Dimana keadilan?

15 7 0
                                    

Lelah kaki ini melangkah
Melewati lembah, bukit, dan mengarungi dalamnya samudra
Tawa, sedih dan air mata bagai teman setia
Senang, bahagia, tak kunjung datang menjalang

Lantas, suara-suara bergelora dari segala arah
Dari semesta bahkan dari samudera
Sayang seribu sayang, samudera terlalu dalam, semesta terlalu tinggi
Para petinggi justru melemparkan peti mati
(Faw_B_Polman)

Setiap hari batin ini terus menjerit
Meraung-raung meminta keadilan
Tawa berganti sedih
Kesendirian yang menjadi teman setia
(SuciRamadina_D_Bogor)

Politikus berwajah tikus girang
Menuang bergelas-gelas anggur merayakan kesenangan sendiri,
Rakyat tak berdaya dipijak-pijaknya
Agar dapat memuaskan dahaga keserakahan
*(Annida_D_Sulsel)*

Katanya, negri ini sudah merdeka
Nyatanya, aku pun tidak percaya
Keadilah adalah milik bereka yang ber uang
Keadilan adalah mereka yg memiliki pangkat
(Azizah_B_Palembang)

Jika hati ini dapat berbicara, mungkin ia sudah menjerit
Merasakan pahit kehidupan yang tak kunjung adil
Lantas diri ini kapan mendapatkan haknya?
Di mana keadilan yang seharusnya didapat?
(Dwi Cici_C_SumUt)

Tanah diinjak dengan bimbang
Seluruh rasa bergemuruh tanpa tujuan
Kecaman, ancaman dan tantangan
Seolah sudah menjadi teman
(Naia_D_Bandung)

Tatkala keadilan tak lagi adil ataupun tinggi
Di sini, negeriku yang bertahun sudah berdiri
Tangisi kejamnya rezim masa kini
Ratapi darah suci yang tumpahi pertiwi
(Meylani_C_Sultra)

Banyak bicara tanpa pertimbangan, janjimu hanya bualan semata
Negeri kami rusak
Lantas kepada siapa kami harus percaya
Apakah mereka lupa jika Indonesia menjunjung tinggi nilai Agama
(Kartini_C_Sulteng)

Jerit tangis bersahutan
Kepulan asap menyerupa awan
Penindasan kian dibiasakan
Tanpa sedikit pun ada rasa kemanusiaan
Demi sebuah ambisi yang kebenarannya berupa dugaan
*(Nandyra_C_Bali)*

Kini semua janji tak sama
Dengan ucapan untuk berbuat adil
Tapi dengan tipuan semuanya hilang terambil
Apakah ini adil mengucapkan janji namun di ingkari
(Jeniper Usmady_C_Sulsel)

Di mana keadilan?
Mungkin di dalam mimpi
Jika melihat di situasi ini
Yang hanya bisa melihat dengan gigit jari.
[Haikal Ilham_D_Pati]

Hati teriris melihat keadaan mereka
Jiwa terasa mati ketika tempat sang legenda dihancurkan
Diri hanya meminta keadilan
Keadilan untuk saudara seiman ku disana
(Windi_C_Jawa Barat)

Berjalan tak tentu arah
Letih kaki melangkah dengan tatapan kosong ke depan
Bagaikan di lingkaran yang gelap
Dimanakah letak keadilan itu
(Sintia_D_bogor)

Kini negara kering keadilan
Para pejabat sekarang nyaman di kursi dewannya
Sambil tertidur pulas saat rapat paripurna berlangsung
Rakyat jelata tempat mengemis aparat negara
Sengsara dijalan
(Nurul istiqamah_B_sulsel)

Aku menghela napas
Ada suara yang minta didengar di Titik Nol
Lagi, aspirasi itu semakin kencang
Dan aku kelabakan ingin turun ke jalan
(Prico Rubis_Yogyakarta)

Ketika Tuan Berdaso di balik jeruji
Ia masih tertawa dan menari
Tak ada yang perlu ditangisi atau disesali
Karena ia masih menjadi sang pengendali
(Elsa_C_Jatim)

Langit bergema
Hujan turun membasahi bumi
Api berkobar di mana-mana
Rakyat terseok-seok, ketakutan.
(Devi_C_Jambi)

Para pejabat lihai membelit lidah rakyat
Jeri payah kalangan bawah bahkan sampai disuap
Kini semua terasa senyap
Karena kokoh negara dipermainkan para pejabat
(Kurun_C)

Hierarki yang menentukan
Pejabat yang selalu diutamakan
Rakyat jelata diabaikan
Keadilan pun tak tertegakkan
*(Awaliyah_C)*

Benar sana, yang dianggap mana
Kesalahan mendekap erat tak terkira
Tak dianggap karna titik terendah
Tertinggi yang sudah seperti paling sahih
(Choirun_C_Boyolali)

Kau datang bersamaku
Mengapa kau pulang bersamanya?
Adil kah itu jika kau meninggalkanku
Kau membawaku hanya untuk menunjukkan kekasih barumu
(Mayaputri_C_Jateng)

Di mana hati nurani yabg Tuhan ciptakan untuk manusia?
Sayang seribu pulau, aku tak melihat satu pun hal itu tatkala menatap orang-orang.
Tak ada guna lagi reporter dibuat. Percuma. Video sudah bisa dilihat dari seseorang yang seharusnya menjadi 'penolong' pertama dalam kecelakaan.
(Nana_C_Bandarlampung)

Disaat mereka tertawa dan aku menangis.
Disaat mereka berbohong namun dianggap benar sedangkan aku berkata benar tapi dianggap salah.
Ketika mereka yang bukan siapa-siapa dianggap anak sedangkan aku yang darah daging dianggap sampah.

Apa ada keadilan? Kalau ada tolong kasih tau dimana letak keadilan itu
_(Nurul Arsy_Sulsel)_

PIPA RUCIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang