1. 360 hari tanpamu
____Happy reading ____
Seorang gadis beriris coklat dengan rambut yang tergerai menutupi bahunya. Siang ini dia tengah berdiri di bahu jalan, menengok ke kanan dan kiri.
Disisi lain, diujung kursi halte ada gadis lain yang tengah duduk dengan santai. Telinganya tersumpal earphone, mendengarkan alunan musik melow dari ponselnya.
Sesekali ia bergumam menyanyikan lirik lagu yang mengalun ditelinga. Semu merah yang menghiasi pipinya, serta lesung pipi yang mengudara kala bibirnya menarik diri untuk tersenyum kian membuatnya begitu anggun dengan tatapan yang teduh. Fannisa Dera Luthfina namanya.
Netranya memperhatikan layar ponsel yang menampilkan banyak sekali tulisan-tulisan kiasan. Dia tengah membaca sebuah kisah romansa dari aplikasi bacaan online. Dalam hati berharap suatu saat kisahnyalah yang tertuang di sana.
"Adrian?!"
Iris hitam legam itu menoleh kearah suara, tak lupa ia lepas pula earphone yang duduk manis di telinga kiri dan kanannya. Saking kerasnya wanita itu berteriak hingga tak ramah menyapa indra pendengaran.
Tak jauh berbeda dari Fanni, beberapa orang yang kebetulan berada di halte itu juga menoleh pada gadis bersurai hitam yang tengah berdiri dengan tangan menutup mulut. Namun, beberapa saat kemudian kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Fanni masih memperhatikan gadis berambut pendek itu. Tak berselang lama, ada seorang pemuda yang mendatanginya. Pemuda itu memeluk gadis berambut pendek tadi, disusul dengan sebelah alis Fanni yang terangkat. Ternyata drama pasangan!
"Aku kangen, kamu!" itu saja kalimat terakhir yang Fanni dengar karena, setelahnya ia kembali memakai earphonenya. Menguatkan kalbu yang terusik mendengar kalimat terlarang baginya.
Bus berwarna biru tua yang merupakan tujuan Fanni pun datang, dan berhenti tepat di depan halte. Fanni berdiri, segera masuk ke dalam bus. Kepalanya tak bisa ia tahan untuk menoleh kebelakang, melihat pasangan tadi. Namun, kini batang hidungnya saja sudah tak terlihat.
Fanni memilih tempat duduk di barisan kedua sebelah kanan. Duduk di dekat jendela, melihat kearah jalanan yang ramai siang ini, didominasi oleh kendaraan roda dua.
Ponselnya bergetar, Fanni merogoh tasnya. Bibirnya tersenyum kala melihat nama yang tertera dilayarnya. Nama yang selama dua tahun ini mengusik hati dan pikirannya.
"Hallo, lagi apa nih?" tanya Fanni berucap penuh semangat. "Tumben inget nelpon. Baru sadar ya punya pacar."
"Assalamualaikum, Fan," ucap pemuda disebrang telepon mengingatkan, tak lupa kekehan kecilnya yang begitu familiar.
Bibir Fanni mengerucut lalu sedetik setelahnya ia menyengir."Waalaikumsalam, Harisnya Fanni."
"Cie, harisnya Fanni. Bukan Fanninya Haris?"
"Bukan, beda server."
"Masa?"
"Iya, lagi dimana? Gak kuliah?"
"Iya ini lagi otw mau ke kampus. Kalau kamu?"
"Lagi istirahat, gantian sama Juna. Udah makan siang?"
"Belum, kenapa? Mau pesenin?"
"Iya, mau pesan apa, Bu?"
"Cincau, Mang. Banyakin eskrimnya, ya!
"Sip, pesen apa lagi, Bu? Eh, emang makan cincau bisa kenyang?"
"Kenyang, kalau makan cingcaunya sebaskom."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilarang saling rindu! (Tamat)
Storie d'amore"LDR itu nyakitin Bro, kita di sini cape-cape nungguin, eh di sana dia disuapin cewek lain." Fannisa Dera Luthfina Welcome to LDR Tiap hari liat hp Nunggu dia kagak ngechat kagak nelpon Welcome to LDR Mau marah liat dia sama cewek malah kena sempro...