MEMO RASA
________________SUASANA kelas XI IPA 1,
Andra dan teman-temannya sedang melakukan pemanasan di lapangan basket karena pelajaran yang ditempuh hari ini adalah Penjasorkes, kebanyakan siswa menyebutnya dengan pelajaran olahraga.
"1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8." Andra berhitung menghadap ke arah teman-temannya, memimpin teman-teman sekelasnya untuk melakukan gerakan pemanasan.
"Ganti yang sebelah kanan!" Intruksi Andra.
"He brother!" Radeva memanggil disaat teman-teman yang lain berhitung serentak, Radeva berada dibarisan paling depan.
"Apaan?" Jawab Andra pelan.
"Tengok belakang." Perintah Radeva dengan nada pelan. Secara refleks, Andra menoleh ke belakang.
Ternyata yang ingin dikasih tahu Radeva adalah tentang keberadaan kelas XI IPS 1 yang sedang melewati lapangan basket untuk menuju ke Perpustakaan.
"7, 8." Hitungan mereka sudah sampai pada angka 8, tapi Andra tidak menyadari.
"Lo mau ngasih tahu gue kalau ada Ara sedang lewat?" Tanya Andra sewot.
"Iyalah."
"Gila, kurang kerjaan banget lo." Disaat teman-teman yang lain menunggu Andra untuk melakukan gerakan yang lain, Andra mala berbincang dengan Radeva.
"Andra. Kamu ngelamun ya?" Tegur Pak. Rido selaku guru Penjasorkes.
"Ganti gerakan yang lain!" Tegas Pak. Rido.
"Maaf Pak, baik."
Sepuluh menit sebelum pelajaran Penjasorkes berakhir, Pak. Rido memperkenankan muridnya untuk ganti baju, agar ketika bel pergantian jam kedua berbunyi, mereka sudah rapi memakai seragam formal.
Andra dan Radeva berjalan melewati koridor-koridor kelas, hendak menuju keruang kelasnya mengambil seragam ganti.
"Eh bentar." Langkah mereka berhenti di depan ruangan anak ROHIS.
Radeva mencoba memegang gagang pintu kemudian mencoba membukanya.
"Tidak dikunci brother." Ruangan terbuka.
"Masuk yuk!" Ajak Radeva.
"Enggak ah, nanti kalau ketahuan sama anak ROHIS gimana?" Kata Andra tidak setuju.
"Udahlah, ayo?" Radeva menggenggam erat lengan Andra, menyeretnya memasuki ruangan.
Radeva menutup pintu, mereka mulai melihat isi ruangan anak ROHIS, Radeva sibuk melihat-lihat dokumen yang terjajar rapi dimeja. Sedangkan Andra, matanya tertuju pada biodata/CV semua anggota ROHIS yang tertempel rapi di mading. Andra membacanya dengan teliti, dibagian atas tengah mading tertempel foto perempuan bernama Elakshi Kara yang menjabat sebagai ketua.
"Nomor HP." Membaca pelan. Mata Andra berhenti sejenak ketika melihat tidak ada nomor ponsel Ara tertera di dalam biodata tersebut. Hal ini membuat Andra bingung sekaligus heran.
"Apa iya seorang Ketua ROHIS tidak memiliki ponsel ? Nggak mungkin."
"Mungkin privasi makanya nggak di tulis di biodata." Batin Andra.
Ceklek...
Pintu ruangan terbuka, ada yang membukanya dari luar.
"Siapa kalian?" Seorang perempuan yang merupakan sala satu anggota ROHIS terkejut atas keberadaan Andra dan Radeva.
"Ngapain kalian ada disini?" Matanya penuh selidik.
"Kamu? Bukankah kamu ketua OSIS?" Tangannya menunjuk Andra, mereka berdua dicecar pertanyaan dari perempuan yang dalam nametag nya bernama Indah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memo Rasa ✔️ (Part Lengkap)
Novela JuvenilApa yang akan terjadi jika sebuah organisasi besar dalam sekolah mengklaim bahwa organisasinya lah yang paling berjaya dari organisasi lainnya. Inilah yang sedang di alami oleh OSIS, mereka tidak terima jika pada faktanya ROHIS telah mengalahkan kej...