ara sedang memegang sapu ditangannya.
"Ara, boleh bicara sebentar."
Ara yang semula fokus menyapu, mengalihkan pandangannya ketika mendengar namanya di panggil.
"Aku ?" Tanya Ara memastikan."Iya. Boleh bicara sebentar ?" Andra mengulangi kalimatnya.
"Oh iya, boleh." Ara berjalan keluar kelas sambil tetap membawa sapu di tangannya.
"Ada apa, Ndra ?" Tanya Ara tanpa basa-basi.
"Gue tadi habis ketemu Pak Kepsek. Terus beliau minta 7 anak ROHIS buat ikut kepanitiaan di acara hari jadi SMAPAN ke 25."
"Pak Kepsek yang minta ?"
"Iya, mana mungkin gue bohong dalam urusan seperti ini ? Lo bisa nge-handle kan ?"
"Iya, aku usahakan. Nanti aku omongin sama temen-temen yang lain gimana enaknya. Habis ini ROHIS ada rapat kok."
"Oke. Sip kalau gitu."
"Sudah, apa ada hal lain lagi yang mau kamu bicarakan ? Soalnya aku mau nerusin piket." Sambil mengangkat sapu di tangannya.
"Sudah kok, nggak ada. Terimakasih atas waktunya."
"Iya, sama-sama."
"Eh, Ndra." Panggil Deva yang membuat Andra dan Ara menoleh seketika. Deva yang baru saja dari toilet kini berada di samping Andra.
"Udah selesai urusannya ? Pulang yuk ?" Ajak Deva sambil merangkul punggung Andra.
"Ayo. Duluan ya, Ra." Sambil mengangkat tangan kanannya sebagi bentuk salam perpisahan.
"Iya." Ara hanya tersenyum sambil mengangguk, tidak membalas lambaian Andra.
Ketika perjalanan pulang, Deva merasa penasaran dengan Ara dan Andra yang sepertinya mulai dekat.
"Lo makin hari makin dekat aja sama Ara."
"Nggak deket banget. Biasa aja." Jawab Andra, sambil memasang helm di kepalanya.
Akhir-akhir ini Andra memang lebih sering memakai sepeda motor ketimbang mobil.
"Lo mulai beraksi untuk misi lo ?"
"Enggak tahu, gue juga bingung. Disisi lain gue nggak mau, disisi lain gue juga harus ngelakuin itu." Ucap Andra mengatakan keresahannya.
"Jangan terlalu dipikin lah, slow aja." Kata Deva menenangkan Andra.
___________
Kira-kira gimana ya kalau Ara sama Andra jadi satu kepanitiaan ? Kayaknya bakal seruu,
Tungguin yaa,
To be continued,
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment,
Jadikan Al Quran bacaan number one.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memo Rasa ✔️ (Part Lengkap)
Подростковая литератураApa yang akan terjadi jika sebuah organisasi besar dalam sekolah mengklaim bahwa organisasinya lah yang paling berjaya dari organisasi lainnya. Inilah yang sedang di alami oleh OSIS, mereka tidak terima jika pada faktanya ROHIS telah mengalahkan kej...