Aiza Story || 23. Pasar malam 🌆

26 11 0
                                    

Happy Reading...

°°°°°°°°
Sekarang Aiza sedang berbaring sambil memikirkan perkataan Azril. Aiza sudah berada dirumahnya, ia langsung pulang ke rumah. Padahal Mila dan Syifa ingin sekali pergi ke Mall setelah pulang sekolah tapi ia ingat dengan ucapan Ayahnya. Jika ingin pergi maka Aiza harus izin dulu sama Ayahnya.

Aiza selalu nurut dengan Ayahnya. Karena kalo Aiza enggak nurut takutnya Ayah akan semakin jauh dengannya lebih tepatnya Aiza takut Ayahnya semakin membenci dirinya.

Ia memandang atap, pikirannya berkeliaran kemana mana.

"Dia mau ngapain ya ajak gw jam 7 malem." monolog Aiza sambil memeluk guling kesayangan.

"Aisshh kenapa gw deg degan terus gw mau dimana kemana Huwaa... Kita liat aja nanti jam 7 dateng apa engga." gumam Aiza.

Aiza memilih untuk tidur dulu. Tak lupa memasang alarm. Jam telah menunjukkan pukul 6 sore.

Kringgg... Kringgg
Alarm berbunyi menunjukan pukul 6 sore. Aiza sangat nyenyak tidurnya sampai suara alarm berbunyi membuat Aiza terusik.

Aiza membuka matanya dengan perlahan lalu ia melihat jam dinding di kamarnya.

"Apa! Udah jam enam." pekik Aiza lalu bangkit dari tempat tidurnya dan langsung memasuki kamar mandi.

Sebenarnya Azril berjanji akan ngejemput Aiza jam 7 namun Aiza tak mau membuat Azril menunggu lama.

Aiza membuka pintu kamar mandi, ia sudah 20 menit di  kamar mandi.

Aiza membuka lemarinya dan memilih baju yang akan ia pakai nanti.

Aiza tertuju dengan long dress berwarna hitam yang menurutnya terlihat cantik dan kalem. Dan tak lupa tas kecil ia sampirkan di pundaknya. 

Jam menujukkan pukul setengah 7 masih ada waktu 30 menit untuk berdandan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jam menujukkan pukul setengah 7 masih ada waktu 30 menit untuk berdandan.

Tokk... Tokk...
Pintu kamar Aiza terbuka nampaklah Bunda dengan senyum manisnya.

"Masyallah cantik sekali anak Bunda." puji Bunda mmebuatAiza tersipu malu.

"Makasih bunda." ucap Aiza di balas dengan kekeh Bunda.

"Ayo turun, di bawah ada cowo." goda Bunda sambil menaikkan alisnya.

Pipi Aiza bersemu merah laku mereka berdua turun menuju lantai 1.

Aiza melihat Azril sangat tampan. Azril mengenakan pakaian yang cukup simple namun keren.

"Ah, Aiza sudah datang." ucap Ayah membuat Azril bangkit dari sofa.

"Kalo begitu saya pamit dulu ya om." pamit Azril sambil mencium tangan Ayah. Diikuti Aiza di belakangnya.

"Hati hati ingat jangan pulang terlalu larut." gumam Ayah dengan tegas.

Aiza Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang