9. Tawaran

57 29 150
                                    

9. Tawaran

Esoknya Tika dan Maya-Adik Fanni tengah membereskan barang-barang milik mereka dan memasukkannya ke dalam tas berukuran sedang.

Fanni yang kebetulan melewati kamar Maya berhenti dan memasuki kamar Maya. Gadis itu duduk di kasur milik Maya seraya menahan lengan gadis itu yang tengah merapikan pakaiannya untuk dimasukkan ketas."Mau kemana, lo? Gak siap-siap ke sekolah?"

Maya menoleh sekilas lalu kembali melanjutkan aktivitasnya. "Gue mau pergi sama Mama ntar siang."

"Kemana?" Tanya Fanni dengan salah satu alisnya terangkat.

"Ke rumah Kak Tiara," jawab Maya. Tiara adalah Kakak tertua dari Fanni dan Maya, Kakak yang sempat Fanni bilang selalu mengatainya gendut. Perempuan itu kini sudah menikah dan punya satu anak.

"Mendadak banget, terus gue doang yang gak ikut?"

"Ya kalau mau nyusul aja, kan bisa. Lagian kan Bang Farhan sama Bang Rama lagi sakit, jadi Kakak diem di rumah sementara, jangan balik ke kos. Oke?"

Fanni mengangguk-anggukan kepalanya. "Iya, emang mau ngapain sih ke rumah Kak Tiara?"

"Arkan sakit jadi kita mau nginep di sana 3 harian gitu."

Arkan—anak dari Tiara. Biasa jika dia sakit maka semua penghuni rumah ini akan sibuk mengkhawatirkan bayi berusia satu tahun itu.

"Lah ngapain lo ikut? Kan lo juga sekolah?"

"Biarin, terserah gue."

15 menit kemudian, Tika, Maya, Rama dan juga Fanni sudah berada di meja makan, bersiap untuk sarapan. Widra dan Farhan sudah lebih dulu berangkat kerja.

Fanni memberikan piringnya pada Tika ketika wanita itu menyiukkan nasi untuknya. Begitu juga dengan Maya, ia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Kakaknya.

"Mama sama Maya mau pergi ke rumah Tiara. Arkan sakit jadi, ya Mama mau jenguk dia. Rama gak papa Mama tinggal?"

Rama mengangguk seraya mengunyah makananya. Ia menengok ke samping dimana Maya berada."Kok lo ikut sih?"

"Biarin! Kenapa? Iri bilang bos." ucap Maya dengan sombong.

"Lo udah gede masih aja ngintilin Mama. Gak sekolah apa, ya?" tanya Rama

"Maya libur tiga hari makanya minta ikut Mama." jawab Tika membela Maya.

"Libur mulu mah, sekolah apa itu?" sanggah Fanni.

"Fanni!" tegur Tika.

Wajah Maya semakin sombong, hidungnya terbang melayang keangkasa karena pembelaan Mamanya.

"Doain, ya. Semoga Mama sama Maya baik-baik aja selama di perjalanan," ucap Tika.

"Aamiin, tapi Mama berangkat berdua aja? Gak bareng Bang Farhan?" tanya Rama.

Tika mengangguk."Iya, berdua aja sama Maya. Farhan udah berangkat daritadi. Jadi, gak bisa nganterin."

"Biar Rama aja yang anter."

"Mau nganter gimana? Nyetir aja gak bisa. Lihat tuh tangan lo masih diperban." Fanni mengingatkan.

"Udah, gak papa Ram. Makasih udah mau nawarin buat nganter, Mama gak papa kok, kan ada Maya."

Dilarang saling rindu! (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang