Aiza Story || 8. Malu

52 14 8
                                    

Happy Reading...

°°°°°°
Brukk
Mereka berdua terjatuh dengan keadaan Aiza dibawah dan Azril diatas. Wajah mereka sangat dekat dan mereka saling memandang.

Aiza masih memandangi wajah tampan Azril yang terlihat sangat dekat sedangkan Azril merasa tubuhnya sangat nempel.

Clek...
Pintu terbuka tampaklah suster dengan membawa nampan yang disi bubur dan obat obatan.

"Ah-h maaf." pinta suster tersebut yang merasa malu karna dirinya sedang memergoki orang.

Azril dan Aiza tersadar lalu

Brukk..
Aiza mendorong badan Azril dengan kencang membuat Azril terjatuh dengan keadaan yang tidak elit.

Pipi Aiza merah merona, dirinya malu karna kepergok dengan suster. Aiza bangkit dan pergi ke toilet.

Didalam toilet, Aiza langsung membasuh muka yang masih merah merona.

"Sumpah malu bangett huwaaa... " histeri Aiza sambil membekap mulutnya agar suaranya tidak terdengar sampai luar.

"Eh tapi kak Azril ganteng juga." lirih Aiza mengingat wajah Azril yang sangat ganteng.

Sementara itu Azril sedang mengusap wajahnya. Sejak Aiza masuk ke dalam toilet, Azril langsung menghampiri suster dan menerima nampan nya dengan wajah datar.

"Hufftt." Azril menyandarkan punggung ke sofa lalu memejamkan matanya. Dirinya berusaha menahan malu.

"Dasar lantai" kesal Azril.

Tak lama kemudian Aiza keluar dari toilet lalu pergi menuju tempat tidurnya.

Keadaan di ruang tersebut sangatlah canggung. Tidak ada yang membuka suara.

Dering handphone berbunyi. Aiza mengecek handphone nya namun tidak ada notif ataupun pesan. Lalu Azril mengambil handphone nya yang berada disaku ternyata bundanya menelpon dirinya.

Azril lalu mengangkat telepon dari bundanya.

"Assalamualaikum Azril"

"Waalaikumsalam, knp bun?"

"Kamu ada dimana ini udah malam"

"Rumah sakit"

"Hah! Kamu ngapain dirumah sakit? Kamu baik baik aja kan?"

"Aku gapapa bun"

"Terus ngapain di rumah sakit, bikin bunda panik aja"

"Temen habis kecelakaan bun"

"Astagfirullah, terus gimana temen kamu? Gapapa kan?"

"Kepalanya luka bun, Azril sebentar lagi pulang kok bun"

"Oh gitu. Titip salam buat temen kamu ya cepet sembuh"

"Iya bun"

"Hati hati ya"

"Hmm, Azril tutup ya"

"Iya"

Azril menutup telepon dan menghampiri Aiza yang sedang menatapnya.

"Gw pulang dulu." pamit Azril dengan wajah datar.

"Lu sendiri gapapa?" lanjut Azril menatap Aiza. Aiza mendengar ucapan Azril langsung menganggukkan kepala.

Dirinya masih merasa malu kepada Azril. Aiza juga sempat mendengar obrolan Azril dengan bundanya. Aiza sedih karena keluarga tak ada yang tau jika ia ada di rumah sakit. Mata Aiza sudah berkaca kaca dengan cepat Aiza menundukkan kepala agar Azril tidak melihat dirinya ingin menangis.

Azril sudah berjalan sampai pintu namun ia menoleh kebelakang menatap Aiza dengan seksama.

"Bunda titip salam, katanya cepet sembuh." ucap Azril membuat Aiza menoleh lalu tersenyum merekah.

"Iya, sekali lagi makasih udah tolongin gw." ucap Aiza.

"Hmm." Azril sudah keluar dari ruangan Aiza.

🐻🐻🐻

Di rumah Syila. Sepasang suami istri dan anak sedang asik menonton TV, mereka seperti keluarga bahagia. Tak ada wajah sedih hanya ada wajah gembira.

Padahal ada bagian keluarga mereka yang masuk rumah sakit.

"Film ya lucu hahaha." Syila tertawa kecil.

Ayah memandangi Syila yang sedang tertawa membuat ia juga ikut tertawa namun ada hati yang ganjal. Ayah merasa ada sesuatu yang terjadi hari ini namun ia tepis begitu saja.

"Astaga Bunda lupa nyiapin makan malam kita." Bunda memang kebiasaan pelupa.

"Syila, bantuin boleh?" tanya Syila kepada bunda.

"Boleh dong, ayok." ajak Bunda mengandeng tangan Syila.

Kepergian Bunda dan Syila membuat Ayah merasa ada sesuatu yang ganjal. Entah itu apa membuat hati Ayah resah dan gelisah.

"Ada apa sebenarnya." lirih Ayah sambil memijat kepalanya yang pusing.

Selesai makan malam. Syila pamit pergi ke kamarnya tinggal lah Bunda dan Ayah yang berada di meja makan.

Waktu sudah menujukkan jam 9 malam namun tak ada tanda tanda pulang nya Aiza.

"Aiza belum pulang bun?"tanya Ayah kepada bunda. Sontak bunda langsung menoleh ke arah Ayah.

"Hah, tumben Ayah nanyain Aiza?"tanya balik Bunda dengan wajah bingung.

"Hmm ... Gapapa."jawab Ayah.

"Bunda tadi habis telepon Aiza tapi nomernya ga aktif."ucap Bunda.

Deg...
Entah kenapa hati Ayah merasa khawatir kepada Aiza.

"Biar lah anak itu mau pulang kapan. Ayah mau nonton bola dulu." acuh Ayah walaupun hatinya resah kepada Aiza.

"Ayah kok gitu sih. Yaudah bunda mau beberes dulu." ucap Bunda.

🐻🐻🐻

Aiza berdiri didepan jendela, ia memandang gedung gedung yang tinggi memenuhi ibu kota.

Jalanan yang begitu ramai dengan kendaraan beroda empat maupun dua. Aiza melihat pemandangan itu dari lantai atas tempat ruangan Aiza menginap.

Tak terasa air mata yang sudah ia tahan runtuh begitu saja tanpa permisi.
Aiza merasa sendiri. Hidup dengan kesendirian dan sunyi.

Aiza menangis sesegukan mengingat keluarga tak ada yang berkunjung melihat dirinya.

Aiza menangis sepanjang malam.

🐻🐻🐻

Hai hai
Menurut kalian gimana part ini?
Jangan lupa vote dan komen...
Typo bertebaran!

Aiza Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang