Bel istirahat berbunyi, Ara dan Airin berjalan keluar kelas hendak ke kantin, tiba-tiba langkahnya terhenti tatkala melihat sekumpulan siswa-siswi sedang berdesakan mengerumuni mading, tidak seperti biasanya, biasanya mereka hanya melewati jangankan untuk membaca, menolehpun mereka jarang, sepertinya ada pengumuman baru yang bersifat penting, kalau tidak, mana mungkin mereka rela berdesakan mengunjungi mading ?
Ara berusaha mencari informasi dari seorang siswi yang berada di paling belakang barisan."Permisi, boleh tahu, ini ada apa ya?" Ara menepuk punggungnya membuat siswi tersebut menoleh.
"Oh itu, anak-anak lagi lihat jadwal UAS." Jawabnya.
"UAS ?" Ara terkejut, apa iya secepat ini.
"Iya UAS, minggu depan."
"Terimakasih ya informasinya." Sambil mengusap lengan siswi tersebut menciptakan kesan hangat dan ramah.
"Iya, sama-sama." Tak lupa menampakkan senyum yang sama ramahnya seperti Ara.
Ara dan Airin melenggang pergi, ternyata waktu berputar begitu cepat, tidak terasa sudah mau ujian kenaikan kelas saja, rasanya baru kemarin ia naik kelas XI, sekarang sudah mau naik lagi ke kelas XII-itupun jika lulus.
"Wah, harus belajar yang bener nih habis ini. Semangat!" Kata Airin sambil mengepalkan tangan mengangkatnya ke atas.
Ara tertawa melihat tingkah temannya ini. "Emang selama ini belajarnya nggak bener ya?"
"Enak aja, udah bener sih tapi kurang serius, mulai nanti malam hingga selesai ujian nanti, aku akan belajar serius biar bisa naik kelas, biar jadi kakak senior." Ucapnya bangga.
"Kan sekarang juga sudah jadi kakak senior?"
"Iya sih, tapi masih ada yang lebih senior, yaitu kakak kelas XII."
"Rin.. Rin..., apa istimewanya jadi seorang senior ? Nggak ada pengaruhnya apapun terhadap nilai. Terus kalau dipikir-pikir lagi, menjadi kelas XI itu enak loh, di lain menjadi adik kelas, kita juga menjadi kakak kelas. Istimewa banget."
"Ya tetap istimewa kelas XII dong Ra, kalau kita jadi kelas XII, kita jadi lebih percaya diri dan tidak perlu lagi takut sama siapapun karena kita berada di kedudukan tertinggi dari semua tingkatan."
"Untuk percaya diri kita nggak perlu jadi senior terlebih dahulu Rin, karena kalau sebagai junior kita bisa percaya diri lantas kenapa nunggu jadi senior ? Asal apa yang kita lakukan itu baik dan nggak salah kenapa harus takut, dan takut itu bukan sama penilaian manusia lain tetapi takut sama penilaian Tuhan."
"Iya iya, Ra." Airin mengakui perkataan yang ia ucapkan tadi kurang tepat.
"Terus nih Rin, sebagai anak kelas XII nanti, kita akan mengalami tahun yang paling sibuk daripada tahun-tahun pada jenjang sebelumnya, seperti jadwal ujian praktik, Ujian Nasional dan ujian-ujian yang masih banyak lagi. Kita akan disibukkan dengan banyak kegiatan yang berhubungan dengan kelanjutan studi atau karier kita nantinya. Selain mengalami peningkatan kesibukan pada jadwal akademis, tanggung jawab sebagai anggota sekolah juga meningkat. Dengan gelar 'senior' kita diharapkan makin bertanggung jawab atas tindakan dan pilihan kita."
Airin yang mendengar penuturan Ara tiba-tiba bergidik ngeri membayangkannya."Maka, ayo kita manfaatkan waktu luang sebelum datangnya waktu sibuk." Kata Ara lagi.
"Maksudnya ?"
"Ya sekarang kan kita punya waktu luang hanya beberapa menit, terus nanti datang waktu sibuk buat menuntut ilmu, jadi mari kita manfaatkan waktu luang ini."
"Dengan ?"
"Makan. Mumpung kita di kasih waktu istirahat, kita pergunakan dengan baik, dengan mengisi tenaga supaya belajarnya nanti semangat." Merangkul lengan sahabatnya, mengajak untuk mempercepat langkahnya.
Karena terlalu memikirkan jadwal kelas XII nanti, Airin jadi blank dengan rencana awalnya bersama Ara untuk mengisi tenaganya di kantin.
--------------------
Hari ini Andra pulang sore, karena ada beberapa hal yang harus di urus. Ketika sudah sampai di rumah, ia terkejut mendapati banyak paket yang di bungkus dengan kertas berwarna coklat, ia membaca di depan kertas itu bahwa paket tersebut untuk Monic alias untuk Mamanya.
"Untuk apa paket sebanyak ini? Sejak kapan Mama boros?" karena melihat ketidak wajaran yang sedang terjadi, dalam hati Andra bertanya-tanya, Apa iya ini semua punya Mama ? Andra sangat mengenal Mamanya, ia tidak mungkin membelajankan uang untuk membeli paket sebanyak ini. Bahkan setahunya Mamanya lebih suka belanja langsung ke tempatnya daripada belanja online.
Andra menyusuri rumahnya sambil memangil-manggil Mamanya hendak meminta penjelasan.
"Ma!"
"Mama!"
"Ada apa toh teriak-teriak?" Mendengar anaknya memanggil, Bu Monic menampakkan diri.
"Itu di ruang tamu paketnya siapa?" Tanya Andra tanpa basa-basi.
"Oh itu paketnya Mama, dapat endorse dari tiktok."
Mata Andra membulat sempurna tidak percaya. "Sebanyak itu ?"
"Banyak ya ? Mama juga nggak tahu kenapa bisa sebanyak itu." Bahunya terangkat ke atas bentuk respon bahwa Bu Monic sendiri juga tidak tahu eknapa bisa sebanyak itu.
"Emang Mama bikin video apasih di tiktok?" Andra yang semula tidak peduli jadi penasaran.
"Review gamis sama hijab yang sering Mama pakai. Ada video dakwah juga."
Dengan followers yang tembus 500k, banyak dari brand-brand lokal maupun nasional mulai melirik ke akun milik Bu Monic, dan Bu Monic mulai mendapat banyak endorse seperti hijab, gamis, rok, dll."Yang waktu itu joget-joget ?"
"Oh, itu cuma ngerjain kamu sama papa aja, Mama nggak pernah posting video yang aneh-aneh kok, kamu tenang saja."
"Benar begitu ?"
"Kalau nggak percaya kamu cek saja sendiri di HP Mama." Menyodorkan Hpnya ke depan arah Andra.
Aplikasi tiktok memang kerap sekali menjadi ajang unjuk kebolehan bagi anak muda, joget, nyanyi, tidak hanya itu, ada juga konten islami seperti video dakwah, tutorial hijab, dan konten-konten menarik lainnya, bukankah semua aplikasi pada dasarnya itu baik jika kita juga bisa mempergunakannya dengan baik, yang bisa memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain yang melihatnya, jika yang di tebar adalah hal positif, maka ia akan berbuah hal-hal yang juga positif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memo Rasa ✔️ (Part Lengkap)
Fiksi RemajaApa yang akan terjadi jika sebuah organisasi besar dalam sekolah mengklaim bahwa organisasinya lah yang paling berjaya dari organisasi lainnya. Inilah yang sedang di alami oleh OSIS, mereka tidak terima jika pada faktanya ROHIS telah mengalahkan kej...