Andra memejamkan mata, bingung harus memberi penjelasan seperti apa.
"Benar." Satu kata terucap dari mulut Andra, lugas dan jelas.
"Kenapa Ndra, kenapa harus seperti itu ?"
Andra terdiam sangat lama, hingga pada dua menit setelahnya, ia mulai berbicara. "Ra, Kamu tidak tahu permasalahannya serumit apa."
"Iya, aku memang tidak tidak tahu. Tapi kamu bisa cerita supaya aku tahu, Ndra." Bujuk Ara.
Andra lagi-lagi terdiam, ada sesuatu yang bergejolak dalam hatinya, antara harus membagi atau di pendam sendiri.
"Iya, aku memang tidak tahu permasalahanmu apa, Ndra. Tapi ada yang ingin aku kasih tahu ke kamu, bahwa masalah adalah bentuk kasih sayang dari Allah, Ia ingin kita hanya berserah dan berpasrah kepadaNya, Ia ingin kita selalu dekat denganNya. Bersabar atas permasalahan yang Allah beri adalah sebuah proses yang bisa membawa kita kepada kebahagiaan dan derajat tertinggi, jika tidak disini mungkin di akhirat nanti."
Ara terdiam, wajahnya menunduk, kemudian berkata kepada Andra untuk menguatkanmya lagi. "Atas apapun permasalahan yang sedang kamu hadapi, semoga kamu selalu dikasih sabar dan cepat di beri jalan keluar oleh Allah, di lipat gandakan pahala, dan merubah rasa sedihmu menjadi kebaikan-kebaikan yang membahagiakan."
"Aamiin, terimakasih Ra."
Keduanya sama-sama terdiam cukup lama, dan sepertinya Ara harus mengubur rasa ingin tahunya karena ternyata Andra tidak se ekstrovert yang Ara fikir.
Ketika dalam benaknya Ara hendak ingin pamit pergi, tiba-tiba Andra bersuara.
"Kamu tahu Ra, setiap hari aku selalu di pojokkan sama mereka, dibanding-bandingkan sama Bang Angga, mereka bilang aku nggak bisa jadi ketua yang baik karena buktinya ROHIS jauh lebih berjaya daripada OSIS semenjak aku yang memimpin."
"Elina sama anggota-anggota yang lain memberi misi itu kepadaku, dengan adanya tekanan dari sana sini membuatku mau tidak mau harus menerima misi itu. Kamu tahu tidak bagaimana dilemanya aku setiap hari, harus menuntaskan misi yang sebenarnya aku juga nggak mau lakuin ? Coba deh kalau kamu ada di posisiku gimana ? Apa yang bakal kamu lakuin ?"
"Tapi untunglah, aku tidak berhasil menjalankan misi itu, aku nggak bisa bayangin gimana jadinya kalau aku berada di derajat tertinggi tapi hasil dari memanfaatkan orang lain, itu sama seperti aku tidak punya harga diri."
"Dan selama aku kenal sama kamu sebagai teman sampai saat ini, aku merasa bahwa kamu perempuan yang baik, meskipun di setiap pertemuan kita selalu memperdebatkan hal-hal yang kurang penting, tapi kamu tetap baik." Bibirnya melengkung tersenyum.
"Dan aku akui, nggak mudah untuk bisa bikin kamu jatuh cinta, Ra."
Ara mendongak mendengar perkataan Andra, matanya membulat sempurna. "Itu sebabnya kamu di lengserkan ? Karena tidak berhasil membuatku jatuh cinta ?""Dan tidak berhasil menghancurkan ROHIS." Andra menambahi.
"Ditambah lagi gagal dalam OSN, jadi, sudah tidak ada lagi yang bisa di banggakan dari seorang ketua sepertiku, tidak berguna."
"Jangan begitu Ndra! Kamu itu masih bisa bermanfaat bagi orang lain, kamu hanya butuh lingkungan dan orang yang tepat, dan orang tepat itu mungkin memang bukan di mereka, dan lingkungan yang kamu butuhkan mungkin juga memang bukan di tempat itu, bisa saja kamu hanya salah tempat. Jadi berhenti menganggap diri kamu tidak berguna, karena setiap manusia yang lahir di bumi ini ia punya perannya masing-masing, punya tugas mulianya masing-masing." Timpal Ara serius, ia paling tidak suka dengan orang yang merendahkan dirinya sendiri.
Mendengar perkataannya selalu bisa menenangkan dihati Andra."Terimakasih Ra, terimakasih atas penguatnya." Kalimat yang ingin Andra sampaikan tapi ternyata hanya tertahan di hatinya.
"Terkadang seseorang memang hanya butuh di ingatkan bahwa kita masih punya Allah, ia yang memberi masalah, ia juga yang akan membantu menyelesaikannya."
Andra mengangguk. "Iya, kamu benar.""Aku mau minta maaf sama kamu tentang hal ini, aku memang salah. Maaf." Wajah Andra menunduk, menyembunyikan perasaan sangat bersalahnya.
"Aku maafin Ndra, asal kamu mau berjanji untuk tidak terpuruk lagi seperti ini."
"Bisa ?" Tanya Ara meyakinkan kembali.
Dalam benak Ara, rasanya tidak mungkin jika ia harus membenci Andra karena itu tidak ada untungnya, dan Ara merasa bahwa kebencian bisa membuat hidupnya tidak nyaman. Toh masalah dalam hidup sudah banyak, jadi kenapa harus ditambah dengan urusan membenci orang lain ? Mungkin inilah yang dinamakan legowo.
"Insyaa Allah." Jawab Andra.
"Kata insyaa Allah juga butuh di usahakan untuk di tepati, Ndra."
"Iya, Ra."
"Aku seperti tidak mengenal seorang Andra kalau kamu seperti ini. Jadi, aku tunggu perubahanmu Ndra, berubahlah seperti semula, seperti Andra yang aku kenal. Kalau perlu akan aku terima ajakan berdebatmu setiap hari tidak apa, aku lebih suka seperti itu daripada melihatmu seperti ini."
Andra tertawa kecil." Kalau berdebat kamu kalahan, nggak asik."
"Enak aja, kebalik kali, kamu yang kalahan."
Saling meledek, saling merasa menang membuat tawa keduanya pecah.
Dalam hati Andra merasa bahwa sudah lama sekali ia tidak bisa tertawa lepas seperti ini.
"Kalau begitu, aku pamit dulu ya, mau ke kelas." Telapak tangannya menempel pada meja, ia gunakan menumpu tubuhnya untuk berdiri, Ara berjalan menjauh menemui Airin yang sudah menunggunya sejak tadi.
Setelah memandang kepergian Ara, pandangan Andra beralih pada sebuah kertas yang terletak di meja depan tempat Ara menumpukan telapak tangannya barusan, Andra sadar bahwa ternyata dibalik gerakan berdirinya Ara, dibawah telapak tangannya ia meninggalkan sebuah catatan disana.Andra mengambil kemudian membacanya,
Tetaplah bersinar meski nyala cahayamu tak seterang matahari.
Setelah membaca tulisan tersebut, sudut bibirnya kembali terangkat.
Ia membalik kertas itu dan ternyata ada tulisan lagi.Untuk yang sedang merasa kelelahan,
Untuk yang sedang berputus asa,
Untuk yang sedang ingin menyerah,
Untuk yang sedang merasa kecewa,
Untuk yang sedang kehilangan arah,
Bangkit, tegar, dan kuatlah.Jika seperti ini, nampaknya Andra harus bersyukur bisa di kelilingi oleh orang-orang yang baik, dan satu hal yang harus ia tahu bahwa tidak semua orang memandangnya buruk.
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/258028782-288-k767626.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memo Rasa ✔️ (Part Lengkap)
Fiksi RemajaApa yang akan terjadi jika sebuah organisasi besar dalam sekolah mengklaim bahwa organisasinya lah yang paling berjaya dari organisasi lainnya. Inilah yang sedang di alami oleh OSIS, mereka tidak terima jika pada faktanya ROHIS telah mengalahkan kej...