Air mata ayah

21 5 0
                                    

Hari itu dia tersenyum
Namun, air mata tetap mengalir di pipinya
Bagaimana mungkin seorang gadis kecil akan mengerti
Dulu memang aku bisa kau bohongi
(Admin_Ayyara)

Gemerlap bintang menemanimu
Bulan yang kau pandang juga sangat elok
Tanpa kau sadari kau menitikkan air mata
Mungkin, dulu air mata itu dapat kau tutupi dengan senyuman
Namun, sekarang aku sudah bukan anak kecil lagi, Ayah
(Member_Azah)

Maaf, aku belum bisa memberimu bahagia
Aku hanya bisa membuatmu kecewa
Sungguh, melihatmu menangis aku tak mampu
Untuk itu, jangan perlihatkan air mata itu di depanku
(Member_Erna)

Saat aku berbuat salah, ayah selalu memarahiku
Namun, berbeda dengan saat ini, karena kesalahanku sudah fatal dan terjadi begitu cepat
Hingga ayah diam seribu bahasa sembari menangis akan kesalahanku
Aku menyesal atas kesalahanku, tetapi semua itu sudah terlambat
(Member_Nadia Elvi Novia Anwar)

Raga dan jiwamu memang mati, Ayah
Tapi, air mata pengorbananmu masih tersimpan
Segala kenangan perjuanganmu juga masih ada di sini
Di diri ini, diri yang telah kehilanganmu
(Member_Aulia Putri)

Ayah ...
Pinjamilah aku bahu kokohmu
Yang mampu menopang kerasnya kehidupan dan kesedihan
Tanpa harus meneteskan air mata pilu
(Member_Siti Nur Islamiyah)

Maaf, aku selalu menuntut sesuatu dengan tidak tahu dirinya
Tanpa tahu pengorbanan dan keringat yang kau keluarkan untuk itu
Bahkan tak jarang air mata pun ikut jatuh di dalam segala upayamu membahagiakanku.
Maafkan putrimu yang tak tahu diri ini, Ayah.
(Member_Natasya Auralia)

Aku mendengar isakan itu
Semakin jelas, semakin sakit kurasakan
Depan makam Ibu, Ayah menangis
Tetapi, hatinya tidak patah
(Member_Alivia)

Jeritan tangis tak 'kan pernah bisa
Mengganti peluh dan air matamu
Wahai kesatria tanpa kuda
(Member_SNW29_)

Beribu air mata yang engkau jatuhkan
Beribu pula keringat yang tercucur
Di setiap tetes-tetes itu
Tersimpan sebuah kasih sayang yang tulus
(Member_Intan)

Perlahan ayah mendekapku
Isak tangis terdengar pilu
Ayah membisikkan sesuatu
Membuatku bungkam untuk semua itu
(Ismi Miftadilah_Member)

Ayah, seseorang yang tangguh
Yang tak pernah terlihat sedih
Namun, tidak untuk malam itu
Begitu pilu aku, ketika melihat ia tersedu
(Member_Sohilah)

Ayah ...
Kau tau, bahwa cinta pertama seorang putri adalah ayahnya
Jadi, kumohon jangan pernah kau tutupi air matamu itu, Ayah
(Member_Ida Nauli)

Menatap matamu kini dengan kerutan di bawah matamu itu
Ayah, maafkan aku
Karena belum menjadi yang terbaik untukmu
(Member_Laut)

Ayah ...
Gadis kecilmu kini beranjak dewasa
Sudah banyak peluh yang kau keluarkan untukku
Tapi aku? Belum bisa membuatmu tersenyum menatapku
(Member_Putri Vikho)

Setetes air mata yang kau keluarkan
Membuat hatiku sakit bagai tersayat belati
Maafkan kami, Ayah
Maaf jika selama ini kami membuatmu merasa dalam kesulitan
(Member_WindyMaulida)

Berton-ton duka sumringah menyapa
Duri-duri jua ikut menghujam naungan kita
Setetes pun, tak pernah tampak kaubagi air mata
Ayah, kutahu sedihmu tertutup halimun cinta
(Member_Suci Amalia Putri)

Cinta pertamaku, adalah Ayahku
Air matanya bak berlian, tak bisa dilihat oleh sembarang orang
Maka aku, akan membuat semua orang melihatnya
Bukan menyiratkan kesedihan, tetapi kebahagiaan
(Member_Kristin Aprilia)

Kulihat ayah tersenyum
Menghibur kami seolah tiada beban
Tetapi, di saat sendiri tanpa ada yang melihat
Air mata mengalir di wajah kecoklatanmu
(Member_Riska)

Bentang Literasi, 11 Juni 2020

PIPA RUCIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang