Happy Reading...
°°°°°°°°
Bel pulang sekolah telah berbunyi bertanda bahwa pelajaran telah usai. Semua murid berbondong bondong menuju ke parkiran dan ada yang pergi ke halte untuk menunggu angkutan umum atau jemputannya.Aiza dan sahabatnya sedang berada di depan gerbang sekolah. Mereka bertiga sedang asik mengobrol, tak lama kemudian Umi nya Syifa datang menggunakan mobil berwarna putih.
"Nah tuh Umi." Syifa menunjukan mobil Uminya membuat Aiza dan Mila menoleh kearah mobil berwarna putih.
Umi Syifa lalu turun dari mobilnya dan berjalan menuju mereka bertiga.
"Assalamualaikum anak anak Umi." salam Umi kepada mereka bertiga. Yaps, Umi Syifa sudah menganggap Aiza dan Mila sebagai anaknya.
"Waalaikumsalam Umi." jawab mereka bertiga dengan serempak. Umi tersenyum manis.
"Ehh Syifa pulang dulu ya." pamit Syifa.
Syifa memandang Aiza. "Oh iya za kamu pulang sama siapa? Mau bareng sama aku?" tanya Syifa kepada Aiza.
Aiza menjawab."ah gw bareng sama a-yah." Aiza sempat bingung ingin menjawab apa. Aiza tak mau merepotkan Umi Syifa dan juga Syifa makanya Aiza beralasan jika ia akan di jemput oleh Ayahnya.
"Beneran kamu pulang sama Ayah kamu." Syifa ingin memastikan, ia tak percaya jika Ayahnya Aiza ingin menjemput sahabatnya.
"Iya Syifa, udah ah sono pulang." usir Aiza sambil tertawa kecil.
"Umi kita diusir sama Aiza, mi." ucap Syifa. Umi tertawa kecil.
"Yaudah, kalo gitu Umi sama Syifa pulang dulu ya." pamit Umi.
"Aduhh Umi, Aiza enggak niat ngusir kok tadi cuma bercanda." jelas Aiza kepada Umi membuat Umi dan Syifa terkekeh.
"Mampus, jangan didengerin mi. Aiza tadi ngusir beneran loh." ledek Mila membuat Aiza mendengus kesal.
"Jangan dengerin omongan Mila, mi. Aiza tadi cuma bercanda."
"Iya umi tau kalian bercanda, yaudah Umi pulang dulu ya." ucap Umi berjalan menuju mobilnya diikuti oleh Syifa.
"Hati hati Umi." ucap Aiza dan Mila dengan serempak.
Mobil Syifa sudah pergi. Tersisa hanya lah Aiza dan juga Mila, mereka berdua hanya berdiam di depan gerbang.
"Gw tau kalo Ayah lu engga ngejemput lu." ucap Mila.
Aiza tersenyum kecut dan menganggukkan kepalanya.
"Hmm ... Gw enggak mau ngerepotin Syifa lagi." balas Aiza membuat Mila iba kepada Aiza.
"Hufftt... Tadi gw liat ayah lu jemput Kak Syila." ucap Mila.
"Gapapa, gw bisa pulang sendiri. Sono lu pulang, gw ogah bareng sama lu." Aiza mengusir Mila.
"Wah wah parah lu ye ngusir gw, dasar sahabat laknat." kesal Mila.
"Lu bareng gw aja za, lagi pula angkutan umum udah engga ada." lanjut Mila.
"Pasti ada kok, gw enggak mau repotin lu." tolak Aiza.
Tersisa mereka berdua yang masih berada di sekolah. Jalanan pun terasa sepi bahkan hanya satu, dua motor yang lewat.
"Ehh gw ini sahabat lu gausah kaya gitu ngapa. Ikhlas gw bantuin lu za." ucap Mila membuat Aiza bangga kepada Mila.
Aiza memeluk Mila lalu dibalas oleh Mila. Mereka berdua berpelukan saling menguatkan satu sama lain.
"Sono pulang, sebentar lagi gw juga mau pulang." ucap Aiza sambil melepaskan pelukannya.
Mila pun menurti perkataan Aiza, ia pergi ke parkiran untuk mengambil mobilnya.
Tin... Tin...
"Gw duluan za." pamit Mila sambil melambaikan tangannya."Iyaa." balas Aiza.
Tersisa lah Aiza, seorang diri. Aiza memutuskan berjalan kaki ke rumahnya. Tak ada angkutan umum.
Aiza berjalan sambil menundukan kepalanya namun di pertengahan jalan, Aiza di cegat oleh dua preman yang berbadan besar dan ototnya diperlihatkan.
"Halo cantik." Preman tersebut berjalan mendekat kearah Aiza. Aiza langsung mendongak kepala dan melihat ada dua preman.
"Ye gw emang cantik." jawab Aiza dengan pede.
"Sendirian aja nih."
"Ikut abang yuk." preman tersebut dengan beraninya memegang tangan Aiza. Sontak Aiza menghempaskan tangan preman tersebut.
"Galak amat neng."
"Bacot lu pada." geram Aiza. Sebenarnya Aiza merasa takut namun ia tepis.
"Wah wah berani sekali, ayok ikut!" bentak preman tersebut membuat semakin takut.
"Siapa pun itu tolong gw." batin Aiza berusaha berontak dari preman.
"Lepass... Lepassin gw woi." pekik Aiza merasa sakit di pergelangan tangan.
"DIEM! ENGGAK BAKALAN ADA YANG BISA NOLONGIN NENG CANTIK." bentak preman.
Aiza dengan cepat menendang kaki dua preman tersebut dengan sekuat tenaganya lalu Aiza berlari dengan cepat.
DUK... DUK...
"Ash... Sialan! jangan kabur." ringis preman tersebut.
"Kejar woi ayok." ucap salah satu preman tersebut.
"Nah loh ketangkep juga." preman tersebut menarik tangan Aiza sampai Aiza tersungkur ke tanah.
"Lepas ... Lepasin...." teriak Aiza.
BUGH
preman tersebut terjatuh ketanah setelah mendapatkan tonjokan yang kencang dari seseorang."Berani sama cewe, banci!" geram Azril.
"Jangan ikut campur!" preman tersebut tersulut emosi lalu mereka bertiga berkelahi.
Satu lawan dua.
Bugh... Bugh... Krakk...
Azril menendang perut preman itu lalu memelintir tanganya."Kaburr... Kaburr." akhirnya preman tersebut pergi dengam luka yang cukup parah.
Sementara itu Aiza masih syok atas kejadian tadi.
Azril menghampiri Aiza yang masih terduduk di tanah." bangun."
Suara itu mengagetkan Aiza dari lamunannya. Aiza lalu bangkit dan membersihkan rok nya.
"Lain kali jangan pulang sendirian." ucap Azril dingin.
Aiza melihat wajah Azril yang sudah dipenuhi luka. Aiza khawatir keadaan Azril.
"Iya, btw makasih udah nolongin gw." ucap Aiza.
"Hmm."
Lalu Azril menaiki motornya dan berhenti didepan Aiza.
"Naik." perintah Azril.
"Ga usah, gw pulang sendiri." tolak Aiza.
"Mau ketemu preman itu lagi." ucap Azril. Dengan cepat Aiza menggeleng kepala.
"Naik."
"Hmm... Oke."
🐻🐻🐻
Jangan lupa vote dan komen...
Typo bertebaran!!
😚❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
Aiza Story
Teen FictionMenceritakan seorang gadis mungil yang selalu di banding bandingkan dengan kakaknya dan selalu dituntut oleh Ayahnya. Tak pernah merasakan kasih sayang ataupun cinta. Sekalinya jatuh cinta, ia harus merelakan cinta pertama untuk kakaknya. Keluarga...