2. Ceroboh
Ponsel dalam genggaman itu sejak tadi di perhatikan. Menunggu kapan kiranya ada notifikasi dari kontak yang amat sangat ia nantikan.
Fanni, gadis itu seolah punya dunianya sendiri. Ia memperhatikan layar ponselnya sejak 30 menit yang lalu. Bahkan tidak sadar jika waktu telah berlalu dengan cepat.
Berbanding terbalik dengan suasana kantin yang super berisik dengan para mahasiswa. Ada yang berjalan-jalan mengelilingi kantin, ada yang mengobrol, makan, memesan makanan juga ada yang sedang menonton.
Karena, kebetulan sekarang sedang free tidak ada kelas. Dan jamnya agak sedikit lebih lama dari perkiraan sebelumnya, Fanni pikir dia tidak perlu pulang dan menunggu kelas berikutnya.
Di samping Fanni, ada Diana-sahabat Fanni yang sibuk melihat MV dari salah satu boyband korea yang baru saja mengeluarkan comeback terbarunya. Sebenarnya Diana sudah menontonnya berkali-kali tapi, dia tidak bosan untuk mengulangnya kembali. Lihat oppa-oppa ganteng ya mana bosan?
"Woy!?" suara itu mengejutkan Fanni di sertai dengan gebrakan pada mejanya.
"Allahuakbar!" Fanni mendongak melihat siapa pelaku pengeboman detak jantungnya. Dika—teman satu jurusannya yang sekarang tengah menyengir, puas telah mengagetkan Fanni.
"Eh, titisan sangkuriang! Gak ada kerjaan banget ngerjain gue?!" Fanni membenarkan rambutnya yang ia gerai bebas, lalu mengikatnya.
"Bersyukur kek, gue yang ngagetin lo. Daripada pak Santo noh," ucap Dika menunjuk kearah Dosen paling killer di Kampus.
Fanni mengikuti arah pandang Dika, dia dengan tak acuh menjawab. "Ya emang kenapa, toh cuma lewat doang."
"Tapi, Fan. Hari ini lo bilang ada kelasnya Pak Santo kan? Bukannya lo harusnya udah ada di kelas, ya?" Tanya Diana.
Fanni terkejut, dia dengan teburu-buru lari mengikuti arah Pak Santo pergi.
(•ω•)
Fanni berjalan di lorong dengan. lesu, terlihat jelas dari wajahnya ia sedang badmood sekarang. Tepukan di bahu Fanni membuat gadis itu menoleh dengan malas. Laki-laki dengan tubuh cungkring nan tipis bak triplek itu berdiri di hadapan Fanni. Makhluk tuhan yang amat menyebalkan karena selalu menertawainya kala ia mendapat masalah. Siapa lagi jika bukan Dika Aziz Alfatih, namanya saja yang bagus kelakuannya minus.
"Mau ngapain si, lo?! Gak tahu apa gue lagi pusing juga."
"Nih!" Dika menyerahkan cone ice cream yang terlihat begitu menggoda.
"Gak, deh. Lagi diet." tolak Fanni.
Dika menyerahkannya pada tangan Fanni. "Diet mulu, kaya orang bener aja. Nih makan."
Fanni menerimanya dengan terpaksa. Meski heran dengan sikap Dika yang tidak seperti biasanya."Iyaa, makasih!"
"Baik, kan gue." Dika melipat kedua lengannya di depan dada di sertai dengan senyumannya yang sangat menyebalkan. Tuhkan balik lagi sifatnya, baru saja Fanni hendak memuji lelaki itu, untung baru niat.
"Hem!" Balas Fanni, memilih untuk tidak menanggapi Dika lebih lanjut.
Fanni duduk di bangku. Mulai menikmati ice creamnya dengan perlahan.
"Kenapa tu muka? Kusut amat, biasanya emang kusut sih, tapi sekarang jadi semrawut gak karuan."
Fanni melirik sinis manusia di sampingnya. "Diem deh lo!"
"Gak boleh masuk kelas sama Pak Santo?"
"Enggak sih, cuman lagi bete aja."
"Kenapa?"
Dengan dengusan kesal, Fanni menatap Dika dengan tatapan mata yang berapi-api. "Nih, ya gue udah cape sama tugasnya Pak Santo, yang kalau ngasih tugas gak kira-kira. Mana deadlinenya sebentar banget. Terus ya nilai gue jadi C gara-gara gue lupa masukin sumber di persentasi gue, dan dia marah-marah karena hal itu. Coba lo bayangin gue dibentak-bentak di depan kelas cuma gara-gara itu. Mana sekarang Teh Nia minta tolong beresin buku diperpus, gue dah cape pengen pulang tapo gue juga gak bisa bilang enggak kalau dimintain tolong. Hah, pokoknya gue kesel banget!!"
Dika mengangguk-angguk sambil menepuk bahu kawannya itu."Kasian banget lo, semangat, ya. Gue bantuin lewat doa."
"Tahu deh, mending gak usah cerita."
Dari kejauhan terlihat Diana yang melambaikan tangan dengan wajah sama lusuhnya. "Hey, my bro and my sis, what's up!" Ucapnya dengan nada lemas.
"Kanapa lo?"
"Biasa." Diana turut bergabung, dia duduk di samping Fanni dengan kepala kelihat keatas."Akhirnya sampe juga."
"Kenapa jarak fakultas kita tuh jauuuh banget. Gue bersyukur bisa kuliah di universitas bagus, tapi tolong dikondisikan tata letaknya. Berasa kayak lagi mudik ke luar kota jauhnya."
"Lebay lo!" Ucap Dika.
"Udin! Hayuk, ke perpus!"
"Hah?" Diana memasukkan ponselnya ke saku rok, dan mengangkat alisnya bingung. "Ngapain ke perpus?"
"Udah, ikut aja."
"Hah? Bentar istirahat dulu lima menit. Gue cape abis ngelilingin galaksi."
"Lo juga Dik, ayo bantuin gue."
Ketiganya kini sudah sampai di dalam perpustakaan. Setelah sebelumnya berbincang dengan Teh Nia, mereka akhirnya diarahkan ke ujung perpustakaan.
"Gilak, banyak banget!" keluh Fanni melihat tumpukan kotak kardus besar, lebarnya sebesar kardus televisi berukuran jumbo. Dan jumlah kardusnya ada 3 buah.
"Emang kita mau ngapain si?" tanya Diana.
"Bantuin gue susun buku-buku ini."
"Hah? Lo, ahk masa gue harus bantuin," protes Diana.
"Diana, cantik baik pinter dan tidak sombong, sebagai seorang teman, ah bukan. Tuan putri Diana yang cantik jelita tiada tara anaknya Pak Duta, tolonglah hamba sahaya yang tidak ada apa-apanya ini, ya? ! Ayo, mulai susun aja."
"Fuck kata gue teh."
Mereka mulai menyusun buku-buku itu satu persatu sesuai bidang. Fanni dan Diana hanya mampu menyelesaikan 1 kardus, sisanya dikerjakan oleh Dika seorang yang mendadak jadi baik.
Disela-sela istirahat, Fanni dikejutkan dengan nada ponselnya yang berbunyi. Ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengirim pesan, tak lama senyumnya terbit ketika melihat nama si pengirim. Seketika lelahnya pun hilang tak bersisa. Pesan yang ia tunggu-tunggu sejak tadi akhirnya terkirim juga ke ponselnya.
______________
______________________________________Aku tidak peduli seberapa sering aku menunggumu. Meskipun yang terlihat hanya aku saja yang menyukaimu, aku tahu itu semua tidaklah benar. Aku yakin, anginku tidak akan salah bertamu.
______________________________________
______________Hallo, DSR! Sudah up ya
Untuk quetos dan puisi jika mau di sebar, boleh sekali. Asal sertakan juga asal usulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilarang saling rindu! (Tamat)
Romance"LDR itu nyakitin Bro, kita di sini cape-cape nungguin, eh di sana dia disuapin cewek lain." Fannisa Dera Luthfina Welcome to LDR Tiap hari liat hp Nunggu dia kagak ngechat kagak nelpon Welcome to LDR Mau marah liat dia sama cewek malah kena sempro...