𝐊𝐞𝐝𝐮𝐚 𝐏𝐮𝐥𝐮𝐡 𝐃𝐮𝐚

243 44 132
                                    

Mata Byulyi membulat setelah mendapati dirinya dan Seokjin sudah berpelukan saat ini. Jantungnya terasa seperti sedang memompa darah dengan kecepatan ekstra dan sukses membuatnya tak dapat bergerak sedikitpun.

Sementara Seokjin yang sudah memendekap tubuh Byulyi itu menepuk pelan punggung wanita itu, sambil sesekali mengusapnya. Otak Byulyi sedang berusaha untuk menemukan jawaban atas apa yang dirasakannya ini, tapi dia tidak bisa berfikir dengan jernih sekarang. Hatinya hanya bisa merasakan rasa nyaman saat pria itu memeluk tubuhnya.

Satu menit kemudian Seokjin melepaskan pelukannya, lalu melirik Byulyi.

"Bagaimana? Benarkan?" Tanya pria itu.

"N-ne?" Balas Byulyi kikuk.

"Kau merasa lebih baik setelah seseorang memelukmu kan?" Tanya Seokjin sekali lagi.

"Sial. Bahkan berkali lipat jauh lebih baik" Gumam Byulyi dalam hati.

"A-ani. Aku tak merasakan apapun" Jawabnya cuek.

"Hm, sepertinya ada yang salah dengan pelukan kita tadi" Celetuk Seokjin sambil berusaha memeluk Byulyi lagi.

"Y-ya apa yang ingin kau lakukan?" Seru Byulyi lalu menjauhkan dirinya dari Seokjin.

Pria itu tertawa kearah Byuyi.

"Aku hanya bercanda" Jelasnya kemudian.

Mereka berjalan dengan canggung hingga kedalam mobil dan berlalu meninggalkan rumah sakit menuju tempat anak-anak itu.

Didalam mobil, mata Byulyi yang sejak tadi memandang lurus ke arah jalanan tiba-tiba beralih pada sesuatu yang ada di laci mobil Seokjin. Wanita itu menangkap sebotol pil yang bertuliskan "antidepresan".

"Ch, ternyata bukan hanya aku yang sering dibawanya dengan mobil ini. Sepertinya Seokjin memang gemar mengantar dan menjemput pasien-pasiennya, sampai obat mereka pun tersimpan didalam sini" Cetus Byulyi dalam hati.

Waita itu kembali melirik kedepan sambil menikmati pemandangan disepanjang jalan yang mereka lewati.

"Dokter Kim!" Pekik beberapa orang anak lelaki setelah melihat mobil Seokjin masuk kepekarangan mereka.

"Oh, Moon Noona!" Sambung mereka lagi tepat ketika Byulyi turun bersama Seokjin.

"Annyeong" Sapa Seokjin hangat.

Byulyi menaikkan kaca mata hitamnya ke kepala, lalu segera bergabung bersama anak-anak itu dan Seokjin.

"Moon noona, a-aku minta maaf karena telah melemparkan bola ke kepalamu waktu itu" Seru salah satu anak lelaki sambil menunduk.

Byulyi tersenyum kearah anak kecil itu.

"Aku kan sudah bilang tidak apa-apa. Lihatlah, kepalaku baik-baik saja hingga sekarang" Pungkas Byulyi.

"Jinjja-yeo?" Tanya anak itu.

"Hm, peganglah" Byulyi berjongkok dihadapan anak kecil itu, lalu mempersilahkannya untuk menyentuh kepala nya.

Senyuman manis merekah diwajah lelaki kecil itu setelah merasakan bahwa kepala Byulyi memang tidak kenapa-kenapa.

"Eonni, mengapa kaca matamu bagus sekali?" Kali ini seorang gadis kecil berusia delapan tahun yang bertanya padanya.

"Kau mau coba?" Tanya Byulyi lagi.

Anak kecil itu mengangguk senang. Tak lama Byulyi memakaikan kaca mata itu pada si gadis kecil. Walaupun kebesaran, anak itu melompat kegirangan setelah berhasil mengenakannya.

Sociopath [Jin X Moonbyul] (Complete) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang