Happy Reading gaess...
°°°°°°°
Aiza POVSelesai makan bersama, aku langsung berpamitan kembali ke kamar namun suara ayah membuat aku mematung.
"Punya anak kok kaya bos aja bukannya bantuin bundanya malah langsung pergi."ucap ayah yang membuatku sakit hati, entah ini udah sekian kali nya ayah selalu bilang seperti itu.
Sebenarnya aku ingin membantu bunda tapi aku selalu di tolak , dengan alasanya kak Syila lah yang akan membantu.
"Aiza, kalo kamu mau kekamar langsung aja bunda gapapa kok jangan didengerin omongan ayah ya."ucap bunda. Aku bener bener takjub melihat pembelaan bunda kepada dirinya. Biasanya bunda akan selalu diam atau membisu jika aku di marahin oleh ayah.
Aku langsung menjawab. "Iya bunda."lalu aku pergi meninggalkan ruangan makan.
Belum jauh dari ruangan makan aku mendengar ucapan ayah dan bunda walaupun samar samar.Air mata yang tadi membendung di pelupuk mata akhirnya jauh membasahi pipi.
Hiks.. Hiks
"Gw lemah banget sih."aku langsung menghapus airmata ku dengan kasar.Sampai di kamar aku menutup pintu lumayan kencang. Tubuhku merosot ke lantai aku menangis dengan kencang.
Hiks....hiks...hiks
"ARGHHHH KENAPA LO LEMAH SIH ZA,GW BENCI SAMA DIRI GW SENDIRI! "teriak aku dengan posisi melipatkan kedua kakiku didepan wajah.
"Kenapa ayah selalu marahin a...ku sih hiks...hiks"lirih aku menangis tersedu sedu.
🐻🐻🐻
Aiza memasuki halaman sekolah yang dimana halaman tersebut sangat ramai dipenuhi murid murid. Aiza berjalan dengan sangat cepat karena moodnya sedang tidak Bagus.
Bruk..
Saking cepat nya berjalan Aiza menabrak cowo yang sedang berjalan. Aiza teroleng namun dengan sigap cowo tersebut menarik tangan Aiza agar tidak terjatuh.Hap
Cowo tersebut menahan pinggang Aiza dengan erat."Sorry gw ga liat. Btw thanks udah nolongin gw."ketus Aiza lalu pergi meninggalkan lelaki tersebut.
"Menarik." batin lelaki tersebut.
Sesampai dikelas, Aiza disambut dengan kericuhan yang membuat mood nya tambah buruk.
"YAKKK PULPEN GW MANA RICOOOO?!"teriak Mila yang sedang mengejar ngejar Rico.
"GW KAGA TAU MIL BUKAN GW YANG NGAMBIL."teriak Rico.
"BOONG BANGET LU, KATA ZIDAN LU YANG NGAMBIL PULPEN GW."
"BURUAN ANJIRT GW PENGEN NGERJAIN TUGAS!!." murka Mila dengan wajah memerah menahan marah.
"BUKAN GW MIL SUMPAH YANG NGAMBIL ZIDANN."teriak Rico sambil mengangkat tangan dengan piss. ✌️
Aiza yang melihat kericuhan tersebut pun berusaha melerai.
"STOPP JANGAN PADA RIBUT!! JANGAN BIKIN MOOD GW ANJLOK."teriak Aiza. Sontak satu kelas menoleh ke arahnya."Aiza tolongin gw plisss."ucap Rico memohon kepada Aiza dengan wajah sok di imut imutin.
"Jijik gw liat muka lu kaya gitu."ucap Aiza sambil mendekati Mila.
"Mil, pulpen lu ada di meja guru."ucap Aiza kepada Mila, membuat Mila cengok. Aiza melihat pulpen Mila diatas meja guru.
Mila langsung mengambil pulpen nya yang ada diatas meja guru lalu berjalan kearah Zidan yang sedang megang hp.
"aaww sakitt gila!"ringis Zidan. Telinganya di jewer oleh Mila dengan kencang.
"ZIDAN LU NGESELIN BANGET SIH."geram Mila membuat Mila menarik dengan kencang.
Sementara Rico, ia malah menertawakan Zidan yang sedang dijewer oleh Mila.
"Hahahahaha mampus mamam tuh sakit bwahahha."tawa Rico sambil memegang perutnya.
"YA ALLAH sakitt banget sumpah Mil."lirih Zidan.
Akhirnya Mila melepaskan jewerannya, Mila merasa kasihan kepada Zidan karna dirinya telah membuat telinga Zidan memerah.
"Sorry Zidan gw khilaf hehehe."Mila duduk dikursi nya dan melanjutkan tugas nya.
"Za kamu kenapa?" tanya Syifa kepada Aiza. Syifa adalah sahabat Aiza yang lembut dan baik, Syifa beda dengan Mila. Jika Syifa, ia memakai kerudung yang mampu menutup rambutnya agar tak terlihat sedang Mila ia tak mengenakan kerudung sama seperti Aiza.
"Lagi badmood."ucap Aiza
"Kenapa? Diomelin lagi?" Syifa dan Mila mengetahui kehidupan Aiza. Syifa merasa kasihan dengan sahabatnya.
"Hmmm."
"Yaudah deh kalo ga mau cerita."ucap Syifa sambil tersenyum manis ke arah Aiza.
"Hmm."
Kringgg..... Kring....
Bel masuk berbunyi, tandanya jam pelajaran akan segera di mulai.🐻🐻🐻
Jangan lupa vote dan komen guys...
Typo bertebaran!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aiza Story
Fiksi RemajaMenceritakan seorang gadis mungil yang selalu di banding bandingkan dengan kakaknya dan selalu dituntut oleh Ayahnya. Tak pernah merasakan kasih sayang ataupun cinta. Sekalinya jatuh cinta, ia harus merelakan cinta pertama untuk kakaknya. Keluarga...