Aiza Story || 6. Cafe

58 22 5
                                    

happy Reading...

°°°°°
Setelah makan, mereka beranjak dari kursi dan pergi menonton bioskop. Namun Syila ingin pergi ke toilet sebentar.

Ditoilet, Syila membuka handphone nya lalu memencet aplikasi kontak dan mencari nomor yang harus ia telpon.

"Assalamualaikum, halo kamu ada dimana."

"Waalaikumsalam, dirumah. Kenapa?"

"Oh enggak ... Kamu udah makan belum Aiza?"

"Belum"

"Nanti aku bawain makanan ya"

"Gausah"

"Kenapa"

"Ish ... Gw enggak laper. Stop khawatirin gw!"

"Oh-h oke, Kakak matiin dulu ya. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Syila bisa memaklumi keadaan Aiza. Mungkin Aiza memang belum merasa lapar dan Syila tak akan ambil pusing.

Syila keluar dari toilet menghampiri Ayah dan Bundanya.

"Udah?"tanya Bunda.

"Udah bun, yuk kita nonton."jawab Syila sambil memegang tangan Bunda nya.

🐻🐻🐻

Aiza POV

Aku merasa bersalah kepada Kakak. Sebenarnya aku sangat lapar namun aku tak mau merepotkan Kakak.

"Hufttt" aku menghela napas lalu membaringkan badannya ke tempat tidur yang empuk. Aku menatap langit langit atap dengan pandangan kosong, aku sangat  muak dengan kehidupanku.

Disatu sisi, aku ingin diperhatikan dengan Ayah namun yang aku dapatkan hanya perhatian dari Kakak. Sedangkan Bunda hanya memperhatikan aku sedikit.

Semua keluarganya hanya memperhatikan Kak Syila seolah olah aku tak ada dikeluarga.

Ayah selalu menuntut aku berubah. Berubah dari segalanya, bukan aku yang tak mau berubah namun aku mencoba perlahan lahan merubahi semua sisi.

Seharusnya ada pendukung yang bisa membuat aki merasa semangat, tapi tak ada kata semangat yang dilontarkan dari keluarganya hanya saja Ayah yang selalu membandingkan aku dengan Kak Syila.

"ARGGHHHH ...."teriakku dengan sangat kencang sambil menjambak rambut. Aku benar benar frustasi.

Memikirkan semua membuat aku benar benar lelah dan ingin rasanya tidur dengan pulas. Tak butuh waktu aku tertidur dengan memeluk guling kesayangan ku.

🐻🐻🐻

Author POV

Jam menunjukkan pukul lima sore namun Aiza masih bergelut dengan mimpi indahnya.

Syila dan kedua orang rua pun baru pulang dari Mall. Wajah mereka bertiga terlihat sangat gembira dan tak lupa tangan mereka dipenuhi barang barang yang mereka beli.

"Capek juga ya yah."Syila langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa yang empuk.

"Iya sayang, ayah juga capek banget."sahut Ayah yang sedang meminum teh bikininan Bunda.

"Gimana tadi seru kan."ucap Bunda.

"Seru bangett!"jawab Syila dengan tertawa kecil.

Dikamar Aiza, handphone Aiza berbunyi sangat kencang membuat Aiza terbangun dari tidurnya.

Aiza Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang