Senja

24 6 0
                                    

Semburat telah memerah di ujung barat
Mentari pun terbenam ke peraduannya
Benang-benang jingga mengarsir batas bayang-bayang
Cerita senja ini berakhir di batas kenangan
(Ayyara_Sultra)

Saat itu pula
Senja kala berwarna
Mewarnai langit yang tak bercorak itu
Dengan jingganya
(Nurul istiqamah_Sulsel)

Merah merona memancar di langit itu
Cerita senja kian berwarna
Namun tak akan lama tertampak
Hiasan merah merona pun akan hilang
(Vidi_JaTeng)

Kamu tahu apa yang lebih indah dari senja?
Adalah kala senja sedang asyiknya tebar pesona
Mentari beranjak dalam temaram senja jua
Ukiran matamu justru mengendap dalam binar senja
(Fawwaz_SulBar)

Ingatkah kamu
Saat kita duduk berdua
Di tepi pantai menikmati siluet senja
Aku bahagia, saat seulas senyuman terbit di bibirmu
Aku berfikir kamu tidak akan pergi, dan akan menetap di sini
Tapi, ternyata fikiranku salah besar
Karena saat ini kamu sudah benar-benar pergi
(Siti Nur Islamiyah_Jatim)

Dia yang mengajarkanku untuk merangkai bait-bait syair
Dia yang mengajarkanku untuk menghipnotis cahayanya
Betapa indahnya saat menatapnya
Lara yang telah kukandung seketika lenyap
(Nawal Al'Hasany_Kalsel)

Pancaran sinar hangatmu
Membuat hatiku tenang
Membuatku ingin selalu
Menatap pancaran sinar jinggamu
(Fani_Cirebon)

Senjamu memang begitu hangat
Namun di sini masih ada sebuah penantian
Di setiap pengunjung senja
Aku selalu mengharapkan kehadiranmu
(Nyimas_Palembang)

Kamu mengaku dirimu senja
Keindahan dan kehangatanmu tidak akan sirna
Namun kembali pada kuasa alam
Senja akan pergi ketika tugasnya sudah terlaksana
(Alivia_Lumajang)

Ingatkah engkau?
Saat kau mengucapkan janji yang begitu manis
Saat Itulah kisah Kita dimulai
Di ujung pantai saat senja mulai menampakkan warna jingga di hadapan kita
(Elmita_Medan)

Senja? Aku suka senja
Meski hadirnya hanya sesaat
Namun keindahannya sangat mempesona dan membuatku rindu
Rindu ingin melihat senja di hari esok
(Amalia Khasanah_Cilacap)

Hai senja, kuingin ucapkan terimakasih
Karena menemani duka, lukaku
Menemani langkah petangku
Dengan kenangan pergi tak kembali
Aku bahagia bahwa ia pergi
Namun senja, engkau tak pergi
Dan aku tak perlu menyendiri lagi
(Jumasni Sahar_lamsel)

Senja yang pergi digantikan oleh gelapnya malam
Keindahan menghilang dengan kepergiannya
Namun, tak bisa dipungkiri
Warnanya yang indah mampu menetap di hati
(Riski Perwati_Bandung)

Langit berubah warna, angin berhembus sepoi-sepoi
Kuhanya diam seraya menanti malam
Dengan memandangi langit senja yang indah
(Nici_Tembilahan)

Merah orange dengan gelap telah mengradasi di bentang surya
Tak ingin menyiakan waktu
Aku membiarkan belenggu merasuki sukma
Bersama senja kan kuukir tambatan baru
Untuk menguatkan hati yang tak tahu arah
(Aliyya_Bogor)

Hai senja
Yang datang dengan perlahan dan pergi sekenanya
Hadirmu sesaat dan meninggalkan bekas yang tak terlupakan
Terimakasih sudah datang untuk menyambut malam dan mengakhir sore
(Azizah_palembang)

Hari ini aku bahagia
Melihat sinar jingganya
Dengan awan merajalela di atasnya
Burung berterbangan mengiringinya
Seakan takjub namun tak kuasa membendung keindahannya
(Calya_pasuruan)

Tak ada kata yang mampu kuucap kala senja
Indahnya suasana hanya bisa kurasakan
Tanpa bisa kumiliki seutuhnya
Seperti dia, yang selalu memberikan keindahan sesaat
Tanpa bisa kumiliki seutuhnya
(Windy_Bogor)

Ini bukan tentang memiliki seutuhnya
Bukan pula tentang seseorang yang datang hanya sesaat
Namun, ini tentang senja
Senja yang mampu mengajariku apa itu arti kepergian yang sesungguhnya
(Riska_Bandung)

Bentang Literasi, 23 Juli 2020

PIPA RUCIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang