𝐊𝐞𝐬𝐞𝐩𝐮𝐥𝐮𝐡

252 44 103
                                    


"Siapa yang kau bawa hari ini, dokter?" Tanya anak lelaki yang lain.

"Ah, perkenalkan. Namanya Moon Byulyi" Ujar Seokjin santai.

"Um- kami harus memanggilnya dengan sebutan apa?" Tanya anak kecil lain yang berambut ikal.

"Hm.. ajumma?" Seloroh Seokjin setengah bertanya.

Terdengar beberapa dari anak kecil itu tertawa. Sedangkan Byulyi sedang menusuk Seokjin dengan tajamnya tatapan kedua matanya.

"Anieyo dokter, noona. Kami harus memanggilnya dengan sebutan Noona. Dia masih sangat muda, bagaimana bisa kami memanggilnya sebagai ajumma" Celetuk salah satu anak lelaki berbadan besar.

Byulyi tersenyum lebar kearah Seokjin karena merasa menang sekarang. Pria itu berhenti dari aktivitasnya dan sekarang sedang merekam senyuman Byulyi itu. Ini kali pertama wanita itu melemparkan sebuah senyuman kedepan mata Seokjin dan hal itu berhasil membuat Seokjin terdiam ditempatnya.

Wanita itu dengan cepat mengubah mimiknya menjadi sedatar mungkin setelah mendapati Seokjin melihat kearahnya.

"Sapalah mereka, Byulyi-ssi" Suruh Seokjin.

"Sirheo" Jawab Byulyi singkat.

"Ei, jangan merasa canggung. Mereka semua anak-anak baik" Ungkap Seokjin.

"Annyeong haseyo, Moon noona" Seru seorang anak lelaki berumur sebelas tahun.

Byulyi tak menjawabnya, dia hanya memandang anak kecil itu dengan tatapan tak suka.

"Wae? Apa kau tak suka denganku karena bajuku tak sebagus milikmu?" Tanya anak itu dengan ekspresi sedih.

"Aniya" Jawab Byulyi cepat. "Um, aku tak terbiasa berbicara dengan siapapun" Lanjutnya.

Sementara Seokjin yang sedang memperhatikan mereka itu langsung tersenyum ditempatnya. Byulyi bukanlah orang yang dengan mudah akan berbicara pada orang lain, apalagi dengan orang yang tidak dikenalnya.

Tetapi saat anak kecil itu mengucapkan kalimatnya, dengan cepat Byulyi menyanggah. Artinya, perasaan wanita itu sedang berkerja saat ini. Byulyi seperti sedang mematahkan perkataan si anak kecil, bahwa dia bukannya tak suka dengan anak itu karena bajunya tidak bagus. Bisa dibilang Byulyi sudah bisa menunjukkan sedikit simpatinya dan berusaha untuk tidak menyakiti perasaan anak lelaki kecil itu.

"Sepertinya metode kali ini akan berhasil" Batin Seokjin.

"Eonni, sepertinya wajahmu tak asing" Akhirnya seorang anak perempuan angkat bicara.

"Ya, apa maksudmu?" Balas si anak lelaki berambut ikal.

"Apa kau seorang aktris?"

"Animnida. Aku bukan artis" Jawab Byulyi singkat.

"Lalu?"

Byulyi membuang napasnya, kemudian memandang anak kecil itu bergantian.

"Aku adalah pasien dokter ini" Jawabnya sambil melirik Seokjin.

"Apa kau- sakit jiwa? Sama seperti pasien dokter Kim yang dibawa kemari kemarin?"

"Ya! Aku tidak sakit jiwa" Pekik Byulyi.

"Lalu?"

"Augh mengapa kalian terus bertanya padaku" Keluh Byulyi. "Aku ini sosiopat. Apa kau tahu sosiopat?" Tanya Byulyi kesal.

"Omo. Aku pernah membaca buku yang berjudul 'Sosiopat dari Barat'. Apa kau juga membunuh orang, seperti dia?" Tanya seorang anak lelaki dengan raut ketakutan.

Sociopath [Jin X Moonbyul] (Complete) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang